| part 8

16.4K 1.4K 187
                                    

Sesampainya dikost, Ara hanya mengganti baju. Ia merapikan barang-barang dikost setelah itu mencuci pakaian kotor. Selesai menjemur pakaiannya, Ara mampir ke kost Azizah yang kebetulan celah pintunya terbuka. Ara mengetuk dahulu lalu masuk saat Azizah mempersilakan dirinya masuk.

"Lo nggak ke kampus, Ra?" tanya Azizah yang duduk lesehan berkutat dengan laptop.

"Free hari ini," jawab Ara lalu duduk dikasur Azizah.

"Oh." Azizah mengangguk.

Ara kemudian berbaring dikasur tersebut sambil mengecek notifikasi ponselnya.

"Lo dari mana aja?" tanya Azizah lagi

"Jemur pakaian tadi." Ara menjawab.

"Enggak," bantah Azizah. "Lo dari mana aja baru keliatan? Semalam gue liat kamar lo kekunci terus lampunya mati, biasanya enggak."

"Oh itu." Ara mengangguk paham. "Gue ke rumah Ardi semalem."

"Lagi?" Kali ini Azizah menoleh pada Ara.

"Iya, demam tuh anak semalam. Panas banget anjirr, gue takut dia kenapa-napa. Mana tuh anak belum makan, belum minum obat juga." Ara berujar menggebu lalu mengubah posisi jadi telungkup.

"Serius?" tanya Azizah tak percaya.

Ara mengangguk semangat. "Gue kompresin dia  semalem. Gue takut tuh anak mati, anjimm. Syukur enggak."

"Berabe tuh kalo Ardi is dead." Azizah tertawa lalu kembali fokus pada layar laptopnya.

"Dasar." Ara ikut tertawa.

Jari Azizah menari cepat diatas keyboard laptop, lalu ia kembali melontarkan pertanyaan.

"Jadi semalem lo nginep tempat Ardi dong?"

Ara tak menjawab. Pikirannya mereka ulang kejadian semalam dalam benaknya. Pipi Ara memerah dengan bibir berkedut menahan senyum. Ya ampun malu banget.

"Ra," panggil Azizah yang tak mendapati jawaban Ara. "Dih malah melamun."

Azizah menjentik jari didepan wajah Ara yang memerah hingga gadis itu tersentak sadar. "Hayo ngapain aja semalem sama Ardi?" Azizah bertanya jahil.

"Apaan sih?" Ara mengelak.

Wajah Azizah menyerigai penuh kecurigaan. "Gue mencium bau-bau kejanggalan disini."

"Apaan sih, Zah? Jangan ngaco deh." Ara menipiskan bibir lalu nyengir pada Azizah.

"Dih jangan bohong deh sama gue," ucap Azizah yang sekarang mematikan laptopnya. "Gue nggak mempan, njimm."

Ara mendengus lalu bertanya. "Lo percaya nggak, Zah?"

"Apaan?" tanya Azizah yang sekarang atensinya beralih pada Ara.

Lagi-lagi Ara memikirkan kejadian semalam yang membuat perasaannya membuncah. Berbagai emosi berbaur didalamnya. Senang, kesal, gregetan, dan tentu saja baper.

Kalian nggak berpikir Ara baik-baik ajakan semalam? Malah sejak semalam hingga tadi pagi jantung berdebar keras apalagi jika didekat majikannya itu. Ara baper sampe ke ulu hati.

"Arrghh." Jerit Ara sambil berguling-guling dikasur Azizah.

Melihat kelakuan Ara yang seperti ini membuat dugaan Azizah semakin kuat. Bahwa semalam terjadi apa-apa antara Ara dan Ardi. Nggak salah lagi.

"Lo kenapa sih?" tanya Azizah masih dalam mode sabar.

"Kayaknya gue positif gila, Zah," celetuk Ara.

Ardi & Ara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang