6 ; Hujan

200 31 22
                                    

Aksa segera mempercepat motor nya. Hujan semakin deras turun membasahi seragam Aksa dan Alen. Angin dingin kencang membuat Alen kedinginan. Untunya jarak ke rumah Alen sudah dekat.

Aksa memarkirkan motor nya di teras rumah Alen. Dengan cepat mereka berdua masuk ke dalam rumah. Alen langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya dan berganti pakaian. Sedangkan Aksa yang menunggu di ruang tengah sibuk memerhatikan setiap barang yang ada di rumah Alen.

"Aksa. Aku udah, sana giliran kamu," Alen menghampiri Aksa yang sedang memerhatikan foto Alen yang di pajang di dinding, "ini handuk sama baju nya." Alen memberikan handuk, celana panjang serta hoodie berwarna hitam.

Aksa langsung menerima nya dan tersenyum.

"Katanya kamu tinggal sendiri di rumah, kok ini ada baju cowok?" tanya Aksa heran.

"Papah kan ada di luar negri. Tapi disini ada sedikit baju papah. Kenapa gitu? Kamu gak mau pake?" tanya Alen.

"Ya mau dong. Masa mau pake baju kamu kayak gitu," Aksa tertawa geli membayangkan dirinya memakai baju warna pink yang kini di kenakan Alen.

"Makanya cepetan sana mandi. Basah banget tuh kamu, nanti sakit," kata Alen sambil mengeringkan rambut panjang nya dengan handuk.

"Mandiin," Aksa menunjukan smirk nya kepada Alen.

"Jangan ngadi ngadi!" Alen memutarkan mata nya malas.

"Iya iya cantik, ampun deh." Aksa segera masuk ke kamar mandi.

Tidak sampai 3 menit, Aksa sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Ia menghampiri Alen yang sedang tertawa melihat layar handphone nya sambil duduk di sofa.

"Ada apa ngakak gitu?" karna penasaran Aksa duduk di samping Alen dan melihat apa yang membuat Alen tertawa.

"Ini aku lagi liat Twitter. Terus ada orang cerita gini... tadi ada orang rame-rame lagi liatin korban tabrakan. Karna gue pengen liat tapi gak keliatan, akhirnya akal licik gue keluar. Gue bilang ke gerombolan orang itu kalau gue keluarga korban tabrakan itu. Akhirnya semua orang ngasih jalan buat gue, dan pas gue liat ternyata monyet yang ketabrak. Hahahaha!" Alen membacakan apa yang membuat tertawa nya itu kepada Aksa.

"Eh anjir! monyet dong dia, hahaha!" Aksa ikut tertawa juga.

"Receh banget sih aku gini doang ngakak, hahaha!" Alen masih tertawa.

"Kamu tuh emang receh sih. Aduuuh jadi pengen melihara monyet," kata Aksa.

"Hubungi kembali mantan mu, hahaha!" Jawab Alen dan tertawa semakin keras.

"Ini pacar aku pinter banget ya, haha!" Aksa tertawa dan menarik Alen kedalam pelukan nya.

"Alen," panggil Aksa

"Iya Aksaaaa?" Alen menatap Aksa.

"Kamu lagi pms?" Aksa mencium aroma tubuh Alen.

"Iya, kenapa gitu?" Alen membalas pelukan Aksa.

"Pantesan wangi." Aksa berbicara dengan suara yang pelan.

"Hah? Apa?" Alen tidak mendengar jelas apa yang di katakan oleh Aksa.

"Enggak," jawab Aksa.

Jelas Aksa akan suka sekali kepada perempuan yang sedang Menstruasi. Bagi Aksa itu sangat wangi sekali, apalagi dia itu Alen.

"Iiiih apa?" tanya Alen penasaran.

"Enggak, udah lupain aja gak penting." Aksa tersenyum.

"Tau ah kesel sama Aksa!" Alen memanyunkan bibir nya.

Simon SaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang