Prolog

804 114 9
                                    

New York City.
Sunday, 18 December 20xx

10.00 am.

"Agh, kenapa panas sekali?" Seorang gadis berambut putih memperbaiki letak hoodienya. Dia tidak bisa membiarkan penampilannya yang mencolok menarik perhatian orang-orang.

Gadis itu merogoh handphone di saku celananya. Dia segera mencari kontak seseorang dan menekan ikon panggilan.

"Hei, kau dimana?"

Ada jeda dalam keheningan sebelum orang diujung panggilan akhirnya merespon.

"Dimana kau Yun-Hee?"

Yun-Hee, gadis yang memakai Hoodie itu mendengus. Dia melihat sekelilingnya. Posisinya sekarang sedang bersandar di dinding di salah satu bangunan didekat taman kota.

"B*tch, aku sudah sampai."

"Calm~. Aku sedang dalam perjalanan."

Terdengar kekehan dari panggilan telepon. Itu membuat Yun-Hee menghela napas panjang. Teman perempuannya ini, Clara, mengajaknya ketemuan. Tumben sekali, biasanya Clara langsung menariknya keluar dari habitatnya tanpa peringatan apa-apa.

Yun-Hee punya perasaan tidak enak.

Merasa Clara masih sedikit lama, Yun-Hee akhirnya memilih untuk langsung ke taman saja. Biarlah Clara mencarinya, salah siapa dia lama.

Taman kota masih terlihat ramai oleh anak-anak yang berlarian kesana-kemari ditemani oleh orang tuanya atau hewan peliharaan. Banyak juga kios makanan ringan yang buka.

Yun-Hee hanya sekilas melihat sekeliling sebelum pandangannya tertuju pada seorang gadis berusia 10 tahun sedang memakan crepe strobery dengan seorang perempuan yang terlihat sedikit lebih tua dari Yun-Hee.

Perempuan yang disebelah gadis kecil terlihat cantik dengan rambut hitam pekat dengan mata coklat kemerahan yang hampir sama dengan si gadis kecil. Terlihat jelas sekali sepertinya kedua orang itu seperti saudara karena kemiripan.

Yang membuat gadis kecil itu mencolok dimata Yun-Hee adalah karena anting bintang yang bersinar terkena cahaya matahari yang dikenakan gadis kecil.

Seolah mengetahui tatapan Yun-Hee, gadis itu berpaling dan tersenyum pada Yun-Hee. Dengan cepat Yun-Hee memalingkan wajahnya karena malu ketahuan dia menatap terlalu lama.

Saat Yun-Hee mencoba mengintip lagi keduanya, kedua orang itu sudah menghilang dari sana seolah tidak pernah lewat.

Yun-Hee bingung dan menggosok matanya. Dia bertanya-tanya apakah dia terkena dehidrasi? Sampai bisa berhalusinasi?

Entahlah.

"Yun-Hee."

Dari belakang muncul suara yang familiar sedang memanggil nama Yun-Hee. Itu adalah Clara, teman baik Yun-Hee.

Clara terlihat tersenyum pada Yun-Hee. "Apakah aku terlalu lama?"

Yun-Hee diam dan memperhatikan kejanggalan dari Clara. Saat ini Clara mengajaknya bertemu langsung dengan perencanaan, ditambah sepertinya Clara habis dari mana gitu, soalnya dia terlihat berdandan rapi.

Disitu Yun-Hee punya sedikit tebakan.

"Apakah kau baru selesai ngedate?"

Menanggapi kata-kata Yun-Hee, mata Clara sedikit bergetar sebelum akhirnya tersenyum manis. Clara merangkul pundak Yun-Hee dan mendekatkan bibirnya ke telinga Yun-Hee.

"Akan ku ceritakan nanti."

Clara pun mengajak Yun-Hee ke pusat perbelanjaan dan bermain-main di wahana permainan.

White and Red String [Solo Leveling Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang