Alen berjalan cepat menuju kamar mandi sekolah, ia memandang pantulan dirinya sendiri di depan kaca wastafel, jantungan masih berdetak dengan kencang akibat ciuman pertama dari Aksa.
"Aksa cium aku?" tanya Alen pada dirinya sendiri, ia masih tidak percaya. Tangan nya menyentuh bibir nya yang kini kian memerah.
Brak!
Seseorang datang dan tiba-tiba menendang tong sampah yang ada di kamar mandi, Alen yang mendengarnya sontak terkejut, matanya membulat saat orang itu menghampirinya, di temani dengan kedua teman nya yang berdiri di belakang. Mereka cewek berwajah lumayan cantik, tapi cantik nya sangar membuat Alen sedikit ketakutan. Mereka semakin dekat mendekati Alen dengan tatapan tajam nya. Kaki Alen sedikit bergetar, ada apa ini?
"Lo pacar nya Aksa kan?" tanya nya sambil memainkan rambut Alen dengan kasar, dengan cepat Alen menepisnya. Dia adalah cewek nakal yang ada di sekolah ini, namanya Melda dan kedua teman nya Pita dan Agni.
"Iya gue pacar nya Aksa? Ada apa ya?" tanya Alen dengan tenang, walaupun sebenarnya dia takut. Dia tidak ingin menunjukan dirinya lemah.
"Belagu juga ternyata lu! Eh wajah lu mulus banget deh, pake skincare apa?" tangan Melda menyentuh pipi Alen yang lembut dengan kasar.
"Diem! Ada apa sih?" Alen menepisnya, merasa sirih dengan perlakuan Melda terhadapnya, padahal Alen tidak pernah membuat masalah dengan nya.
"Cantiknya pacar Aksa, pasti oplas ya? Hahahaha," kata Melda sambil menarik rahang Alen dengan keras, Pita dan Agni yang berdiri di belakang Melda tertawa lepas melihat Alen kesakitan.
"Ih sorry ya, wajah gue udah cantik dari lahir! Sirik aja lo! Lepasin ih!" Alen berusaha melepas tangan Melda dari rahang nya, dengan sekuat tenaga Alen berhasil melepasnya dengan kasar dan membuat membuat tangan Melda sakit.
"Berani ngelawan juga lo!" sentak Melda penuh dengan kemarahan, tangan nya menjambak rambut panjang Alen yang di gerai rapi.
"Aaaa sakit!" Alen meringis kesakitan, ia tidak akan diam, tangan nya melawan Melda dengan menjambaknya kembali.
"Arghhh sakit bego!" teriak Melda kesakitan, Pita dan Agni sontak berusaha melepaskan tangan Alen yang sedang melawan jambakan dari Melda.
Dan alhasil di kamar mandi terjadi keributan. Mereka saling jambak-jambakan dan berteriak kesakitan dengan keras tak mau kalah.
"ADA APA INI HEY!" tiba-tiba datang Pak Eri menghampiri mereka karna terdengar teriakan dari kamar mandi, pasti ada sesuatu yang tidak beres, dan benar saja disana ada empat siswa cewek sedang berantem layaknya Tom and Jerry.
Alen, Melda, Pita dan Agni langsung terdiam saat kedatangan Pak Eri dengan tiba-tiba. Mereka terkejut bukan main karna tahu setelah nya mereka pasti akan kena marah dan hukuman.
"Ikut bapak sekarang ke ruang BK!" perintahnya dengan tegas, tatapan nya sangat menakutkan.
Tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya mereka berempat pergi ke ruang BK dengan terpaksa dan perasaan yang sangat kesal. Ingin sekali mereka melawannya dan tak ingin pergi ke ruang BK, tapi tidak ada sedikit pun keberanian itu, karna nanti mereka pasti akan mendapatkan hukuman yang lebih banyak dan tentunya sangat berat. Pak Eri memang guru yang sangat di takuti oleh semua siswa, tak ada yang berani melawannya, bahkan siswa yang sangat nakal pun akan tunduk jika berhadapan dengan nya.
Sesampainya di ruang BK, mereka hanya menunduk dan diam, tak berani mengeluarkan satu kata pun dari mulut nya. Alen ingin sekali bersuara dan membela dirinya bahwa memang tidak bersalah, tapi entah kenapa susah sekali mengeluarkan suara seperti tertahan di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says
Misterio / SuspensoJika Simon berkata ya, maka kau harus berkata ya juga. Jika tidak, kau akan mati. Lengkapnya Aksara, biasa disebut Aksa saja. Dia adalah murid pindahan dari Sydney, dia pergi ke sekolah ini untuk mencari sesuatu dan untuk menyelesaikan sebuah tujuan...