BAB 5

406 61 2
                                    

***

Senyum di wajah Jehan tak hilang melihat putri dan menantunya turun bersama. Bahagia sekali melihat Vio tersenyum lebar sambil menggandeng lengan Haidar.

"Kakak, Abang ... cepat! Lily lapar!" Lily berteriak sambil memukulmukul sendok ke meja makan. Dia sudah terliur melihat nasi goreng dan ayam kecap di depannya. Tapi sang Bunda menyuruhnya menunggu Abang dan Kakaknya.

Tanpa mempedulikan Lily yang manyun, mereka pun duduk.
"Abang mau makan apa? Biar aku ambilkan," tawar Vio. Berusaha jadi istri mithali lah kan, harus melayani suami.

"Mau itu!" Haidar menunjuk ayam kecap yang sudah lama diincar Lily.

Muncung Lily semakin bertambah melihat Vio menaruh paha ayam di piring Haidar.

"Kenapa?" tanya Vio melihat Lily diam saja tak mengambil makanan.

"Paha ayam itu punya Lily!"

"Kau mau ini?" tanya Haidar menunjuk ayamnya.

Vio baru sadar kalau Lily paling suka paha. Dia lupa!
"Hari ini Lily makan sayap saja okay? Makan paha ayam terus nanti Lily tak tumbuh, tak tinggitinggi macam kartun u dan i yang suka Lily tonton itu," bujuk Vio.

Lily tampak berpikir. Dia menjeling Vio sebelum akhirnya mengambil sayap ayam.

"Abang makan saja paha itu. Lily sudah tidak apaapa," bisik Vio.

"Baiklah. Terima kasih!" ucap Haidar tersenyum.

Argh! Meleleh hati Vio melihat Haidar tersenyum. Kalau tak ada siapasiapa ingin sekali dia menarik pipi Haidar agar senyum di wajah Haidad bisa terus dia lihat.

"Hari ini kalian ke kampus bersama?" tanya Setyadi, Ayah Vio.

Vio melirik Haidar sebelum akhirnya mengangguk. Sebelum mereka keluar kamar tadi Haidar menawarkan diri mengantarnya ke kampus. Lagi pula mereka samasama ada jadwal pagi.
Vio sedang kuliah S1, sementara Haidar S2.
Itu juga sebenarnya yang membuat mereka jarang bertemu di kampus. Gedung kuliah Vio dan gedung pascasarjana letaknya lumayan jauh. Terlebih Haidar tak setiap hari ke kampus. Jadwal kuliah suaminya itu hanya tiga hari saja seminggu.

***

Turun dari mobil Haidar, Vio menjadi pusat perhatian. Pasalnya sebagian besar orang di kampus tahu bahwa Vio mengejarngejar Haidar.
Dan mendengar berita pernikahan mereka kemarin membuat forum kampus gempar.
Dari sudut mana pun sangat terlihat jelas kalau di antara mereka hanyalah cinta sepihak. Bagaimana Vio dapat menikahi Haidar? Banyak yang berspekulasi bahwa Vio melakukan hal buruk untuk membuat Haidar terpaksa menikahinya. Seperti sengaja menjebak Haidar dan naik ke tempat tidurnya.

Melihat sikap Haidar yang dengan baik hati membuka pintu mobil untuk Vio, bahkan tersenyum, membuat pikiran orangorang kembali bingung. Kalau terpaksa kenapa Haidar terlihat bahagia? Orang dingin seperti Haidar bisa tersenyum manis pada Vio? Tidak ada tandatanda Haidar menikah paksa.

Tapi, bukan sehari dua saja Haidar mengabaikan Vio. Apa selama ini Haidar menutup rapat perasaannya dari semua orang? Jika benar, memang keterlaluan sekali Haidar. Lakilaki macam apa yang membiarkan wanita yang dicintai mempermalukan diri mengejarnya. Sebangga itu kah dia dikejar seorang wanita? Tega menjadikan Vio lelucon orang.

"Cepat masuk ke kelas. Sampai ketemu lagi nanti!" ucap Haidar.

"Okay Abang. Aku masuk dulu. Sampai nanti. Papay!" Vio melambaikan tangan lalu segera pergi ke kelas.

Kelibat Vio sudah tak ada, Haidar pun berjalan menuju kelasnya. Mata orangorang yang menatap tak dia pedulikan. Senyum ramah saat bersama Vio perlahan hilang kembali. Menjadi Haidar dengan tampilan dingin di mata semua orang.

Bukan Salah Jodoh ✔Where stories live. Discover now