"Luar biasa! Darahnya sangat banyak hari ini, kerja bagus adrenos Hahaha" Samar samar terdengar tawa Kama sesaat setelah ember yang berada di bawah ku di serahkan kehadapannya. Teru mengekor di belakang penjaga yang menenteng ember tersebut. Sesaat setelah sampai, penjaga tersebut menuangkan darah dalam ember ke mangkok emas yang berada di hadapan Kama.
"Syur"
Suara percikan darah tersebut menggema di ruangan itu. Aku yang sibuk mengatur nafas seakan tak dapat menangkap suara apapun yang ada di ruangan itu. Telingaku berdengung, aku hanya dapat mendengar deru nafasku yang mulai tak beraturan. Sepersekian detik, dengungan itu berganti menjadi suara seseorang.
"Martha kau bilang kau belum genap tujuh belas tahun kan?" Sebuah suara menggema di kepalaku. Dengan sedikit terkejut aku menjawab pertanyaan itu, "ya?! Ta-tapi siapa kau?"
"Sepertinya aku benar-benar akan mati," Benakku.
"Ini aku Teru!" Balas Teru dengan sedikit teriak.
"Kenapa kau ada di kepalaku?!" Benakku lagi yang tentunya dapat di dengar oleh Teru.
"Semua ini berkat teknologi, aku menaruh sesuatu di kepalamu tadi," Jelas Teru.
"Ini aneh mengapa Kama tetap meminum darahmu padahal kekuatanmu belum aktif," Ujar Teru heran.
"Mi-minum?! Kama? Dia vampir?" Tanyaku bertubi-tubi pada Teru.
"Kekuatan para pengendali berada di setiap aspek tubuhnya, di kulit, rambut, darah, bahkan DNA, karena itu mereka yang tergila-gila dengan kekuatan ini mencoba segala cara untuk mengambil kekuatan itu. Itulah mengapa Kama meminum darahmu karena darah merupakan media yang paling mudah dicerna manusia untuk mengambil kekuatan itu. Singkatnya kekuatan pengendali sangat mudah dicuri," Jelas Teru panjang lebar.
"Bagus! Bagus! Sekarang panggil anak itu adrenos," Percakapan telepati kami terputus saat gema suara Kama memenuhi ruangan. Dengan sigap penjaga berbaju zirah itu melangkah keluar ruangan entah mau kemana. Mangkok emas yang berada di hadapan Kama sudah sepenuhnya terisi. Dengan sekuat tenaga aku berusaha menyapu seisi ruangan berharap ada celah untuk kabur. Kesibukanku kembali terhenti saat gema suara Teru dalam kepalaku kembali terdengar.
"Coba bayangkan kalau mereka harus mengunyah kulit, atau memakan daging sang pengendali, walaupun meminum darah juga menjijikkan tapi darah itu juga termasuk cairan yang dapat dicerna oleh lambung dalam nol detik, jadi saat seseorang meminum darah pengendali kekuatan itu akan langsung mengalir dalam tubuhnya sesaat setelah darah itu dicerna, beda dengan daging atau kulit yang akan tercerna dalam dua sampai tiga jam, reaksinya sangat lambat kekuatan itu bahkan bisa sepenuhnya terserap dalam kurun waktu dua belas jam," Jelas Teru lagi.
"Ini aneh karena kekuatan itu hanya dapat berpindah saat sudah aktif, ketika kekuatanmu aktif, maka kekuatan itu baru akan mengalir ke seluruh tubuhmu."
"Jadi, darah yang Kama minum itu tidak berguna?" Tanyaku pada Teru.
"Ya," Balas Teru singkat.
"Tapi bisa saja ia memiliki motif lain, belum tentu ia akan meminum darah itu," Ucap Teru.
"Lukamu belum sepenuhnya sembuh, ususmu tadi robek jadi jangan terlalu banyak bergerak," Perintah Teru.
"Hei kau bercanda? Aku bahkan tidak bisa bergerak!" Gertakku, geram pada Teru yang tak menolongku.
"Wah kau mulai menunjukkan sifat aslimu ya," Ucap Teru sambil sedikit terkekeh.
"Aku akan terus mengajakmu berbicara jangan sampai pingsan!" Titah Teru dengan nada tegas.
"Kenapa? Tubuhku sakit semua tau! Aku ingin semua ini cepat berakhir!" Keluhku pada Teru yang selalu saja memerintah ku.
"Bantu aku mengawasi Kama, kita tidak tahu darahmu mau dia apakan, sudah lebih dari satu menit sejak darah itu sudah tertuang ke mangkok emas, tapi tetap saja ia tidak bergeming,"

KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIOR
Avventura[ on going✔] [Hiatus] [Revisi] [Rate: 15+ ] Namaku Martha, berusia 16 tahun. Aku siswa kelas 11 biasa seperti kalian yang berangkat sekolah pagi dan pulang sore hari. Aku memiliki teman teman yang baik juga ibu yang sangat menyayangiku. Kehidupanku...