Bab 8

192 33 6
                                    

Mendengar suara ragu-ragu Ziyu, Luhan berbalik untuk menemukannya berdiri di ambang pintu. Seperti bayangan, Kai ada di belakangnya. Orang Indian itu menatap Sehun dengan rasa ingin tahu. Tapi Ziyu memperhatikan ibunya, wajah mudanya dipenuhi ketakutan.

"Sayang, hai." Bahkan saat dia memaksakan senyum cerah, dia berharap Ziyu tidak mendengar beberapa kata terakhir dari pertengkarannya dengan Sehun. Jika dia mendengarnya, Luhan berharap dia tidak memahaminya.

Dia berlutut dan mengulurkan tangannya. Ziyu berlari ke arahnya dan memeluknya erat-erat. Luhan memeluknya kembali, merasakan tubuhnya yang kuat, pipinya yang dingin, aroma alam bebas yang menempel dipakaian dan rambutnya.

Sebelum dia siap melepaskan nya, Ziyu mengakhiri pelukan. "Mom, coba tebak," katanya, matanya berkilau. "Kai mengajak Taeoh dan aku berburu hari ini."

"Berburu?" tanya Luhan, sambil menyisihkan rambut dari depan matanya. "Dengan senapan?"

"Tidak," jawabnya, tampak sedikit kecewa, "Sehun bilang kita belum boleh menggunakan senapan, tapi kita membuat jebakan dan menangkap beberapa kelinci."

"Benarkah?" Luhan mengamati wajahnya dengan sayang. Selain hidung yang terbakar sinar matahari, dia tampak normal, dan sehat.

"Ya, tapi kami membiarkan mereka pergi. Mereka masih kecil dan Kai bilang kita tidak boleh menyia-nyiakannya."

"Kurasa Kai tahu tentang hal-hal ini."

"Dia tahu segalanya," seru Ziyu, tersenyum pada teman barunya. "Hampir seperti Sehun. Mommy tahu bahwa Sehun seperti seorang pangeran atau seorang presiden di suku ini?" Dia merendahkan suaranya dan berkata dengan rahasia, "Dia benar-benar penting."

Luhan tidak ingin membicarakan kebaikan Sehun. "Apa lagi yang kamu lakukan hari ini? makan siang yang enak?"

"Uh-huh, sandwich bologna," jawabnya tanpa sadar, menggeliat ketika luhan berusaha memasukan ujung kemejanya. "Kue panggang Kyungsoo. Rasanya benar-benar enak. lebih enak dari kue buatan Mommy."akunya dengan menyesal.

Air mata Luhan tergenang. "Tidak apa-apa."

"Apa yang Mommy lakukan sepanjang hari? Kata Kai Sehun ingin Mommy tinggal di pondoknya. "

"Ya, eh, Mommy... Mommy juga sibuk sepanjang hari."

"Apakah Mommy bermain permainan lagi dengannya?"

"Permainan?"

"Kamu tahu, seperti yang kita mainkan pagi ini."

Luhan menatap Sehun dengan tajam. "Tidak. Kami tidak bermain permainan apa pun."

Ziyu mencondongkan tubuh ke depan dan berbisik padanya. "Aku harus memberitahu sebuah rahasia, Mom."

Luhan segera waspada, yakin bahwa ziyu akan mengungkapkan bahwa dia telah diperlakukan secara buruk, namun tak bisa mengatakan nya. "Tentu saja, Sayang. Kurasa Sehun takkan keberatan jika kita pindah ke sini untuk berbicara berdua saja." Luhan menoleh pada Sehun, menantangnya untuk keberatan saat dia menarik Ziyu ke samping dan berjongkok disudut pondok satu ruangan itu dan meminta Ziyu menghadapnya sehingga punggungnya menghadap ke ruangan.

"Ada apa, Ziyu? Beritahu Mommy."

"Kurasa Sehun tidak menyukai permainan kita."

Sang Tawanan (HunHan Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang