CHAPTER 5

27 10 0
                                    

Flashback

Kringg... Kring.. Kring...

Bel berbunyi disertai sorak sorai dari siswa. Aku yang masih sibuk berkutat dengan novel ku dibuat kaget olehnya. Dengan sigap aku merapikan buku ku dan mulai beranjak dari duduk ku.

"Seli ayo," Ajak Ku kepada Seli yang masih mencatat.

"Tunggu dulu ta sedikit lagi selesai," Pinta Seli tanpa menengok kearah ku.

"Iya iya," Ucapku malas.

Ditengah percakapan kami, Leo menghampiri kami dan berkata, "ta, bentar sore aku mampir kerumahmu ya,"

"Eh? Kamu nggak latihan?" Tanyaku. Rutinitas Leo dan kami berbeda jauh. Setelah setahun bersekolah, banyak klub olahraga yang berebutan merekrut Leo terutama klub basket. Leo sangat mahir di bidang olahraga. Tapi kemahirannya berbanding terbalik di bidang akademis. Karena tak ingin merusak fantasi penggemarnya, Leo memintaku untuk mengajarinya. Sebelum ia memasuki klub basket, kami hampir setiap hari belajar bersama di rumahku. Tapi akhir-akhir ini kami jadi jarang bersama karena kesibukan Leo.

"Ada, cuma aku mau bolos sehari hehe," Balas Leo sambil tersenyum kikuk.

"Ya sudah, kamu mau belajar materi apa?" Tanyaku memastikan.

"Aku cukup bingung di pelajaran fisika, kalau boleh aku mau belajar bab termodinamika," Ujar Leo.

"Baiklah," Ucapku seraya mengangguk.

"Sepulang sekolah sibuk nggak?" Tanyaku kepada Leo dan Seli.

"Sesibuk apapun, aku selalu punya waktu untukmu ta," Balas Seli sambil membentuk ikon hati pada tangannya.

Aku yang melihat itu sontak jijik padanya lalu berkata, " Duh mataku!," Ucapku sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.

Leo yang melihat itu tertawa geli lalu berkata," Memangnya kenapa ta?"

"Untuk merayakan ulang tahun geng kita,"

"Hah? Ulang tahun? Aku bahkan tidak ingat," Ucap Leo sambil mengacak-acak rambutku.

"Aduh Leo lihat rambutku jadi berantakan," Keluhku sambil merapikan rambutku.

Leo malah tersenyum dan kembali mengacak-acak rambutku sambil tertawa. "Memangnya kenapa kalau berantakan? Sini aku rapikan," Kata Leo dengan santai sembari terus mengacak-acak rambutku.

"LEO," Pekikku pada Leo.

"Iya iya," Kata Leo sambil menarik tangannya dari pucuk kepalaku.

"Bagusnya kita kemana ya? Bioskop? Atau taman mini?" Tanyaku pada Leo.

"Bios-" Ucapan Seli terpotong oleh Leo yang tiba tiba berkata "Taman mini!"

"Baiklah,"

"Ayo," Kataku sambil menggandeng tangan Seli dan Leo.

Kami pun berjalan menyusuri koridor sekolah. Sembari sesekali tertawa karena candaan Leo.

"Hei sampai kapan kau akan memegang tanganku begini?" Tanya Leo yang terlihat risih.

"Sebentar saja Leo aku sedang menikmati tatapan tajam penggemarmu," Jelas ku sedikit tertawa.

"Wah wah lihat, pacarnya Leo bisa marah nih," Bisik Seli sambil melirik seorang gadis pirang yang sedang duduk di taman. Sontak Leo langsung menepis tangan ku dan berlari kearah wanita itu.

"Kalian tunggu aku di gerbang ya aku ke Dinda dulu," Ujarnya sambil berlari menuju Dinda.

Aku dan Seli beranjak keluar gerbang dan menunggu Leo di trotoar. Keadaan jalanan sibuk seperti biasa. Cipratan air sesekali mengenai kami saat sebuah kendaraan melaju diatas genangan air dijalan. Udara lembab dan sejuk ini membuatku berpikir dua kali untuk melanjutkan rencana ke taman mini.

SAVIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang