8. Jalan Pulang

126 21 5
                                    

 ~Usus sama pankreas aja berkomunikasi, Masa kita enggak~

Happy Reading :)

Dua gadih cantik tengah duduk dan menikmati makan siangnya di sebuah cafe. Kedua gadis itu sangat laham melahap makan siangnya, tak jarang sesekali mereka tertawa bersama karna obrolang mereka.

"Fiony, kamu kenal sama adik dokter Mira?" tanya salah satu gadis yang kini tengah melahap satu sendok makannya

"Maksut kamu Vion?" Ucapnya sambil melihat pada gadih yang berada didepannya, "Ya jelas aku kenal Chika, dia saudara aku" Pengakuannya mampu membuat gadis dihadapannya kini membuka mata lebar lebar

Chika menatap sahabatnya dengan tidak percaya, apa tadi dia bilang? pria itu saudaranya. Ah dunia memang sempit untuk dia.

"Haha, jangan bercanda deh kamu Fiony. Aku aja ngga pernah lihat kamu ngobrol atau jalan bareng sama dokter Mira, gimana aku bisa percaya kalau kalian itu saudara" Ucapnya tidak percaya dengan sahabatnya itu

Fiony mengambil hp miliknya yang berada di saku kemejanya, lalu memberikan kepada Chika, "Dia kakak sepupu aku. Papanya kakaknya nyokap aku, dia juga cucu cowok satu-satunya di keluarga Hill" Fiony menyisihkan piring miliknya, "Lagian ngga pernah  ngobrol atau jalan bareng, bukan berarti ngga punya hubungan apa apa kan" Tungkashnya

Chika menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja ia ketahui tentang pria aneh itu. Chika menatap Fiony dan hadphone yang ia gengam secara bersamaan. Ia memandangi sebuah foto keluarga dan juga foto seorang pria yang tersenyum dengan merangkul pinggang Fiony.

"Jadi udah seberapa dekat kamu sama dia?" Pertannyaan itu membuyarkan lamunan Chika

"Apaan sih, aku aja baru kenal sama dia"

"Dia bisa jaga kamu Chika"

****

Disebuah ruangan dengan berkas yang berserakan dimeja, seorang pria terlihat tengah fokus menatap layar laptop miliknya. Vion sudah menghabiskan separuh harinya di tempat ia bekerja. Pria tampan satu ini tidak ada hentinya memeriksa dokumen dokumen yang berada di meja kerjanya saat ini.

Menjadi seorang CEO memang tidak mudah, apa lagi dia masih terbilang sangat muda untuk mendapat gelar 'CEO'. banyak lika liku yang harus ia dan para pegawainya hadapi, banyak rintangang yang hadang laju perjalanannya. Berulang kali ia harus jatuh bangun untuk membangun bisnis yang ia pimpin. Berangkat pagi, pulang larut malam, makan tidak teratur, bahkan tidurpun tidak teratur, itu semua ia lakukan agar perusahaan yang ia pimpin berkembang seperti apa yang ia harapkan.

Vion bukanlah pria yang gila kerja, namun karna hubungannya dengan Onil yang sudah tidak ada kata baik, membuatnya bannya menghabiskan waktu di kantor, agar dia segera lupa dengan apa yang terjadi antara dia dan juga Onil.

Seorang pria bertubuh Tegap tinggi duduk dikursi yang berada di hadapan Vion, ia menatap Vion dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Vion, lo kenapa? akhir akhir ini lo sering habisin waktu dengan kerjaan?"

Vion menatap pria dihadapannya sebentar lalu kembali fokus pada laptop miliknya

"Gue kagak kenapa kenapa. Lagian bukannya emang bannyak berkas yang harus gue teliti lagi" Jawab Vion sambil tetap menatap layar laptop miliknya

"Iya sih, banyak berkas yang harus lo priksa, tapi ngga sampek berhari hari juga lo habisin waktu lo di ruang kerja lo ini."

"Terus gue harus gimana Febriollan Sinambela?" Kini Vion menutup leptop miliknya dan menatap sepenuhnya Pria dihadapannya

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang