Bab 2

68 6 1
                                    

Halo!
Happy reading!
Semoga suka.


Mungkin bagi orang-orang itu hanya kata-kata penyemangat. Tapi, bagiku itu seperti dorongan yang terasa tulus hingga menghangatkan hati.

~~Guinandra Ardhana~~

-----------

Ingatkan Sarah untuk mereparasi kakinya setelah pulang kerumah nanti. Sungguh luas universitas Gunadarma memang tidak main-main kaki Sarah sudah sangat kebas berjalan mengelilingi gedung fakultas arsitektur, jika bukan karena ia masih seorang mahasiswa baru Sarah pastikan ia tak akan pernah mau melakukan hal ini.

"Kaki gue rasanya mau patah gak sanggup gue jalan lagi," keluh Dinar duduk di pelataran lorong gedung.

"Sama, Di. Kalau bukan ciptaan Tuhan mungkin kaki gue udah Patah beneran ini."

"Ini kita kok gak dapat gulungan merah sama sekali sih sebenarnya di taruh di mana sama itu kating," ujar Dinar setengah kesal.

"Gue lihat-lihat sekitar sini dulu lo tunggu aja di sini," ucap Sarah melirik beberapa celah yang mungkin terdapat gulungan merah yang sedang mereka cari.

Sarah melangkahkan kakinya menyusuri beberapa tempat yang memungkinkan sebagai tempat di letakannya gulungan merah yang mereka cari. Langkah Sarah terus berjalan hingga senyum cerah terbit di bibirnya kala melihat gulungan merah yang di letakan di selipan angin-angin jendela.

"Nah, dari tadi coba ketemunya kan gak pegel kaki," ucap Sarah setelah berhasil mengambil gulungan merah itu.

Sarah berjalan kembali ketempat di mana ia meninggalkan Dinar. Sekarang tugas mereka adalah mencari nama kating yang ada di dalam gulungan merah ini.

"Dinar gua dapat gulungannya," ucap Sarah dari jauh sambil melambai-lambaikan gulungan yang ada di tangannya.

Dinar yang melihatnya pun turut tersenyum puas. Akhirnya penderita mereka akan sedikit berkurang sungguh Dinar sangat ingin jam istirahat segera tiba kakinya sudah pegal luar biasa.

"Akhirnya, siapa nama kating yang mesti kita cari, Sar?" Tanya Dinar berdiri.

"Bentar belum gue buka."

Sarah membuka gulungan yang ada di tangannya. 'Guinandra Ardhana' Sarah dan Dinar sontak bertatap muka kala membaca nama siapa yang akan mereka cari. Mereka berdua sama-sama menelan saliva dengan berat seakan mendapat Mala petaka.

"Kok gue langsung merinding disco ya," ucap Sarah.

"Sama, Sar. Asli horor banget sih nama yang kita dapat. Emang sih kak Guinandra itu ganteng tapi auranya itu lo bikin merinding." Dinar bergidik ngeri membayangkan mereka akan mendatangi Guinandra.

"Terus gimana dong?" Tanya Sarah.

"Mau gimana lagi? Fix kita harus temui kak Guinandra, Sar."

"Tegang gue, Di." Jujur Sarah yang memang gugup untuk menemui Guinandra Presma universitas Gunadarma yang terkenal tegas itu.

"Lo pikir gue enggak, Sar. Ini aja jantung gue udah deg-degan parah padahal belum ketemu."

Membulatkan tekad dengan keyakinan penuh mereka memutuskan untuk menemui Guinandra sang preman universitas. Mencari Guinandra tidaklah sulit karena orang itu sangat terkenal di universitas siapapun pasti mengenalnya. Tempat yang sering di datangi Guinandra pun bukanlah hal yang susah untuk di ketahui mengingat informasi apapun tentangnya akan sangat mudah menyebar luas.

Di pertengahan jalan Sarah dan Dinar bertemu dengan perempuan berparas cantik yang tadi pergi bersama Guinandra setelah menjelaskan pembagian kelompok pada mahasiswa baru. Dengan penuh kesopanan Sarah pun memberanikan diri bertanya pada kating cantik itu.

MY PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang