becanda ges wkwk. nih lanjutannya.
—————
Sosok pemuda di atas kasur bergerak gelisah dengan mata yang masih terpejam.
"Kak Biru?"
Mendengar suara itu, Yedam—sosok yang dipanggil tersebut langsung bangun dari kasurnya.
Di depannya ada Doyoung. Pemuda itu masih sama. Berdiri di ambang pintu menatapnya kebingungan.
"LOH KOK NANGIS?!"
"Kok masih hidup?" tanya lelaki manis itu di dekapan Doyoung.
Mata Doyoung melotot, "KAK BIRU SUMPAHIN AL MATI?"
Yedam kembali menenggelamkan wajahnya di dada Doyoung, "Ngga gitu! Gak boleh mati," ujarnya lirih.
"Kak Biru mimpi buruk?" tanya Doyoung mengusap rambut kesayangan.
Doyoung tahu belakangan ini Yedam selalu mimpi buruk.
"Paling buruk."
"Apa tuh?"
"Mimpi kalau semua ini cuma mimpi."
Otak Doyoung nge-lag, "Kak ... Kak Biru bukan lagi ngomong sama Albert Einsten ya tolong, jadi otak aku yang udah dibagi tiga sama kacang ijo aja belum segede itu buat memahami omongan orang pinter."
Yedam memukul punggung Doyoung. Sempet-sempetnya bercanda.
Doyoung terkekeh kemudian mengusap rambut pemuda itu lagi, "Kak, seburuk apapun mimpi Kak Biru, it's just a dream. Because I'm here, never leave you alone."
Mata Yedam kembali berkaca-kaca siap menumpahkan tangisannya lagi.
"Jangan nangis lagi hey. Gak malu sama anak kecil?"
Yedam melepas pelukannya dan menoleh ke sosok lelaki kecil manis yang berada di ambang pintu.
"Anak siapa tuh?"
Doyoung nyaris menjatuhkan rahangnya usai pertanyaan itu terlontar dari bibir Yedam.
"Kak Biru karena mimpi buruk jadi amnesia ya kalau udah punya anak?"
"HAH?"
"Pa-pa!"
Yedam kok lupa punya anak.
"Papa mam!"
GEMES BANGET.
Yedam menggendong anaknya dan membawa lelaki kecil itu ke dalam pelukannya. Ia ingat kok! Enggak nyangka aja 5 tahun yang lalu mereka nikah.
"Niel udah mam?"
Bocah berusia 4 tahun itu lantas mengangguk semangat, "Sama daddy tadi."
Doyoung yang melihat dua orang favorite-nya bersama, tersenyum senang. Dalam hati merasa bersyukur memiliki keduanya dalam hidupnya.
Kalau kata tiktok, "You are my best view."
"Niel bukannya harus pergi ke sekolah?" sela Doyoung ketika sang anak hendak tertidur kembali di pelukan Yedam.
Niel yang ingin memejamkan matanya sontak bangun kembali, "Lupa! Paman Jae udah dibawa!" Anak itu segera memeluk kedua orang tuanya dan menciumi pipinya bergantian.
Ketika bocah manis itu pergi menaiki mobil, kedua insan yang selalu dimabuk asmara itu terdiam.
"Al."
Doyoung menoleh dan tersenyum manis melihat sosok yang menemaninya selama nyaris sepuluh tahun itu.
Yedam menubrukkan tubuhnya ke dalam dekapan snag pujaan hati.
"Kangen," bisiknya pelan.
Doyoung terkekeh, "Al juga kangen."
Pemuda manis beranak satu itu mendongak. Terpana sesaat dengan kekehan sang suami yang seolah mengalihkan dunia.
"Kak Biru."
"Ya?"
Doyoung tersenyum. Matanya menatap bibir Yedam. "Boleh?"
—selesai.
ya maap.keinginan plot twistku dan happy ending kalian bukannya sama-sama terwujud? betapa indahnya kolaborasi ini kawand🤩😍
first of all, i wanna say thank you very muchh buat yang udah baca, vote, komen dan sebagainya baik di season 1 'rich ex' ataupun di season 2 'flawless' ini.
MAKASI BANYAKKK.
-jumat, 23 juli 2021
(ga lagi-lagi deh gue buat plot twist gini, ga tenang tidurnya).
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawless
FanfictionFlawless; everything never can be without you. ❝They're not perfect, but flawless.❞ ft. dodam || on-going. [season 2 of 'rich ex'] ↳ fluffy-romance, shortstory, bxb.