▪️Baik atau Buruk?

4.8K 353 0
                                    

Setelah persalinan Tania, Arsen memutuskan kembali pulang ke apartemennya. Namun, terlihat apartemennya sangat gelap. Tidak ada tanda-tanda wanita itu disana.

"Apa Alicia pergi bersama kekasihnya lagi?" ucap Arsen sambil menyalakan lampunya.

Arsen mengedarkan pandangannya. Melihat surat di atas meja. Siapa yang membawanya kesini? Padahal Arsen sudah menyimpannya baik- baik di rumah keluarganya.

Arsen juga melihat wanita itu sudah menandatanganinya.

"Dimana dia mendapatkan ini?" ucapnya bingung.

Arsen melihat secarik surat yang bertuliskan tangan, mungkin wanita itu yang menulisnya.

Selamat tinggal Arsen. Aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu. Terimakasih sudah memungutku dari jalanan, dan menjadikanku wanita pengganti.
Aku tidak akan menghalangi jalanmu sekarang. Menikahlah dengan Tania, dia sudah melahirkan anaknya bukan? Semoga kalian menjadi keluarga yang harmonis. Aku harus pergi menjalani hidupku kembali.
Dan terakhir. Semoga, aku tidak pernah bertemu lagi dengan pria sepertimu.

Alicia.

Arsen langsung meremas surat itu hingga tak berbentuk.

"Dia meninggalkanku begitu saja?!" ucap Arsen tidak terima.

"Argh! Aku akan mendapatkanmu lagi Alicia, kau hanyalah miliku!" teriaknya frustasi.

****

Alicia tiba di Indonesia. Dia melihat seorang pria paruh baya yang sudah menunggunya disana.

"Ayah." ucap Alicia tak percaya.

Pria paruh baya itu berlari kearah Alicia, memeluk putrinya erat melepaskan kerinduanya.

"Akhirnya, putriku kembali." ucapnya senang. 

"Maafkan ayah sayang. Seharusnya ayah tidak menikahi wanita itu. Ayah lebih takut kehilangan putriku ini." ucapnya penuh penyesalan.

Alicia tersenyum menghapus air matanya. "Aku memaafkanmu ayah. Aku sangat merindukan ayah. Aku tidak bisa hidup tanpa ayah lagi."

Pria paruh baya itu tersenyum. "Ayo kita pulang. Aku rasa putriku ini sangat kelelahan."

Alicia mengangguk, memasuki mobil ayahnya.

Beberapa minggu kemudian.

Terlihat Alicia sedang sarapan bersama ayahnya, memang sebelum berangkat ke kantor mereka menyempatkan untuk sarapan bersama.

Tiba- tiba, Alicia merasa sangat mual. Wanita itu langsung berlari kearah kamar mandi.

"Huek!"

Wanita itu memuntahkan cairan bening.

"Apa yang terjadi denganku?" ucapnya mengusap bibirnya dengan tisu.

Perutnya kembali bergejolak, Alicia kembali memuntahkannya.

"Alicia, kau sakit nak?" ucap ayahnya khawatir.

"Tidak ayah, aku tidak papa. Mungkin hanya masuk angin." sahut Alicia yakin.

"Sebaiknya kau ke dokter sekarang. Ayah akan mengurus pekerjaanmu di kantor."

Alicia menggeleng, "Tidak ayah, aku juga harus ke kantor sekarang." ucapnya sambil memegang kepalanya. Entah kenapa dia merasa sangat pusing sekarang.

Brak!

Tanpa disadari, wanita itu jatuh tak sadarkan diri. Terlihat Aresh panik, dengan apa yang terjadi dengan putrinya itu. Dia segera membawanya ke rumah sakit.

Setelah beberapa lama kemudian,
Alicia tersadar, mengerjapkan matanya, tubuhnya terbaring di atas brankar. Apa yang terjadi dengannya?

"Ayah, apa yang terjadi denganku?" tanya Alicia kepada ayahnya.

"Apa suamimu itu pernah menyentuhmu?" tanya Aresh kepada putrinya itu. Memang, Alicia sudah menjelaskan kepada ayahnya. Jika dia pernah melakukan pernikahan kontrak saat di New York.

"Apa maksud ayah?" ucap Alicia tidak mengerti.

"Kau hamil Alicia."

"Hamil? Mana mungkin aku ham.." Alicia teringat saat terbangun berada di kamar Arsen. Dia juga melihat pakaian Arsen berserakan disana. Apa mereka melakukan itu?

"Tidak, itu tidak mungkin. Aku harus mengugurkannya!"

"Dia tidak boleh tumbuh di rahimku!" teriak Alicia mengacak rambutnya frustasi.

"Tidak sayang, kau tidak boleh mengugurkan anakmu. Ayah juga sangat ingin memiliki seorang cucu. Tolong lahirkan anak ini." pinta ayahnya.

Alicia menatap ayahnya. Dia juga tidak tega membunuh anaknya sendiri. Baiklah, demi ayahnya, dia akan mengandung anak ini. Bukan untuk pria itu.

Bersambung...

AliciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang