"JADI, PEMBUNUH ITU SEDANG MENGINCARKU?!" kaget Tuan Lobert saat mendengar penuturan Aileen dan Erol.
Aileen memijat pelipisnya, "Iya, itu benar."
Seketika Tuan Lobert terduduk lemas di sofa milik Aileen. "Oh, Ya Tuhan, apa salahku pada pembunuh itu?!"
Aileen dan Erol saling pandang. Mereka tidak mungkin akan memberitahu alasannya.
Tak lama, datanglah Maheswara dengan secangkir air putih hangat di tangannya.
"Silakan minum dulu, Tuan."
Tuan Lobert pun mengangguk dan mengambil gelas itu walau dengan gemetar.
"Sebaiknya, Tuan Lobert jangan tinggal di rumah Tuan dulu sementara, tapi tinggal-lah di tempat yang belum pernah kau tempati sebelumnya. Seperti rumah temen Tuan, atau di Apartemen." Aileen memberi saran.
Tuan Lobert menghela napas, "Saya takut, saya takut sekali dia membunuh saya. Apa boleh saya tinggal bersama kalian?"
Sontak mereka bertiga langsung saling tatap.
"Kami tidak tinggal satu atap," terang Maheswara sembari melepas penyamarannya.
Tuan Lobert tampak murung, "Saya takut sekali."
"Jangan takut, Tuan tinggal kasih tau kita di mana tempat Tuan sementara, kami akan terus berusaha untuk menjaga Tuan dari jauh. Untuk sementara waktu, Tuan jangan bekerja dulu dan mengatakan pada semua karyawan Tuan, bahwa Tuan Lobert akan pergi ke luar kota. Jangan beritahu ini pada siapa pun, termasuk pada Wakil Tuan. Karena bisa saja, pembunuh itu masih memantau kantor Tuan beserta karyawan lainnya."
Erol dan Maheswara mengangguk, "Benar."
"Tapi apakah berita itu belum menyebar luas?" tanya Tuan Lobert mewanti-wanti.
"Kemungkinannya memang kecil, karena terdapat jalanan yang rusak akibat tembakan semalam. Namun, kami akan tetap berusaha menutupinya. Kami akan bilang kepada pihak polisi agar tidak mengungkit kejadian tadi Malam, jika ada yang bertanya pada Tuan, mau itu langsung atau pun dengan chat, hiraukan saja."
Tuan Lobert mengangguk, "Baik, saya akan mencoba menumpang tinggal pada teman SD saya." Tuan Lobert pun mengotak-ngatik hp-nya dan menelepon seseorang.
Tak lama, Tuan Lobert menghindar sebentar untuk berbicara pada temannya. Setelah berapa menit, Tuan Lobert kembali lagi. "Teman saya mau menerima saya untuk beberapa hari ke depan. Kalau boleh tau, harus berapa lama saya menghindar?"
Aileen langsung menatap Erol dan juga Maheswara.
Erol langsung menjawab, "Kami belum bisa memberi kepastian. Yang pasti, sampai kita berhasil menangkapnya."
Aileen mengangguk, "Itu benar dan sekarang, di mana tempat yang akan Tuan tinggali untuk sementara?"
Tuan Lobert pun menyebutkan alamatnya yang langsung diingat oleh Aileen dan dicatat oleh Maheswara.
"Baik, mohon maaf sekali, saya harus bilang ini, lebih baik sekarang Tuan istirahat di rumah teman Tuan. Ini untuk penyamarannya, saya tidak ingin, ada yang mengetahui rumah saya." Aileen memberikan setelan baju pada Tuan Lobert.
"Baik, saya ganti dahulu."
🔪🔪🔪
Erol, Maheswara serta Aileen sedang berbincang tentang pembunuhan kemarin Malam, walau sekarang sudah jam 21.00 tak membuat ketiganya lelah. Terlebih lagi, Erol dan Maheswara belum pulang ke rumahnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDI
Mystery / Thriller⚠️ Banyak adegan kasar! ⚠️ "Saat semua orang tertawa, saat itulah aku menusuk mereka tanpa mereka sadari." "Bunuh, bunuh dan bunuh!" ••• "Dia tak mungkin bisa lari dariku, bahkan aku bisa menci...