5 ; Alen punya Aksa

222 46 13
                                    

Sepertinya taman kecil yang tidak sengaja ditemui kemaren lumayan nyaman dan enak juga, dan karna itu lah Aksa mengajak Alen untuk datang kesini. Aksa menunggu Alen sambil duduk di kursi.

"Hai." Alen berdiri di depan Aksa sambil melambaikan tangan nya. Cantik sekali.

Aksa yang melamun langsung tersadar dengan keberadaan nya Alen. Aksa memperhatikan Alen dari bawah sampai atas. Tidak ada yang mengecewakan, semuanya tanpak cantik, Aksa suka.

"Sini duduk," suruh Aksa tersenyum ramah.

Alen pun langsung menurut dan duduk disamping nya.

"Ada apa sa?" tanya Alen menatap Aksa.

"Ini Lipstik buat Karin itu." Aksa memberikan sebuah paper bag kecil berwarna biru muda, isinya satu Lipstik yang sama persis mirip punya Karin.

"Oh iya ya, makasih ya, hehe." Alen menerima nya dengan senang.

Katanya mau beliin buat aku juga, hiks boong - gumam Alen sedikit kecewa.

"Iya sama-sama. Dan yang ini buat Alen." Aksa mengeluarkan paper bag berukuran sedang yang berwarna pink pastel dari bawah. Aksa pun memberikan nya kepada Alen.

Alen menerima itu dengan senang dan langsung membuka nya.

"KOK BANYAK?" Alen terkejut saat melihat ada 20 Lipstik dengan berbagai warna dan dengan merk yang mahal.

"Gue kan gak tau lu pake yang warna apaan, yaudah deh gue beli semuanya." Jawab Aksa.

"Ya ampun Aksa, ini serius buat gue semua?" tanya Alen sambil melihat satu per satu Lipstik nya.

"Ya bener lah, gue sengaja beli buat lo." Jawab Aksa dengan jujur.

"Tapi ini banyak banget loh, mana ini merk nya bagus banget, ini mahal." Kata Alen dengan senang.

"Ya gak apa lah." Kata Aksa.

"Ah boong, beberan gak?" Tanya Alen memastikan.

"Beneran Alen." Aksa tersenyum menatap Alen.

"AAAA MAKASIH AKSA!" Alen membalas senyuman Aksa dengan senang.

"Sama-sama Alen. Suka gak?" Aksa mengusap rambut Alen lembut dan sedikit mengacak-ngacak nya.

"Jangan di tanya, suka banget!" Alen tidak berhenti tersenyum kepada Aksa.

"Sama Aksa nya suka enggak?" Aksa memegang kedua pipi alen dan mendekatkan wajah nya.

Alen terkejut. Tentunya sekarang jantung Alen berdebar kencang, mata nya membulat dan pipi nya merah merona.

"K-k-kenapa nanya itu?" tanya Alen gugup karna malu sekali dan sedikit menunduk.

"Karna Aksa suka Alen." Aksa mengangkat dagu Alen dengan lembut agar menatap nya dengan dekat.

Mendengar itu Alen semakin deg-degan. Ia bingung harus bangaimana. Wajah mereka sangat dekat, dengan cepat Alen segera melepas tangan Aksa dari dagu nya dan berbalik membelakangi Aksa. Ia memegang dada untuk menenangkan jantung nya yang berdebar sangat kencang.

Simon SaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang