Bab 5

50 4 0
                                    

Hallo!
Sebelum baca jangan lupa vote ya.
Semoga suka.
Happy reading!


"Gue gak ngerti, gue gak paham."

~Sarah Kayshila Lestari~

--------------------------------

Sarah berjalan dengan kepala menunduk saat melewati lorong gedung fakultas desain, ia bahkan sampai menutup wajahnya dengan tangan karena semua tatap mata tertuju ke arahnya. Sarah dapat melihat tatapan sinis, senang, kagum, terkejut dan lain sebagainya yang membuatnya semakin tidak nyaman.

Dalam hati Sarah mengumpat kesal dengan laki-laki yang dengan tidak tahu malu mengikutinya hingga ke gedung fakultasnya. Guinandra, siapa lagi? orang yang bisa mencuri begitu banyak atensi di sekitarnya selain dirinya. Sepak terjangnya sebagai Presma kampus yang tegas, berwibawa dan sangat bertanggung jawab membuat namanya begitu melejit hingga penjuru kampus.

Entah apa yang ia pikirkan saat ini? Sarah sungguh tidak mengerti. Sarah merasa ia bukanlah wanita cantik yang sangat populer hingga dapat memikat Guinandra. ia bukanlah Silvi, sekretaris BEM yang menjadi primadona kampus tapi, mengapa? seorang Guinandra dengan sangat repot-repot mengikutinya hingga seperti ini.

Sarah yang terus berjalan tanpa memperdulikan Guinandra yang masih mengikutinya di belakang tampak begitu senang saat kelas yang ia tuju sudah berada di depan mata. Dengan langkah cepat bahkan hampir berlari Sarah memasuki kelas lalu duduk di salah satu bangku dekat Sania dan Amel.

Sarah menghembuskan nafas lega saat sudah terbebas dari Guinandra. Sarah menatap Sania dan Amel dengan senyum mengembang tanpa menyadari raut kedua temannya itu sudah berubah menjadi kaku.

"Sorry ya gue tadi main tinggalin kalian gitu aja," ucap Sarah merasa bersalah. "Gue tadi gak nyaman banget pas ada kak Nandra jadi gue pergi gitu aja," lanjutnya lagi.

Melihat kedua temannya yang hanya diam dengan senyum canggung membuat Sarah mengerutkan alisnya.

"Kalian kenapa sih kok gitu banget mukanya?" Tanya Sarah heran.

"Hehehe, gak papa, Sar. Kita ngerti kok ya kan, Sa?" Tanya Amel pada Sania yang hanya di balas anggukan oleh Sania.

"Mereka gak keberatan kamu sama saya."

Sarah melotot kala mendengar suara yang sangat ia yakin siap pemiliknya. Sarah menatap ke depan di mana Guinandra tengah menatapnya dengan wajah yang tanpa ekspresi.

"Kamu kenapa lari tadi?" Tanya Guinandra.

"Kakak ngapain masih di sini?" Tanya Sarah dengan tatapan horor.

"Kan sudah saya bilang saya bakal antar kamu sampai kelas."

"Ya tapi kan sekarang saya sudah di kelas jadi kakak ngapain masih di sini?" Sarah sudah gugup melihat ruangan kelasnya yang tiba-tiba menjadi senyap.

"Jangan gitu, Sar. Lo gak sopan banget tahu sama senior," ucap Amel berbisik.

"Tapi gue gak nyaman, Mel." Sarah rasanya sudah ingin kabur dari sini.

"Kakak gak ada kelas?" Tanya Sania mencoba menolong Sarah yang sudah terlihat cemas.

"Kelas saya masih satu jam lagi," jawab Guinandra kalem.

"Kakak bilang tadi kakak sibuk di ruang BEM. Kenapa masih di sini?" Tanya Sarah mencoba mengusir Guinandra secara halus.

"Sudah ada Silvi sama Satya yang urus."

"Kakak gak bertanggung jawab banget sih. Jangan main limpahin tugas ke orang lain dong kak itukan tugas kakak," ucap Sarah sedikit tidak senang.

Rasa-rasanya apa yang di gosipkan oleh seluruh warga kampus tak semua benar pikir Sarah. Buktinya sekarang Guinandra saja tidak bertanggung jawab dengan melimpahkan tugas kepada temannya.

MY PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang