-+✎*ೃ. Another untold chapter pt.2

1.9K 269 64
                                    

buat yang tanya kemarin, aku pribadi gak punya motivasi apapun sih buat cerita ini wkwk, tapi secara personal aku gampang salfok sama hal-hal kecil entah pas baca cerita atau nonton film. jadi kemungkinan aku banyak terinspirasi dari cerita terus buat jadi hasil karya aku sendiri yang pasti murni dari otak dan hati.

ya sekaligus dari dodam-nya sendiri sih, di mata aku peran mereka cocok banget jadi kayak gini. yedam yang keliatan galak padahal gemes dan doyoung yang secara visual like a baby tapi aura dominannya kuat.

and yea this will be the last (extra) chap so hope you'll enjoy it!

—————

i. Bukan ngelabrak, cuma kasih tau aja dia lagi berhadapan sama siapa saat ini (flawless chap 4).

Yedam berkacak pinggang di kantin gedung fakultas manajemen bisnis kampusnya dulu.

Tadi Doyoung izin pergi ke kantor guna mengurus tugas yang dikasih oleh sang ayah dan kesempatan ini Yedam gunakan untuk ke kampus lamanya.

Maniknya menelusuri satu-persatu mahasiswa yang berlalu-lalang.

Bibirnya tersenyum miring kala menemukan sosok gadis yang ia cari sedari tadi. Tanpa berpikir panjang, kaki jenjangnya lantas melangkah menuju meja yang berada di tengah kantin.

"Hai! Aletha ya?" Yedam menyapa gadis itu dengan tersenyum lebar. Sangat menawan.

Aletha,gadis itu terpaku sesaat, kemudian dengan kaku ia mengangguk, "Iya ...?"

Yedam masih tetap mempertahankan raut lembutnya. "Ingat gue gak? Waktu itu kita pernah ketemu loh di cafetaria!" serunya riang.

Aletha sontak membulatkan matanya, "Oh! Lo temannya Doyoung kan?"

Yang ditanya memaksakan senyumannya dan mengangguk sok antusias, "Iya."

Sedekat apa sih anjing sampai langsung sebut nama gitu? Batin Yedam mendengus kesal dengan amarah yang memuncak.

"Oh ya, gue kesini disuruh Doyoung buat bilang ke lo kalau dia nungguin lo di taman samping fakultas kedokteran. Dia buru-buru soalnya makanya gak sempat kabarin lo," ujar Yedam. Aneh rasanya menyebut sang kekasih dengan Doyoung. Ia tidak terbiasa.

"Sekarang?"

Yedam mengangguk, "Iya sekarang."

Dalam hati ia tersenyum puas melihat gadis itu langsung bangkit.

Aletha segera berjalan keluar kantin diikuti Yedam dibelakangnya.

"Gue lihat-lihat, kayaknya lo suka ya sama Doyoung?" tanya Yedam, berniat memancing.

Mendengar itu, Aletha tersenyum malu-malu.

Wajah Yedam berubah, mengikuti bagaimana biasa raut Jihoon jika berniat menjulidin dia.

Najis, lo pikir lo kucing pakai sok-sok shy gitu?!

"Sebenarnya gue gak pernah bilang ke siapa-siapa sih. Tapi iya, Gue suka Doyoung."

Tak!

Gadis itu tersandung jatuh. Yedam tertawa kecil dalam hati.

"Eh lo gak papa? Astaga siapa yang taruh tangga di sini sih?" Yedam segera menghampiri Aletha yang meringis sakit.

Ada tangga. Tangga besi.

Jatuh. Tepat menimpa kaki Aletha.

"S-sakit."

Gue tau! Kalau gak sakit gue amputasi langsung gak pakai obat bius.

"Ya Tuhan, tahan bentar ya duh. Gue panggil ambulance ya? Atau suruh siapa gitu anter lo, tapi sepi banget lagi di sini. Gue panggil ambulance aja deh!" Yedam segera meraih ponselnya dan menelfon ambulance.

FlawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang