01. NUMBER ONE

26.1K 2.3K 321
                                    

Bugh!

Bugh!

Bugh!

“Pengganggu.”

Suara tenang dan rendah itu lolos dari mulut seorang pemuda yang terdapat dasi yang melilit di dahi nya. Di atas tanah kering yang terdapat daun daun berserakan itu terdapat dua geng motor besar yang saling beradu kekuatan fisik, cuaca sangat panas namun itu tak membuat semangat kedua belah kubu itu menyurut untuk melakukan aksi tawuran mereka.

Tawuran yang diadakan di lapangan sepi yang sangat jarang di kunjungi masyarakat menjadi opsi pilihan yang aman bagi keduanya, tanah yang tadinya hanya terdapat daun daunan kini terlihat banyak bercak kemerahan kala darah merah nan kental bercucuran. Suara patahan tangan terdengar seperti irama melodi yang mengalun indah, jangan lupa teriakan kesakitan yang terdengar sangat memilukan.

“SCORPION!”

Seruan dan teriakan lantang dari sang ketua geng motor di SMA Merah Putih menjadi penutup aksi tawuran yang menegangkan kali ini. Dengan salah satu tangan terangkat, menggenggam sepotong kain putih yang bertuliskan ‘SCORPION’ lalu menjatuhkan kain itu ke tanah yang membuat kain putih itu berubah menjadi warna darah, pertanda jika peperangan kali ini, pertumpahan darah kali ini, di menangkan lagi oleh mereka.

Seperti biasa, musuh kalah di kandang mereka. Penyerangan dadakan, dan kemenangan mutlak selalu berada di pihak Scorpion.

Devano Aresta Argantara, pemuda itu berdiri tegap dengan nafas yang berusaha ia normalkan, aura menyeramkan sangat amat pekat dan kental keluar dari tubuhnya, 2 kancing bagian atas terbuka dan rambut yang acak acakan namun sama sekali tak membuat kadar ketampanan dalam dirinya berkurang. Mata yang tajam bak elang itu menyorot semua anggota lawan dengan sangat amat tajam, tatapan yang selalu membuat lawan tunduk dan ciut jika berhadapan dengannya.

“SCORPION” Seru Devan dengan lantang dan keras. Rahangnya mengetat hingga uratnya muncul ke permukaan, peluhnya menetes, tangannya terkepal mengudara dan berteriak dengan lantang nan bangga.

“NUUMBER ONE SOLIDARITY!”  Sahut para anggotanya dengan bangga.
Masing masing dari mereka mengelap peluhnya yang tampak mengucur deras, usaha mereka tak sia sia, mereka kembali membawa kemenangan bagi Scorpion.

“Bantuin gue berdiri!” salah satu anggota geng musuh meminta tolong pada Riko, anggota inti Scorpion.

Riko menoleh lalu mengulurkan tangannya, dengan senang hati anggota sang lawan menyambut tangan Riko, namun, belum juga ia berdiri, Riko langsung melepas cekalan tangannya. “Stoberi, mangga, apel, sori gak lepel!” ucapnya angkuh lalu menyusul Devan.

Geng musuh berlari dari lapangan dengan tertatih tatih akibat luka yang di hasilkan tawuran yang baru saja mereka selesaikan. Mereka membawa senjata, namun hal itu dengan mudah Scorpion jatuhkan.
“Balik ke warung BuNing, obatin luka kalian, yang parah langsung di bawa ke rumah sakit,” titah Devan.

Devan adalah ketua bertanggung jawab, ia akan melakukan yang terbaik untuk anggotanya, dan itu membuat para anggota bersuyur mendapat ketua seperti Devan.
“Scorpion selalu menang!” seru salah satu dari mereka.

“Karena Scorpion, NUMBER ONE!!!!!”

Tawa mereka menggema dilapangan itu, Tak bisa di elak lagi, Scorpion memang tak terkalahkan bahkan dari masa pendiri nya di masa lampau.

"Riko, Orlan, hubungin anak anak markas buat ke warung BuNing bawa obat obatan, sekalian sama sama beli nasi bungkus." Devan mengeluarkan black card nya dan memberikannya ke Riko, dengan senang hati pria kelahiran Lampung itu menggaet kartu mahal milik bos nya.

Orlan berjalan mendekati Riko. "Rikoo.. kaki Orlan sakit banget, tadi di tendang sama anak eek itu, gimana dong? Pasti nanti di marahin bunda." Rengek Orlan, wajahnya terdapat bercak merah yang di yakini darah dari lawan Orlan tadi.

Riko menoleh dan berdecak saat tau mata Orlan berkaca kaca. "Lakik dong lo, gitu aja dah mewek. Nanti gue pijetin, bayarnya lo minta buatin bunda untuk buat kue brownies." Kata Riko memberi negoisasi yang menguntungkan dirinya sendiri.

Orlan mengangguk. "Boleh."

"Sekarang lo temenin gue jalanin perintah nya si Devan, pake motor gue, motor lo biar di bawa sama anak anak." Kata Riko dan merebut kunci motor Orlan, setelahnya melemparkan kunci itu ke arah Tama, anggota Scorpion dari sekolah lain. "Tam, bawa motor nih bocil ke warung BuNing, gue cabut bentar."

Tama mengangguk dan mengacungkan jempolnya tinggi tinggi. "Oke!"

"Woi! Mau kemana lo?!" Suara Lio, salah satu into Scorpion yang sudah siap di atas motor Harley Davidson dengan tipe sport Sportster atau XL itu berteriak. Lelaki satunya lagi yang berwajah sama hanya mengusap pelan telinganya, teriakkan itu sangat mematikan. "Berisik." Ujarnya.

Lio menoleh sesaat dan mengedikkan bahunya.

"Markas, bentar nyuruh anak anak dateng ke warung Bu Ning, sekalian mau beli nasi Padang buat makan siang." Jawab Riko seadanya dan menarik kerah belakang baju Orlan hingga pemuda berwajah kyutt itu berjalan mengikuti.

"Kan bisa lo telfon."

"Sekalian ambil daleman gue yang ketinggalan, sih."

***

Hai! Semoga sukakkkk sama Lea versi baru nya. Seperti biasa, 300 komen untuk next nya!

Udah Follow Instagram May belum? Nih👇

@Ma_y_faa
@caysess_

Anw, sekali lagi, udah follow akun Wattpad May? Nih 👇

Mayfaaa_

Budayakan follow sebelum membaca, private chapter akan bisa di buka setelah Follow.

Pliss, kangen banget sama mereka semua:(

Kalo kalian gimana? Kangen gak?

Btw, kalian cepet banget menuhin 300 komen, wkwk, jadi senang hati ini.

Semoga kalian like sama cerita ini ya! Bye bye 🤍

Azalea [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang