Part 17

5.9K 774 16
                                    

Ujian akhir semester telah berakhir. Terlihat banyak mahasiswa yang tersenyum lebar menyambut libur di depan mata mereka. Kerja keras yang akan dibayar dengan waktu bersantai untuk tiga bulan. 

Berbeda dengan semua mahasiswa yang tampak rileks dan santai karena beban berat mereka berakhir, Gena berlari terburu-buru menyusuri lorong gedung fakultasnya. 

"Buat susah aja," gumam Gena kecil di tengah berlari membelah gedung fakultasnya.

Ia sudah berjanji untuk bertemu ayahnya di hari terakhir ujian semesternya berlangsung. Tapi pria paruh baya itu memiliki perjalanan dinas mendadak. 

Girlandy mendatangi kampus putri bungsunya karena tampaknya Gena memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan. 

"Gen—" Bahkan sapaan fanny terpotong karena Gena yang tak menghiraukannya dan terus berlari ke arah depan gedung fakultas. 

Tempat ayahnya menunggu. 

"Misii!" pekik Gena melihat seseorang membawa dua buah kotak besar yang bertumpuk hampir memenuhi pandangan orang tersebut. 

Sedang ada acara salah satu himpunan di depan gedung fakultasnya. Sebuah orasi tentang hari lingkungan. Dan Gena berakhir menabrak pria yang tak lain Radit. 

Bugh!

Radit tengah membantu Jojo, si ketua angkatan dalam mensukseskan acara himpunan mereka. "Uh?" Radit terlihat bingung saat Gena dengan cepat membantunya mengumpulkan barang-barangnya yang tercecer akibat Gena menabraknya.

"Liat-liat dong Gen!" protes Radit pada Gena. "Sorry, Dit. Gue buru-buru," balas Gena asal. 

Ia tak perduli dengan tatapan aneh sekitar mereka karena insiden kecil itu. Gena hanya fokus membantu Radit merapihkan barang-barangnya. 

"Gena?" seketika Gena tersentak. Ia berbalik menghadap belakang karena Gena tau persis suara siapa itu. 

Tak hanya Gena namun Radit ikut menoleh. Seorang pria yang tak asing bagi Radit. Ah, ayah Gena. "Bentar pa. Gena habis nabrak temen tadi," ujar Gena. 

Ayahnya bilang waktunya sangat mepet. Dan Gena baru menyalakan ponselnya kembali satu jam setelah ujian selesai. 

Menurut perkataan ayahnya, ia sudah menunggu selama dua jam dan pesawatnya akan terbang satu jam lagi. Belum lagi harus menembus macetnya jalanan. 

Bisa saja pria itu akan kehilangan tiket pesawatnya. Makanya Gena sangat tergesa-gesa tadi. 

Pandangan ayah Gena kini berpindah pada pria muda yang terjatuh di dekat putrinya. Dahinya berkerut, tanda ia familiar dengan sesosok Radit. 

Akhirnya Girlandy mengingatnya. Radit yang ada di kos Gena saat malam itu ia datang ke tempat putrinya. Pria yang diantar oleh Gena sampai ke depan untuk pulang. 

"Sorry, banget Dit," ujar Gena setelah berhasil merapikan barang-barang Radit. 

Kemudian Gena berbalik pada ayahnya. "Ayo kita ngomong, papa." Mendengar ucapan Gena, Radit tersenyum tipis. 

Setidaknya Gena tidak lagi meledak-ledak ketika berbicara dengan ayahnya. Walaupun diliputi rasa tidak sukanya itu. Dia dengerin nasehat gue? Fikir Radit. 

Kini Gena dan ayahnya berada di salah satu gazebo kampus Gena yang sepi dari kumpulan mahasiswa. Tak jauh dari tempat mereka duduk, ada mobil berpelat khusus milik ayah Gena. 

Tentu saja Gena tau di dalam mobil itu ada ajudan serta supir ayahnya. Jadi Gena tidak mungkin menghancurkan nama baik ayahnya dengan melemparkan tantrum bodohnya. 

Bittersweet by Radit [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang