A mystery.

716 52 2
                                    

Saat tengah berjalan, heunkai melihat 4 orang yang sedang berbicara, sebenarnya heunkai tidak peduli dan memilih untuk berjalan terus mengikuti Jisung di depan, dengan Jisung yang tengah meminum coffenya.

Tapi lama kelamaan heunkai mendengar mereka menyebut nama Jisung, dan itu membuatnya terhenti seketika, saat akan memanggil Jisung, heunkai berfikir, untuk apa dia memanggil Jisung? Ini hanya masalah kecil.

Dan heunkai memilih untuk menemui mereka seorang sendiri, ya.. sendiri garis bawahi SEORANG DIRI.

Saat heunkai mendekat dia diam membeku dan tidak berkutik, karena dia mendengar.

" Jika kau tidak membunuhnya, maka kau akan mati di tangan ku !! Camkan itu. " Tegas orang itu membuat heunkai terkejut.

" Apa maksud orang ini, kenapa tiba tiba ingin membunuh, siapa yang ingin di bunuh mereka? " Ucap heunkai di batinnya.

" Yo kau siapa ? " Ucap salah seorang yang melihat heunkai berdiri di sana.

Heunkai terkejut dan memasang wajah santainya.

" Aku? aku hanya ingin mengambil kucing adikku, permisi " sopan heunkai.

" Hey!! Siapa yang menyuruh mu pergi, lagian kucing itu sejak tadi berada di situ " curiga salah satu orang itu.

" Aku tidak perduli, yang penting aku mendapat kan kucing adikku, jangan menahan ku, aku tidak ingin adikku terus menangis, minggir " ucap heunkai dingin padahal hatinya tengah memohon kepada Tuhan agar di selamat kan.

" Kau-- " saat ingin memukul heunkai, salah satu dari mereka menahannya.

" Hey !! Jangan besarkan masalah ini, biarkan dia pergi " ucap nya.

Tidak perlu waktu lama heunkai pergi dan membawa kucing itu.

" Untung saja kau datang, kalau tidak aku akan habis " ucap heunkai berterima kasih kepada kucing itu sedangkan kucing itu menggeliat lucu yang di mata heunkai dia tengah menggoda heunkai.

Heh ! Pemikiran yang aneh !

" Kenapa kau menggeliat seperti itu, kau pikir aku suka padamu? " Kesal heunkai.

" Ya heunkai ! Kenapa kau berhenti eoh ? " Kesal Jisung yang sudah mencari heunkai kemana mana takut heunkai di culik.

Canda.

" Eoh? Tidak aku dari tadi di sini bersama... Kucing lucu ini " ucap heunkai tertekan, karena dia tidak suka kucing putih.

" Eh? Sejak kapan kau menyukai kucing? " Curiga Jisung.

" Sejak.... Tadi hehehe " kekeh heunkai.

" Sudahlah, cepat seperti nya akan gelap " ucap Jisung mulai berjalan.

" Huh untung saja " lega heunkai.

" Tapi?? Siapa yang ingin mereka bunuh? Sebentar sepertinya wajah mereka pernah aku lihat sebelumnya, tapi dimana? " Ucap heunkai mulai berfikir.

Jisung yang kesal pun kembali mundur dan menjambak rambut heunkai.

" Cepat sialan, aku tidak ingin di marahi " kesal Jisung.

" Akh lepaskan pabbo~ya !! " Pekik heunkai.

" Akan ku lepas saat sampai "

Saat di bus mereka tengah duduk diam tak bergerak, karena di depan dan belakang mereka ada orang tua nenek nenek, yang tadinya mengamuk karena cucu mereka merengek terus, maka dari itu Jisung membungkam mulut heunkai dan berkata " apa kau ingin di marahi seperti itu? Kalau tidak maka diamlah " ancam Jisung.

He is Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang