| part 10

16K 1.2K 101
                                    

"Halo." Suara Ardi terdengar berat menyapa diseberang namun tak ada sahutan padahal panggilan sudah terhubung.

"Halo." Sekali lagi Ardi memanggil dengan sedikit kesabaran masih tak ada sahutan, hanya sunyi.

"ARA," ucap Ardi nyaring.

"Hoaamm ... iya ini siapa?"

"Bangun anjirr, gue Ardi." Seru Ardi kesal.

"Oh."

"Ra." Ardi berucap kesal saat Ara membalas pendek dan terdengar suara kuapan. "Udah pagi anjirr"

"Sori gue ngantuk, udah dulu ya nanti lagi."

Tut.

Ardi menatap ponselnya dengan kesal karena berani sekali Ara mematikan sambungan telepon mereka secara sepihak. Lagi, Ardi memencet icon hijau untuk kembali terhubung dengan Ara.

"Ara nya nggak ada, lagi bobo. By—"

"Berani lo matiin, awas aja lo!" Ardi berucap mengancam.

"Ish siapa sih main ancam segala ... anjirr Ardi." Suara Ara terdengar kaget sekali. "Ngapain lo telepon gue pagi-pagi begini? Kalau nggak penting gue tutup mau lanjut tidur."

"Awas aja lo tutup dan tidur," kata Ardi memperingati.

"Ngancem mu—hoamm—lu bisanya. Buruan lo mau apa?"

"Ke apartemen gue sekarang," suruh Ardi kental dengan nada memerintahnya yang sewot.

"Ngapain?"

"Bawain baju futsal gue dilemari, gue tunggu dikampus."

"Dih enak aja main suruh segala mending gue tidur."

"Gue nggak peduli, ambil baju diapart gue sekarang! Gue tunggu diparkiran Kampus, kalo lo nggak ada. Lihat aja ntar." Ardi menyeringai puas meski Ara tak melihatnya.

"Gue nggak mau."

"Dan gue nggak peduli. Gue tunggu sekarang. Gak pake lama."

Tut. Ardi mematikan sambungan telepon sepihak. Dapat Ardi bayangkan betapa kesalnya Ara padanya. Pasti cewek itu tengah mengumpati dirinya.

Setengah jam kemudian, Ara tiba dihadapan Ardi dengan wajah kusut sekali. Mata Ardi menelisik penampilan Ara didepannya. Celana jins biru pudar dengan tanktop biru pastel dipadukan kemeja putih sebagai outernya. Sangat casual.

"Lo ngapain nyuruh gue ke Kampus segala sih?" tanya Ara menggerutu kesal. Pipinya menggembung dengan mata merilik sinis majikannya itu.

Perlu kalian ketahui, hari ini adalah Jum'at. Hari libur yang memang ditetapkan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sampai Minggu. Yah, kuliah Ara hanya berlangsung 4 hari dalam seminggu.

"Pesenan gue mana?" Ardi malah balik bertanya dengan satu alis terangkat.

Ara berdecak sebal lalu menyerahkan paperbag yang dipegangnya pada Ardi. "Nih."

"Kenapa gak suruh ojek online aja," gerutu Ara kesal.

"Biar lo ada kerjaan nggak cuma rebahan dikostan," sahut Ardi masa bodo dengan pelototan Ara padanya.

"Idih diri-diri gue, rempong amat lo."

Ardi tak menanggapi itu malah melihat isi paperbag itu sambil mengangguk-angguk. Setelah melihat isi didalamnya, Ardi kembali menyerahkan paperbag tersebut pada Ara membuat Ara kebingungan.

Dengan kernyitan bingung Ara menerima paperbag itu. "Kok balikin ke gue?"

"Bukan balikin," cibir Ardi melihat kebingungan Ara. "Tapi bawain," suruhnya tanpa beban.

Ardi & Ara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang