Chapter 1 * who i am?

538 27 1
                                    

     "aku pulang" teriakku,

sambil berlari ke dalam rumah. Saat melewati dapur, rupanya ada Mamah yang sedang memotong-motong sesuatu, sepertinya sedang membuat makan siang untukku. Di rumah hanya ada Aku, Mamah dan Ayahku selain itu tidak ada karena aku anak semata wayang.

"wah.. Mamah sedang masak apa? Mau aku bantu!", kataku dengan semangat.

Tapi Mamah tidak menoleh sedikitpun ke arahku, justru dia tetap memotong-motong sesuatu yang terhalangi badannya.

    

     Aku memerhatikannya aneh dan bingung, apa Mamah marah karena aku mencurigainya yang tidak-tidak. Akhirnya aku putuskan mendekatinya, namun langkahku terhenti ketika ada suara wanita dari belakangku yang menyambutku dengan indahnya, yaitu..

"eh ruapanya anak Mamah ini sudah pulang, kamu sedang apa di daput. Oh Mamah tau kamu hauskan, gimana kalau Mamah buatkan jus mangga kesukaanmu?", katanya sambil menghampiriku yang diam terpaku manatapnya.

     Aku melihat Mamahku dengan aneh dan bingung.

"kenapa sayang? Kok kamu diam aja?", kata Mamah sambil ingin memegang pundakku yang mulai gemetar.

Namun aku menjauh tiga langkah darinya, sambil menahan air mataku yang sudah tak kuat ingin keluar, karena sudah muak dengan keanehan ini. Akupun langsung berbalik dan melihat apakah wanita yang sebelumnya ku panggil Mamah masih ada. Dan jawabannya adalah tidak ada.

  

     Mamah melihatku dengan tatapan kasihan, dan menghampiriku sambil memegangi pundakku.

"jangan sentuh aku...!", bentakku sambil menangis.

"kamu ini kenapa tiba-tiba marah begini", tanyanya.

Tatapan Mamah sangat berbeda, wajahnya menggambarkan kesedihan yang mendalam seakan-akan ada hal yang buruk menimpaku.

"jangan sentuh aku sebelum Mamah jawab pertanyaanku!", tanyaku seraya membentaknya.

"hah? Tanya apa", sambil tersenyum, namun wajah kesedihan itu masih tergambar di wajahnya.

"apa yang terjadi denganku? Kenapa sejak kecil aku selalu melihat sesuatu yang aneh, seperti hantu terkadang datang dan tiba-tiba hilang? Itu semua apa Mah?", tanyaku.

"kamu itu ngomong apa sih sayang, Mamah aja engga pernah liat apa-apa tuh", jawabnya dengan wajah yang benar-benar menipu.

"iya mungkin! Tapi Mamah tau sesuatu kan tentang aku!", bentakku!

"masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu, Mamah akan siapkan jus mangganya!", katanya dengan acuh sambil meninggalkanku.

"mah jawab kenapa diam aja?",tanya masih dengan nada tinggi.

"sudah jangan manja seperti itu, kamu kan sudah besar!", bentaknya dengan suara yang cukup keras.

   Akupun tersentak kaget, saat Mamah membentakku begitu kerasnya. Sebelumnya Mamah belum pernah membentakku selerti tadi. Aku pun berlari ke arah kamarku, masih dalam keadaan menangis. Ku kunci pintu kamar agar agar tidak ada seorangapun yang masuk dan mengganggu ku disini.

     "hiks hiks", masih tak percaya dengan semua hal yang menimpaku belakangan ini. Karena sangat kesal kunci pintu kamarku kulemparkan entah kemana. Tangisku semakin menjadi saat berada di kamar, namun tangsiku tak lama terhenti saat aku merasa ada yang memerhatikanku, tapi aku tak melihat ada orang di kamarku.

     Saat aku perhatikan lebih jelas ke arah jendela aku menyadari bahwa ada seorang lelaki yang sedang melihat ke luar jendela dengan wajahnya yang dingin. Namun kenapa tiba-tiba aku sedikit terpesona melihat wajahnya yang cukup terbilang tampan. Bayangan laki-laki itupun akhirnya melihat ke arahku, dan melemparkan senyuman indah dibibirnya, namun aku baru menyadari kalau itu bukan manusia.

    

     Aku pun berteriak histeris, sambil mencoba membuka pintu kamarku yang tidak terbuka juga.

"kenapa tidak mau terbuka juga sih", kataku panik. Aku baru ingat kalau kunci itu tadi kulempar entah kemana.

"ahh bagaimana ini kuncinya hilang... Tolong aku!,teriakku kencang agar ada seseorang yang mendengar.

Namun karena tubuhku sudah lemas tak berdaya akhirnya tanpa ku sadari akupun jatuh pingsan.

The Love I Lost SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang