| part 21

16.1K 1.4K 160
                                    

A/N : beberapa adegan akan membuat jomblo iri dan disarankan memiliki pasangan sendiri😏

***

Ardi sudah selesai kelas dan berniat pulang namun saat dijalan menuju parkiran ia melihat pacarnya bersama satu temannya. Ardi menghampiri dari belakang dan saat ia ingin memanggil Ara, ia mengurungkan niatnya dan menyimak percakapan dua cewek ini.

"Lo kuat, kan buat bawa motor? Atau mau gue anter aja ke kost?" Cewek disamping Ara menawarkan.

Dahi Ardi mengernyit bingung, ada apa dengan Ara? Apa pacarnya sakit sampai harus diantar segala?

"Masih kuat gue, lagian kost gue juga deket." Ara tertawa pelan.

"Tapi muka lo masih pucet, Ra. Tangan lo juga dingin. Gue anter aja, ya? Takut lo kenapa-napa?" Cewek itu terlihat khawatir.

"Lebay ih, gue baik-baik aja," sanggah Ara.

Ardi tak bisa menahan rasa penasarannya. Apalagi mendengar pembicaraan mereka tadi. Jadi ia melangkah dua kali hingga tepat berdiri dibelakang Ara yang masih tak menyadarinya.

"Ara." Ardi meraih telapak tangan kiri Ara yang terasa dingin. Ara terlihat kaget namun setelahnya tersenyum tipis dengan wajah pucat.

"Hai," sapa Ara.

Dahi Ardi mengernyit bingung melihat tampilan Ara yang terlihat tidak baik-baik saja. Saat ia ingin bertanya, teman Ara lebih dulu mengajaknya bicara.

"Lo pacar Ara, kan?" tanya teman Ara.

Ardi menoleh sebentar pada cewek itu seraya mengangguk, lalu tatapannya beralih lagi pada Ara. Jujur saja Ardi khawatir sekarang.

"Lo kenapa?" tanya Ardi cemas.

Ara menggeleng sebagai jawaban lalu berkata, "Gak papa. Gue baik-baik aja."

"Idih sok kuat," cibir teman Ara itu. "Ara tadi sakit perut, maklum pms hari pertama sempet dibawa ke klink tadi. Dia hampir pingsan dikelas," adu temannya itu.

"Sinka," kata Ara geram namun Sinka terlihat tak peduli.

"Lo bisa bantu buat anter Ara pulang? Gue takut dia kenapa-napa dijalan," kata Sinka melirik Ara disampingnya.

Ardi mengangguk. Lagi pula ia tidak akan membiarkan Ara pulang dengan kondisi seperti ini. Jelas Ardi sangat khawatir saat ini.

"Gue baik-baik aja kok," bela Ara.

"Pulang sama gue," titah Ardi tegas membuat Ara cemberut namun mengangguk.

"Motor gue gimana?" tanya Ara

"Nanti gue minta bantuan Romi buat anter ke kost lo," kata Ardi lalu beralih pada teman Ara tadi. "Makasih ya."

"Iya sama-sama. Kalau gitu gue balik duluan. Gws ya, Ra."

"Iya hati-hati. Makasih ya, Sin."

Kemudian Sinka berlalu dari hadapan Ara setelah Ara mengucapkan terima kasih. Ardi juga membawa Ara menuju dimana mobilnya terparkir. Ara menunggu didalam mobil saat Ardi sedang berbicara dengan Romi. Setelah itu Ardi memberi kunci motor Ara pada Romi.

"Udah?" tanya Ara saat Ardi sudah masuk.

Ardi mengangguk. Lalu terjadi keheningan didalam mobil. Ara yang memainkan jarinya sedangkan Ardi menatap tajam Ara yang menampilkan wajah polos.

"Kenapa?" tanya Ara takut-takut.

"Lo tanya kenapa?" Ardi balas bertanya, nadanya naik satu oktaf. Ia menghela napas dalam sebelum mencecar Ara dengan rasa khawatirnya. "Kenapa lo nggak ngasih tau kalau lo sakit, Ara? Lo nggak chat atau pun telepon gue. Lo nggak ngabarin gue, Ra? Kalau tadi gue nggak nguping pembicaraan kalian, gue nggak bakal tau kalau lo itu sakit. Gue khawatir sama lo."

Ardi & Ara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang