Indahnya arunika kembali menyapa, memanjakan dua kelopak mata yang belum usai merangkai mimpi malam tadi
Kicau burung bersahut-sahutan, mengabarkan sinar mentari akan memberi kehangatanPagi pertama di dua puluh
Syukurku tiada terkira pada Tuhan yang masih mengizinkan sang surya muncul di ufuk timur
Masih ada waktu untuk terus membasuh dosa di atas hamparan sajadah dan ibadah lain pada-NyaTerima kasih Ilahi Rabbi, Kau berikan padaku ayah dan ibu yang luas kasihnya bagai bentala
Para saudara yang mendukung impianku walau kadang pertengkaran kecil tak terelakkan, namun bukan kah memang begitu saat jauh menanggung rindu dan bila bertemu malah gaduh?Terima kasih Ilahi Rabbi
Kau hadirkan Diba, Vevi, dan Nora yang masih setia menjadi pendengar keluh kesah dan suka citaku
Meskipun dua tahun sudah waktu merenggut pertemuan kamiTak dapat ku pungkiri
Sebuah pertanyaan menyelinap di hati
Akan kah suatu saat nanti ada pria sejati yang menghampiri?
Seseorang yang membersamaiku melangitkan doa-doa agar kami kembali berjumpa di dalam surga-Nya
Seseorang yang menggenggam tanganku di hari tua seraya berkata, "Lihat lah anak-anak kita yang sholeh dan sholehah."Sudah lah, kemana saja cuitan ini
Overthinking menguasai diri
Kuharap usia yang bertambah ini
Menjadikanku lebih dewasa lagi
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya atas setiap jalan yang ku lalui
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesudah baca bait ke lima, tolong ya jangan menarik kesimpulan kalo aku dah mau cepat-cepat nikah🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Hati ✅
Teen Fiction[TAMAT] Karena hati perlu dijaga, maka rasa tak bisa leluasa Dengan kata aku menyimpan berbagai rindu yang jadi candu, sekilas suka yang masih dibendung, dan secercah harapan yang terus kusulam🦋