Sakura Haruno. Siswi pindahan dari Jepang bersekolah di sekolah bergengsi milik Korea Selatan berkat rekomendasi kepala sekolahnya di Jepang.
Siapa sangka jika dia bersekolah di sana malah membuat dia di pertemukan dengan 5 pemuda kaya seperti mere...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jumin menatap tanya sosok Sakura dengan wajah datar. Sakura sendiri agak kikuk dengan keadaan aneh, dia yang mengintip seorang cowok memainkan piano di lantai khusus para orang kaya, gimana tidak di pandang curigai seperti yang di lakukan pemuda berambut hitam di depannya.
Bisa - bisa dia di katai mengintip lagi.
Jumin menaikan alis bingung melihat Sakura geleng kepalanya sendiri.
" Aku tanya. Kau sedang buat apa. Tengah memamatai kah? " Hawa tajam Jumin keluar.
Sakura geleng kepala keras. " Aku tersesat. Aku di minta mengantar buku - buku ini ke lantai tiga, tapi aku tersesat dan mendengar suara lembut piano, jadi aku kemari untuk melihat saja." Ujar Sakura.
Dengan wajah tenang tanpa minat, Saeran menatap Sakura dari bawah sampai atas. Mengangguk, di lirik buku yang di pegang gadis itu.
" Ini mau dibawa kelas kami? "
" Aa, Iya."
" Kalau gitu biar aku saja. Kemarikan." Pinta Saeran.
Sakura tentu tidak keberatan, dia memberi buku itu pada Saeran. Membungkuk badan kecil.
" Terimakasih dan maaf tadi bikin kekacauan kecil."
" Hn. Kau boleh pergi." Kata Jumin terdengar mengusir.
Menggurucutkan bibir. " Aku juga mau pergi. Siapa yang mau di sini lama - lama! " Ujar Sakura. Menghentakan kaki, dia pergi berlalu.
Saeran melirik Jumin sudah menurunkan alis dan mata abu dia terpancar ketidak sukaan.
Bisa - bisa gadis itu bilang tidak betah di sini. What?! Apa dia orang kampung atau bodoh, banyak siswa atau siswi di kelas bawah begitu antusias kalau punya kesempatan ke lantai ini. Tidak sembarangan siswa atau siswi datang kemari kecuali hal penting.
" Gadis itu!.. " Desis Jumin.
Saeran menghala nafas. " Sudah Jumin. Mungkin dia tidak suka sifatmu tadi. Ayo ke kelas." Ucap Saeran menampilkan wajah tenang.
Jumin masih menatap di mana gadis itu pergi, seakan tatapan dia bisa terkirim dan buat gadis pink itu bisa merasakan.
Tak lama Jumin menyusul, merasa bodoh melakukan hal yang membuang waktu berharga dia.
•••••••
Rasa kesal masih menggerogoti Sakura. Kata mengusir Jumin tadi sudah berhasil bikin dia kesal, memang dia kucing apa?!