Bab 6

228 25 3
                                    

"Oh!" seru Luhan pelan. "Aku hanya berasumsi... Maksudku kau mengatakan tidak ada Nyonya Oh."

Geli melihatnya tergagap, Sehun mendengus tertawa.

"Tidak ada anak haram juga."

Luhan memelototinya, marah karena pria itu sengaja memancingnya. "Lalu mengapa kamu membiarkan aku mempermalukan diriku sendiri? "

"Karena kau melakukannya dengan sangat baik."

Luhan jengkel dan dia sengaja mencari perkara. "Kalau kau begitu mementingkan keluarga, mengapa kamu sendiri tidak punya anak? Bukankah beberapa Sehun junior akan memperkuat suku? "

"Mungkin."

"Baiklah kalau begitu?"

"Banyak sekali yang kukerjakan. Untuk apa aku harus mengambil tanggung jawab tambahan? "

"Istri yang layak akan menjaga anak-anakmu."

"Apakah Kau sudah memikirkan calon yang tepat?"

"Bagaimana dengan dia?"

"Siapa? Jihyo?" Sehun bertanya, ketika Luhan menunjuk gadis yang masih duduk di atas selimut tepat di seberang lingkaran lebar. "Dia masih perawan."

"Aku berani bertaruh," kata Luhan sambil terkekeh. "Apakah kau percaya kata-katanya atau kau mengetahui nya sendiri?"

Sehun tidak menyukai kata-kata Luhan. Ia cemberut geram, dia berkata, "Aku terlalu tua untuknya."

"Kurasa Jihyo tidak menyadarinya."

"Dia pantas menjadi putriku. Bagaimanapun, dia milik orang lain."

"'Milik'?"

"Salah satu pemuda, Kang Daniel, telah mencintainya sejak mereka masih anak-anak."

"Dan itu penting bagimu?"

Api yang berkobar di api unggun bukanlah apa-apa dibandingkan dengan yang ada di mata Sehun yang marah. "Ya itu sangat berarti bagiku. "

Luhan membuang muka, secara pribadi mengakui bahwa dia pantas menerima tatapan menghina yang Sehun berikan padanya. Dia tidak punya alasan untuk menghina Sehun atau gadis bernama Jihyo ia. Ia melakukan hal itu hanya karena merasa kesal. Dan penasaran.

Hidup bersama ayahnya dan kemudian dengan Kris Wu, Luhan menyamaratakan semua pria sebagai Orang-orang yang mengambil apa yang mereka inginkan saat mereka menginginkannya. Luhan tidak tahu apakah Oh Sehun hanya pembohong yang berusaha membuatnya terkesan dengan keluhuran budinya, atau dia memang pria langka yang belum pernah ditemui nya.

Ia menyingkirkan kemungkinan bahwa pria itu homoseksual. Tapi pria mana yang akan menolak undangan terbuka? dari Jihyo yang menggairahkan? Tidak banyak orang yang mendahulukan kepentingan orang lain. Luhan merasa lebih mudah untuk percaya bahwa Sehun berbohong padanya, Meskipun alasannya masih menjadi teka-teki.

Pembicaraan di antara mereka terhenti. Sepertinya mereka ingin membiarkannya sampai disitu saja. Meringkuk di dalam kehangatan selimut. Luhan menarik napas dalam-dalam udara pegunungan yang sejuk. Ia merasa udara itu membersihkan tubuhnya luar dalam.

Sang Tawanan (HunHan Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang