Tak percaya, Luhan tertawa. "Bersihkan sendiri. Atau lebih baik lagi, pergi saja ke neraka.” Dia menepis pisau itu dari wajahnya. "Asal kau tahu saja,Cochise, aku bukan squaw -istri indian. "
"Bersihkan ikannya atau kamu tidak makan."
"Kalau begitu aku tidak akan makan."
"Dan Ziyu juga tidak."
Menantang gertakan Sehun, Luhan berkata, "Kamu tidak akan membiarkan seorang anak kelaparan, Tuan Oh. "
Sehun menatapnya selama satu menit penuh. Luhan mulai merasa puas, Merasa dia telah mendapatkan kemenangan besar. Lalu pria itu berkata dengan suara pelan dan datar.
"Bersihkan ikannya atau akan kujalankan ancamanku untuk memisahkanmu dari anakmu. "
Sehun tidak bodoh dan itu menjadikannya musuh yang hebat. Jika dia menusuk pisau itu di antara rusuk Luhan, dia takkan menaklukkannya semudah itu. Mengetahui kelemahannya, Sehun telah menarik ketakutan terbesarnya sebagai seorang ibu. Tidak mengetahui keberadaan Ziyu, khusus nya di alam liar ini, akan sangat mengerikan.
Sambil melotot marah pada Sehun, Luhan mengambil pisau darinya. Dia mempelajarinya sejenak, meraba gagang gadingnya yang halus dengan jemarinya dan mata pisau baja tahan karat yang berkilau.
"Jangan pernah berpikir untuk menikamku dengan itu,"
Sehun memberitahunya dengan lembut. "Mereka akan membunuhmu sebelum tubuhku menyentuh tanah. "
Ketika Luhan mendongak, pria itu menganggukan kepalanya ke arah perkampungan. Beberapa orang memperhatikan mereka berbicara bersama. Tampaknya mereka sedang melakukan kegiatan rutin mereka, tetapi mata mereka siaga dan waspada. Apa yang dikatakan Sehun benar, Luhan tidak mempunyai harapan bila ia melakukan kekerasan. Dia tidak berniat membunuh Sehun. Tetapi ia memang berpikir untuk melukainya.
Dikalahkan lagi, dia terhenyak di samping batu besar di mana ikan Ziyu berbaring.
"Aku tidak tahu bagaimana melakukan ini."
"Pelajari."
Luhan menatap bangkai ikan itu dengan cemas. Baunya saja sudah membuatnya ingin muntah. Malas menyentuhnya ikan itu dengan tangan kosong, dia menyenggolnya dengan ujung pisau. "Apa yang harus aku lakukan?" dia bertanya tak berdaya.
"Kau dengar apa kata Ziyu tadi. Pertama kau potong kepalanya."
Luhan akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian mengambil ikan yang masih utuh ekornya. Dia meletakkan pisau di tenggorokannya. Percobaan pertamanya dengan gerakan menggergaji menyebabkan suara remuk. Dengan teriakan pelan, dia menjatuhkan ikan itu dan gemetar hebat.
Mengucapkan kata-kata umpatan. Sehun mengulurkan tangan meraih segenggam baju Luhan, dan menariknya berdiri. Dia mengambil pisaunya dan menyarungkannya kembali. Dia memanggil salah satu orang Indian.
Remaja laki-laki itu datang sambil berlari. Sehun berbicara kepada dia dengan cepat dalam bahasa asli mereka. Anak laki-laki itu melihat pada Luhan dan tertawa. Sehun menepuk punggung nya dengan sayang.
"Bukankah kamu akan memaksaku melakukannya?" Luhan bertanya, saat Sehun membawanya pergi.
"Tidak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Tawanan (HunHan Gs)
RomansaHunHan gs Vers 18+ Setelah perceraiannya akhirnya beres, Wu Luhan mengira ia bisa hidup tenang. Tapi ia dan Ziyu, anaknya, diculik dari kereta api yang mereka tumpangi, dalam perjalanan liburan ke Barat. Oh Sehun, kepala suku Indian, menyandera Luh...