Bab 6

48 5 0
                                    

Halo guys!
Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya.
Semoga suka.
Happy reading!

Sudah satu Minggu Sarah bagai mahasiswi yang hidup dengan ketidaktenangan. Selama satu Minggu ia menjadi sosok yang sangat aneh di mata teman-temannya. Ia selalu menghindar kala tak sengaja berpapasan atau melihat kehadiran Guinandra di sekitarnya.

Katakanlah Sarah aneh ia pun tak perduli. Sejak namanya yang tiba-tiba terkenal di kampus Sarah mulai menghindari banyak orang. Terkadang ia mendengar mahasiswi yang mengagumi Guinandra tengah menggosipkan dirinya. Geram, tentu saja Sarah geram. Mereka mengatakan seolah-olah Sarah adalah gadis yang sengaja mencari perhatian Guinandra dengan sok jual mahal hingga membuat Guinandra tertarik dengannya karena merasa tertantang. Sungguh ingin sekali Sarah berteriak di hadapan mereka semua bahwa yang mereka tuduhkan itu tidak benar sama sekali.

Sarah masih bisa bersyukur wajahnya tidak banyak di kenali. Mereka hanya tahu nama Sarah saja namun tidak dengan wajahnya hingga Sarah bisa sedikit bernafas lega.

Entah sial atau kebetulan Sarah harus terjebak bersama Guinandra di ruang BEM. Kali ini Sarah tidak bisa menghindar darinya, ia harus mengambil formulir untuk mengikuti lomba busana yang akan di adakan kampusnya. Ini adalah kesempatan Sarah untuk menunjukkan kemampuannya karena juri yang di hadirkan merupakan desainer dan fashion stylist ternama yang namanya sudah tidak asing lagi bagi dunia fashion.

"Jadi kamu sudah berani muncul di depan saya?" Tanya Guinandra sedikit mengejek Sarah.

Guinandra bukannya tidak tahu bahwa Sarah menghindarinya kala tak sengaja bertemu atau berpapasan. Awalnya ia heran namun, seiring berjalannya waktu ia mulai mengikuti permainan Sarah dan melihat sejauh mana gadis itu bisa terus menghindar darinya.

Lomba busana yang akan pihak kampus adakan seakan menjadi golden momen untuk dirinya mengambil kesempatan. Guinandra merasa bersyukur menjadi ketua BEM universitas hingga kegiatan apapun yang kampusnya adakan akan selalu melibatkan dirinya.

"Saya gak menghindar kok," jawab Sarah seakan tidak merasa.

"Oh, jadi kamu gak menghindar. Terus kenapa waktu saya panggil kamu langsung pergi?" Tanya Guinandra tak mau kalah.

"Kapan? saya gak denger kali kak," elak Sarah.

"Yakin gak denger? Kamu lihat saya loh waktu itu terus kabur gitu aja pas saya mau samperin kamu." Wajah Sarah sudah merah menahan malu.

Kenapa dari sekian banyak orang hanya dirinya yang selalu laki-laki itu cari. Kalau di hadapakan situasi seperti ini bagaimana ia bisa terus berbohong.

"Emm, itu saya buru-buru ada kelas kak saya udah telat," jawab Sarah mencoba untuk tidak gugup.

"Oh, jadi kamu telat masuk..." Guinandra mengangguk seakan mengerti. "Saya kira kamu menghindar soalnya pas saya mau samperin kamu masih jam tujuh kurang sepuluh menit dosen kamu kan masuk jam delapan setahu saya hari itu." Sarah meneguk ludahnya gugup.

Sarah rasa tidak ada gunanya lagi ia berbohong. Guinandra bagai cenayang yang mengetahui semua kegiatannya bahkan, jadwal kelasnya pun ia tahu semua.

"Hehehe, jangan gitu dong kak." Sarah tertawa canggung. "Em, itu kak formulir saya mana? saya kan dari tadi minta formulir sama kakak."

"Ini... kamu bisa isi semua kelengkapannya setelah itu bisa kamu serahkan ke saya lagi," terang Guinandra yang di angguki Sarah.

Pintu ruangan terbuka menampakkan Silvi dan Satya yang masuk bersamaan. Membuat Sarah maupun Guinandra melihat kearah mereka.

"Eh, ada orang lain ternyata. Mau ikut lomba ya?" Tanya Silvi ramah.

Sarah tersenyum menatap Silvi. "Iya kak, saya mau ikut lomba yang di adakan kampus," jawab Sarah sopan.

MY PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang