Prak!
"AILEEN!" pekik Erol melihat Aileen yang terkapar begitu saja. Bahkan tangannya pun robek panjang. Ia langsung ke arah Aileen. "Aileen? Bangun!" Gadis itu tidak bergeming. Darah semakin banyak di lantai. Dengan cepat Erol langsung menggendong Aileen ke mobilnya dan melaju kencang ke rumah sakit.
Hanya dalam waktu 5 menit, Erol pun sampai ke Rumah Sakit dan mulai memanggil suster.
Suster yang terkejut dengan keadaan Aileen pun langsung membawanya ke ruangan UGD.
Erol pun hanya diperbolehkan menunggu di luar. Pria itu langsung menelepon Maheswara.
Saat sambungannya terangkat, Erol langsung berkata, "Cepat datang ke Rumah Sakit Vaidam Health. Aileen terluka karena si pembunuh itu menyerangnya di rumah Aileen." Tanpa menunggu jawaban dari Maheswara, Erol langsung mematikan sambungannya.
Ia duduk di kursi yang sudah disediakan. Ia tak habis pikir dengan pembunuh sialan itu. Apa ia mempunyai dendam pada Aileen? Mengapa hanya Aileen yang selalu diincarnya.
Tak lama, Maheswara datang dan langsung bertanya pada Erol, "EROL?!" Cowok itu menatap Maheswara. "Ada apa ini sebenarnya? Tolong jelaskan!" Sungguh, Maheswara tidak ingin terjadi apa-apa pada sahabatnya.
"Duduklah," perintah Erol. Maheswara dengan cepat duduk di sebelahnya. "Aileen tadi meneleponku dan mengatakan sesuatu yang tidak aku dengar. Tiba-tiba saja aku langsung mendengar suara tembakan. Aku pun langsung bergegas pergi ke rumah Aileen. Aku juga sempat mendangar suara pembunuh itu. Saat aku sampai di rumah Aileen, gadis itu sudah terkapar di rumahnya dengan lengan yang robek panjang."
Maheswara tercengang. "BERANI SEKALI PEMBUNUH ITU! DIA BENAR-BENAR TIDAK PUNYA AKAL!"
Erol mengangguk, "Sepertinya pembunuh itu benar-benar ingin membunuh Aileen."
"Aku akan menginap di rumahnya Malam ini dan seterusnya, sampai pembunuh itu tertangkap."
Erol mengangguk setuju, "Aku juga akan menginap di rumahnya."
Tak lama, pintu ruangan Aileen pun terbuka. Menampilkan sosok suster yang berjalan ke arahnya. Erol dan Maheswara langsung bangkit dan menghampiri suster itu. "Bagaimana, Sus, keadaan Aileen?"
Suster itu tersenyum, "Detektif Aileen tidak apa-apa. Lukanya sudah kami jahit."
"Apakah sudah sadar?"
Suster itu menggeleng, "Mungkin sebentar lagi. Silakan jika ingin menjenguknya."
Erol dan Maheswara mengangguk kompak, "Terima kasih, Sus." Mereka berdua pun langsung masuk ke dalam ruangan Aileen.
Gadis itu masih tenang dengan pingsannya. Tangannya pun masih diperban. Kedua laki-laki itu hanya memandang Aileen.
"Shh.."
Erol dan Maheswara terkejut. Mereka langsung ke ranjang nakas Aileen. "Kau tidak apa-apa, Leen?" tanya Erol langsung.
Aileen memegang kepalanya, "Tidak."
"Kau sudah tidak merasa sakit?" tanya Maheswara.
Aileen menggeleng kembali, "Tidak. Aku ingin pulang." Jelas Erol dan Maheswara terkejut.
"Bagaimana kau ini? Baru saja kau dijahit."
Aileen memutar mata malas, "Aku tidak peduli. Aku ingin cepat-cepat membalas pembunuh sialan itu."
Maheswara menggeleng, "Iya, tapi itu nanti."
"Terserah kalian." Ia pun langsung bangkit dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDI
Mistério / Suspense⚠️ Banyak adegan kasar! ⚠️ "Saat semua orang tertawa, saat itulah aku menusuk mereka tanpa mereka sadari." "Bunuh, bunuh dan bunuh!" ••• "Dia tak mungkin bisa lari dariku, bahkan aku bisa menci...