Jisung merasakan sakit pada perut nya dan tengah uluh hatinya, membuatnya tidak nyaman akan rasa sakit itu, membuatnya bangun dari tidurnya sambil memegang perutnya.
" Shhh sakit sekali, aku tidak pernah merasakan sakit seperti ini, sudah lah, mungkin ini hanya sakit biasa "
Jisung pun bangun untuk mandi, dan menatap dirinya di cermin kamar mandinya.
" Hufff seperti biasa wajah pucat, sampai kapan penyakit sialan ini akan menggangguku terus " gerutu Jisung.
" Lebih baik aku mandi lalu pergi menghirup angin yang segar di luar sana, di sini rasanya seperti asap yang membuatku sesak "
Jisung pun membuka bajunya, dan menyalakan shower nya.
" Kau mau kemana? " Ucap jaehyun.
" Berjalan-jalan " singkat Jisung.
" Jangan pulang larut "
" Aku tidak janji " Jisung langsung melangkah pergi dan meninggalkan area rumah itu.
" Eomma.... Selamat siang Apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak datang melihat mu, apa kau bahagia eomma? Aku harap begitu, tenanglah eomma aku akan menyusul mu, tunggu aku eomma, dengan segera aku akan menemui mu di sana " ucap Jisung dengan senyum manisnya dengan mata berkaca-kaca.
" Eomma kau sangat cantik, pantas saja appa sangat mencintai mu dan menyayangi mu, begitu juga hyungku, mereka sampai sampai membenciku selama ini hahaha, baiklah aku tidak menangis, jangan anggap cengeng eoh ! Aku kuat tidak lemah seperti Renjun hyung, dia saja menangis saat di marahi appa " jelas Jisung penuh lirih dan arti, merindukan sosok ibu bukan perihal yang biasa saja, dari lubuk hati bahkan jiwa, merasakan rindu yang teramat amat dalam baginya.
" Aku sangat merindukan eomma, begitu begitu merindukan mu, aku akan melakukan apapun untuk bisa menemui mu, walaupun aku akan menunggu satu tahun lagi, bahkan lebih dari itu, "
Merasakan sesak pada dadanya membuat jisung Kembali terisak membuatnya begitu terpukul atas apa yang Tuhan takdir kan untuknya.
" Ya Tuhan.. bagaimana bisa kau memberiku beban yang begitu berat, aku kehilangan ibu ku, ayahku pergi ke luar negeri, dan hyungku, bahkan mereka semua membenciku, aku tau kau menganggap ku kuat, tapi aku hanyalah manusia biasa yang hanya bisa menangis dan merasakan sakit pada dada ku " lirih Jisung di ikut air mata pada pipinya sambil menunduk memegangi batu nisan ibunya.
Duar !!!
Petir begitu keras dan rintikan hujan mulai membasahi daerah itu mengenai Jisung yang kini tengah berjalan untuk pulang.
Tapi sialnya jarak nya begitu jauh dari tempatnya saat ini.
" Dingin sekali sekarang " ucap Jisung sambil memakai topi Hoodie nya.
" Huff semoga aku tidak di marahi lagi, kalau tidak... Aku akan mati " gumam Jisung dengan bergetar akibat dinginnya sore itu.
Jisung merasa bahwa saat ini dia bisa memahami arti dari kehidupan.
Jika kau bahagia maka belum tentu itu akan bertahan lama, tapi jika kau bersedih itu akan sangat panjang lamanya, Sampai kau mengucapkan kata.
Aku lelah...
Begitulah pengertian Jisung saat itu, dia berfikir bahwa tidak ada lagi yang akan mengasihani dirinya saat ini, besok, dan selamanya.
Padahal dunia ini begitu luas, dia bahkan bisa bertemu dengan orang luar yang bisa menganggapnya ada.
Tapi begitu lah park Jisung, dengan keras kepalanya dia bisa melakukan semaunya.
Beberapa hari kemudian....
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Jisung [END]
Teen FictionPark Jisung, seorang pemuda yang memiliki keluarga dengan kedisiplinan ketat serta tata krama, tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya akan mengikuti sang ayah yang berwibawa, tapi kepribadian nya berbeda dengan keluarganya, di sini dialah yang pali...