Chapter 21

73 5 2
                                    

"apa Chici sudah mati?", kata Sakura tersentak kaget. Tidak hanya Sakura yang tersentak kaget melainkan Pony, Kunti, Bocil, dan Opiteun juga sama bahkan Pony menunduk lemas.

"tapi aku yakin dia belum mati, aku bahkan tidak menemukan mayatnya", kata Hiroku optimis.

"bagaimana kalau mayatnya sudah dikunyah habis oleh hantu itu?", kata Sakura sambil menutup wajahnya takut.

"ah apa kau bercanda, kami tidak makan manusia dasar bodoh", kata Opiteun.

"bukan karena aku belum menemukan mayatnya melainkan aku merasa hawa kehidupan masih menyelimuti rumah itu siapa lagi yang masih hidup kalau bukan Chici", jawab Hiroku menjelaskan.

"nanti malam aku akan kembali lagi kesana", kata Hiroku.

"tapi lukamu...", bantah Sakura.

"itu tidak penting", acuh Hiroku.

waktu menandakan jam dua pagi, Hiroku yang dalam keadaan kucing sengaja ingin berada di luar rumah karena agar dapat keluar rumah lebih cepat. Ya walaupun awalnya Chika tidak mengijinkanku berada di luar, semenjak kehilangan Chici di rumah ini Chika menjagaku dengan sungguh-sungguh mungkin akulah satu-satunya kenangan Chici di rumah ini. Hiroku berjalan ke rumah tua itu dengan sangat berhati-hati daerah kuburan sebelah kiri ini memang hawanya sangat tidak bersahabat. Hiroku masuk ke dalam rumah tua itu tanpa ada rasa takut, karena dia yakin Chici tidak mungkin menyakitinya. Hiroku masuk dengan wujud kucing, dilihatnya sekelilingnya namun disini sangat sepi, Hiroku ingin langsung masuk ke dalam kamar tuan rumah itu tapi dia punya rencana lebih baik dari itu. Hiroku memilih mengumpat di bawah kursi ruang tamu , karena jika dia langsung masuk ke kamar itu tiba-tiba disana ada hantu orang tua itu lagi bagaimana. Apa Chici terpengaruh oleh kekuatan hantu tua itu? kenapa Chici bersikap lebih menyeramkan. tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan benar sekali Chici yang keluar tubuhnya tidak begitu menyeramkan seperti kemarin, namun dia terlihat lesuh, sedih, lemas, seolah-olah tak ada kebahagiaan di dalam dirinya sekarang.

"KELUAR! JANGAN BERSEMBUNYI! hadapi aku...", kata Chici dengan nada semakin memelan. Hiroku keluar sambil berubah wujud jadi manusia lagi.

"Chici, ini aku Hiroku... apa kau lupa? aku datang kesini untuk menjemputmu", kata Hiroku.

Tubuhnya Chici berubah menjadi menyeramkan lagi, Hiroku baru menyadari kalau rupanya bajunya Chici juga berubah warna jadi hitam lekat, dengan sedikit asap hitam yang keluar dari bajunya. Giginya menggeretak marah, belatinya di angkat lebih tinggi. Chici terjun dari lantai dua ke dasar dengan cepat menyerang Hiroku. Namun Hiroku berhasil membelokkan Belatinya tapi bukan berarti terhindar dari dorongannya yang kuat. Tubuhnya terlempar lagi ke kursi. Bagian tubuhnya Hiroku yang terkena bagian kayu kursi benar-benar terasa sangat sakit.

"apa kau tidak tau terima kasih hah? bukankah waktu itu aku memberimu kesempatan untuk pergi", bentak Chici. "atau... apa kau ingin mati hah?", tanya Chici. Hiroku mencoba bangkit walau itu sulit.

"bunuh saja jika itu memang keingin mu, jika kematianku bisa membayar atas kematianmu aku rela", jawab Hiroku sambil sedikit tersenyum. Chici tersentak kaget, kenapa dengan orang gila aneh ini? kenapa rasanya aku pernah melihatnya? siapa dia?

"ahh...", teriak Chici kesakitan. kepalaku terasa sangat sakit, apa yang terjadi.

"chici kau baik-baik saja?", tanya Hiroku mendekat.

"jangan mendekat, PERGI dan jangan ganggu aku", perintah Chici. Hiroku malah tetap mendekat, akhirnya aku memutuskan untuk mengeluarkan mantra untuk memaksa Hiroku pergi dari hadapanku. semua diselimuti asap putih, tiba-tiba, Hiroku sudah berada di belakang rumah lagi. Bahkan saat Hiroku melihat kondisi rumah tua itu, lampunya sudah mati lagi. "apa Chici lupa ingatan?", gumam Hiroku.

"apa yang terjadi padaku?", gumamku. "siapa lelaki tadi, kenapa dia memanggilku Chici? apa namaku Chici? apa dia temanku? tapi dia juga bukan manusia. Akh kepalaku pusing sekali", kata Chici berbicara sendiri di dalam kamar Si Tuan Rumah. Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan, rupanya yang masuk adalah Pak tua, yaitu hantu tua dengan penampilan sederhana seperti layaknya manusia, dia adalah pemilik rumah ini. Pakaian warna Hitam, dengan Kris diikatkan di sebelah kirinya, Di jari-jarinya ada beberapa cin-cin batu dengan ilmu yang tinggi, hawa kehadirannya benar-benar menakutkan sampai-sampai hantu yang melihatnya saja sangat ketakutan. Sepatu hitamnya mengingatkanku akan suatu hal, tapi sayangnya aku tak tahu apa itu.

"karena memang dia bukan manusia ataupun hantu ataupun iblis, jin dan sebagainya", kata Pak Tua.

"apa? lalu dia itu apa?", tanyaku.

"dia arwah yang hanya meninggalkan tubuhnya saja, dia belum mati. Dia masih hidup, ada yang memberinya kutukan yang cukup kuat hingga arwah dan tubuhnya terpisah dan sulit di satukan", jawab Pak tua.

"apa dia nakal?", tanyaku merasa puas kalau memang itu pantas untuknya.

"tidak, dia sangat baik, kakaknya iri hati dengannya makanya kakaknya mencoba membunuhnya tapi tak bisa maka, hal yang paling dia bisa lakukan hanyalah memberikan kutukan ini", jelas Pak tua.

"hm kasihan juga", kataku iba.

"Dialah sang malaikat pelindungmu, dia melindungimu karena kaulah orang yang akan di takdirkan menyelamatkannya dari kutukan itu", jelas Pak tua.

"sial, makanya dia menjaga dan membaiki aku, hah awas saja kau, jika aku meli...", perkataanku terhenti karena di sela oleh Pak tua.

"Ya awalnya dia bukan berniat begitu dia hanya ingin lebih dekat denganmu, menjagamu, melindungimu dari tangan orang jahat contohnya Hiromi. Hiromi adalah lelaki yang pernah menghancurkan keluarga, masa depan, dan kehidupan mu lewat kegelapan. Dia ingin mengeluarkan nyawamu dan menggantinya dengan nyawa kekasihnya. Hiroku melakukan itu bukan karena dia memanfaatkanmu Chici melainkan dia semakin lama ada rasa denganmu", jelas Pak Tua.

"di..dia mencintaiku?", kata Chici terbelalak.

"hm apa semasa hidupmu kau tidak bisa membedakan mana yang namanya Cinta dan mana yang namanya persahabatan?", ejek Pak Tua. "sudahlah nanti juga kau mengerti", lanjut Pak tua sambil memberi isyarat untuk menyuruhku keluar dari kamarnya.

Keesokan harinya, Hiroku berubah dari wujud kucing ke manusia disaat Nenek sedang keluar, dan Chika sudah mulai bekerja kembali, sedangkan Sakura sedang asik di dapurnya. "kau lapar?", tanya Sakura sambil membawa satu piring berisikan nasi dan lauknya. "tidak", jawab Hiroku sambil menatap ke arah terbitnya matahari. Sakura merasa kasihan melihat Hiroku sedih seperti ini, matanya mulai berkantung, bahkan wajahnya tidak menampakkan keceriaan sama sekali.
"kau, baik-baik saja?", tanya Sakura sambil memegang pundak Hiroku.

"tidak, hm. Jika dia benar-benar sudah mati...", jawaban Hiroku terpotong oleh Sakura.

"itu bukan salahmu!", sela Sakura.

"itu salahku Sakura, apa kau tidak mengerti juga.

"Aku pergi meninggalkannya tanpa berfikir panjang apa yang terjadi saat aku menyerahkan dirinya pada Hantu-hantu yang di saat malam berubah menjadi monster menakutkan. Dasar Bodoh sekali diriku ini", kata Hiroku sambil memegangi kepalanya seakan-akan permasalahan sudah benar-benar menumpuk di kepalanya.

"Hi...", kata Sakura.

"tinggalkan aku sendiri..!", suruh Hiroku.

Matahari sudah mulai hampir terjatuh, Hiroku masih memikirkan keadaan Chici sampai saat ini. Hiroku hanya duduk di bawah pohon beringin, berharap Nenek ataupun Chika tidak melihatnya. sampai langit berubah menjadi biru gelap, matahari berganti bulan, dengan dihiasi bintang-bintang yang bergantung di langit dengan indahnya. Dilihatnya lampu Rumah Si Tuan Rumah mati, padahal tadi sore Nenek datang kesana untuk menyalakan lampunya. Rumah itu benar-benar hening, bahkan hawa rumah ini semakin lama semakin menyeramkan. Hawa gelap menyelimuti rumah ini, bahkan Cahaya bulan membuat Rumah ini semakin menyeramkan bukannya semakin indah. Dilihatnya lebih jelas, Rupanya di jendela ada sosok seorang wanita cantik, dengan menampakkan wajahnya yang pucat pasi kebiruan, matanya menyorotkan kebencian dan kesedihan, tapi itu semua tidak menghapuskan kecantikkannya.

Emhh gimana nih masih seru ga ceritanya? Mana nih comment sama votednya. Jangan lupa ya... makasih yang masih baca ceritaku semoga kalian suka dan mau mengkritik biar ceritanya bisa lebih baik lagi.
Makasih semua ♡_♡/

The Love I Lost SpiritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang