Sinar mentari menembus cahaya ventilasi, menerpa wajah wanita cantik yang tertidur pulas saat ini. Cahaya itu menyilaukan matanya, perlahan dia mulai mengerjapkan matanya, terbangun dari tidurnya.
Wanita itu mengembangkan senyumannya, rasanya sangat senang, bisa kembali tidur di kasur empuk dan nyaman. Alicia mengedarkan pandangannya, terlihat pria sebaya dengannya menatapnya dengan tatapan sinis. Siapa lagi jika bukan Arsen Wiliam yang menjadi suaminya sekarang.
"Beginikah kelakuan seorang menantu?!" sindir Arsen dengan ucapan ketusnya.
"Lihatlah, pukul berapa sekarang? Seharusnya aku tidak memilih wanita malas sepertimu!" ucap pria itu ketus.
Alicia menatap Arsen dengan tatapan sinisnya. Alicia sengaja tidak menyahutinya, membiarkan pria itu mengoceh sendiri. Kemarin Arsen telah mempermalukannya di hadapan banyak orang. Kenapa juga harus meladeninya sekarang?
"Hei! Kenapa kau menatapku seperti itu?!" ucapnya tidak terima.
Alicia sangat malas berbicara. Dia langsung mengambil handuknya melewati pria itu begitu saja. Alicia akan menunjukkan bagaimana sisi buruknya mulai hari ini. Lebih cepat Arsen menceraikannya, itu lebih baik untuknya.
"Minggirlah!" kata Alicia ketus.
Terlihat Arsen masih berdiri disana.
"Minggir! Jangan menghadangi jalanku!" teriak Alicia keras.
Arsen tidak percaya dengan wanita dihadapannya. Kenapa wanita itu berubah hanya dalam semalam?
Beberapa menit kemudian. Terlihat Arsen masih menunggu wanita itu keluar dari kamar mandinya. Entah apa yang dia lakukan di kamar mandi sampai memerlukan waktu yang sangat lama.
"Alicia, kenapa kau lama sekali? Mereka menunggu kita di bawah," teriak Arsen dari luar.
Namun, tidak ada jawaban dari wanita itu. Arsen kembali mengedor pintu kamar mandinya.
"Alicia, kau di dalam?"
"Apa jangan- jangan wanita itu kabur dari sini?" pikirnya.
Arsen segera mendobrak pintunya. Dia terkejut, melihat Alicia sangat cantik memakai blouse pilihannya. Wanita itu juga menggunakan makeup tipis diwajahnya yang terkesan natural.
"Kau kira aku kabur?" tanya wanita itu sambil memoleskan sedikit lipstik di bibirnya.
"Aku tidak akan sepecundang itu Arsen," sahutnya santai.
"Huh, hari ini aku harus bersiap untuk bersandiwara lagi. Semangat Alicia, kau bisa," ucap wanita itu tersenyum menyemangati dirinya.
Arsen tak berkedip menatap wanita dihadapannya. Jujur, Alicia terlihat sangat cantik. Rambut hitam panjang tergerai indah, hidung mancung, bibir tipis, serta kulitnya sangat putih dan mulus. Entah kenapa, Arsen meyakini Alicia bukan sembarang wanita. Dari penampilannya, Alicia terlihat seperti putri konglomerat.
"Kenapa kau diam disana? Ayo kita sarapan bersama mereka," kata Alicia sudah berada di ujung pintu.
Arsen tersadar dari lamunannya, dia mengikuti wanita itu untuk sarapan bersama keluarganya.
Alicia mendekat ke arah Arsen, merapatkan tubuhnya, berjalan berdampingan selayaknya pasangan romantis.
"Aku rasa ini lebih baik." Alicia menggandeng tangannya Arsen. "Aku ingin mereka percaya, jika hubungan kita baik- baik saja," ucapnya sambil tersenyum.
Mereka berdua menuruni tangga bersama. Semua orang tersenyum kearah mereka.
"Lihatlah, pengantin baru kita. Mereka terlihat serasi bukan?" ucap ibu mertuanya bangga.
"Tentu saja, Alicia lebih baik daripada wanita itu," timpal ayah mertuanya.
Alicia mengembangkan senyumannya. Entah kenapa dia merasa senang, kedua mertuanya memujinya seperti itu.
Alicia duduk di kursi samping ibu mertuanya, berhadapan dengan pria yang sudah menjadi suaminya sekarang.
"Ayo sayang, makanlah, makan yang banyak ya."
"Terimakasih bunda," sahut Alicia tersenyum. Ibu mertuanya sangat baik kepadanya.
Mereka memulai sarapannya, disana hanya ada kedua orangtuanya Arsen. Entah kenapa, Alicia merasa sedikit canggung sarapan bersama mereka, padahal ini hanyalah sandiwara.
"Alicia, ceritakan tentang keluargamu," ucap ayah mertuanya memulai percakapan.
"Keluargaku..?" Alicia menggantung kalimatnya.
Wanita itu langsung mengubah raut wajahnya. "Aku seorang anak piatu. Beberapa tahun yang lalu, ayahku menikah lagi dengan seorang janda. Namun, ibu tiriku sangat membenciku, dia tidak senang melihat aku bahagia. Akhirnya, aku memutuskan tidak berhubungan dengan mereka lagi. Aku hanya sendiri di negara ini," jelas Alicia sejujurnya.
"Sayang, jangan ungkit hal itu lagi ya," ucap ibu mertuanya mengasihani menantunya itu.
"Kau dari Indonesia? Siapa nama ayahmu?" tanya ayah mertuanya.
"Aku rasa anda tidak akan mengenalnya, kami hanya berasal dari keluarga menengah ke bawah," bohong Alicia, padahal ayahnya seorang pengusaha ternama yang cukup terkenal.
"Tidak papa Alicia, terimakasih, sudah mau menikah dengan putra kami," ucap ayah mertuanya tersenyum.
"Arsen, kau harus menjaga istrimu dengan baik," perintah ibunya.
Alicia menatap pria dihadapannya. Arsen hanya terdiam, menatapnya sekilas.
"Iya, ayah yakin. Alicia adalah wanita yang tepat untukmu. Kau tidak boleh bercerai dengannya," kata ayahnya.
Arsen mengembangkan senyuman palsunya. "Tentu saja ayah, aku akan menjaga menantumu ini dengan baik. Bukankah begitu istriku?"
Alicia tersenyum palsu. Semoga saja waktu cepat berlalu, sehingga sandiwara ini cepat berakhir.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia
Romance[Completed] Sebuah kejadian mengharuskannya terpaksa kabur dari rumah. Hilangnya arah dan tujuan, tak tahu harus kemana lagi, membuat hidupnya terombang abing badai kehidupan. Namun, hidupnya berubah drastis setelah seorang pria tidak dikenalnya men...