Hello I'm back!! Semoga masih ada yang nungguin hehe:D
Kalau ada typo mohon di maafkan ya...
•Author
"Baiklah karena bel pulang sudah bunyi, Ibu mau mengingatkan sekali lagi jangan lupa bulan depan kalian sudah mulai ujian kelulusan, jadi siapkan mulai sekarang ya?"
"BAIK BUUU!!" jawab semua anak di kelas. Lalu Bu Nuri melangkahkan kakinya meninggalkan kelas.
"Ra! Nanti main monopoli di rumah gue yuk!" ucap Wulan excited. Rara melebarkan matanya lalu mengangguk antusias.
"Boleh tuh! Nanti gue sumbang rengginang buat pelengkapnya!" jawab Rara tak kalah antusias.
Lalu matanya beralih menatap Aster. Oh Tuhan. Gadis itu sedari tadi hanya merenggut, melamun, menguap dan mendadak jadi pendiam. Tidak seperti Aster yang biasanya. Sebenarnya ada apa dengan gadis satu itu hari ini?
Baiklah! Daripada Rara bergelut mati-matian dengan otaknya yang hanya sebesar biji jagung, lebih baik langsung ia tanyakan saja pada orangnya! Ya benar!
"Oi As, lo kenapa sih? Dieemm aja, udah kayak mayat hidup?"
Sontak Wulan jadi ikut menatap Aster. "Iya juga, lo nggak papa kan Aster?"
Hening. Tak ada jawaban keluar dari mulut Aster. Lalu jarak beberapa menit barulah Aster mengangkat pandanganya menatap Rara dan Wulan bergantian. Perlahan Aster merubah ekspresi wajahnya seperti anak kecil yang hendak menangis.
"Gue... Gue...-
"Oke cukup, gue paham. Ini pasti ada hubungannya sama si nenek lampir kan?" Rara tepat sasaran! Aster di depannya mengangguk lemah.
"Padahal seminggu yang lalu udah ada kemajuan... kami nangkep ikan bareng, dia nginep di rumah gue dan... gue cium pipi dia—
"WHAT?!!" teriak Wulan dan Rara hampir bersamaan.
"Udah gila lo As."
—makasih Ra, tapi setelah hari itu semuanya balik lagi ke awal. Miss Zoya sibuk dengan kerjaannya, sedangkan gue di sini uring-uringan gak jelas," jawab Aster lemah.
"Jadi...?" tanya Wulan to the point.
"Jadi... gue mau kalian bantuin gue, hihihi," jawab Aster di akhiri cekikikan khasnya.
"OGAH!" "BOLEH!" Lagi-lagi mereka teriak bersamaan.
Rara dan Wulan saling menatap. Kobaran api terpancar dari mata mereka.
"Lo tau kan gue gak suka sama tuh nenek lampir!" protes Rara pada Wulan.
"Ck! udah lah Ra, apa susahnya sih kita bantu sahabat kita yang satu ini."
"Ya gak gitu Lan... Gue mah oke-oke aja, asalkan ge-be-tan-nya bukan si nen—
"Oke Rara setuju! Jadi apa rencananya As?" sela Wulan. Di sampingnya Rara sudah menatapnya tajam dengan ribuan sumpah serapah di gumamkannya.
"Nah itu dia, gue gak ada rencana hehe..."
Hening.
Masih hening.
Wulan dan Rara menatapnya datar.
Rara mulai berdiri, melangkah ke samping Aster, lalu melayangkan jitakan dengan keras di kepala sahabatnya itu dengan wajah yang masih tetap datar.
"Auww... Sakit geblek!" Aster mengusap kepalanya kesal.
Untung tidak gagar otak. Kalau gagar otak bagaimana? Apa Aster harus menikah dengan sugar dady seperti di sinetron indosiar, untuk membayar biaya operasi? Eughh NO!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Teacher
RandomLesbian story. [Homophobic please stay away] Suatu hari sekolah Aster kedatangan guru baru yang mendapat julukan nenek lampir. Saat itu juga Aster langsung jatuh cinta pada guru itu. Namun semua usahanya untuk mendekati sang ibu guru selalu gagal! H...