Kuatkan hati kalian sebab penuh dengan drama kesedihan :'')
Jangan lupa vote dan komen
Happy reading, love!!
🌼
Sesuai dengan ucapannya kemarin lalu, Yoongi benar-benar membawa Dahye pergi ke sana dengan seorang suruhannya sebagai penunjuk jalan. Mereka menyadari jika ini sudah jauh dari kota, bahkan sinyal ponsel pun juga sudah menipis--bahkan hilang. Jalanan aspal yang bergelombang ini membawa mereka di satu titik rumah yang terasingkan. Mereka percaya Jimin memang ada disana kendati mobil pria itu terparkir di halaman.
"Ini tuan, saya permisi dulu"
Yoongi mengangguk dan mengatakan terimakasih. Keduanya langsung berjalan menuju rumah itu dengan bertanya-tanya sebab suasana saat di depan pintu terasa mencekam, dingin dan sunyi. Bukan karena semalam hujan yang tak berhenti, hanya saja rasanya aneh. Seperti rasa kesedihan dan hampa.
"Kenapa rasanya tidak enak Yoongi? I feel like Jimin's father and sister are gone." Dahye merasa gelisah kendati dia baru saja sampai di depan pintu. Yoongi hanya tersenyum kecil dan mengajak Dahye untuk berada disisinya. Kini dia mulai mengetuk berharap jika memang ada orang yang mau membuka pintu untuk keduanya.
Tidak sampai lima menit pintu itu terbuka, menampakkan dokter Clara yang terkejut melihat keduanya. Mungkin asing melihat Yoongi tapi tidak dengan ibu Dahye. "How are you doctor, kau pasti dokternya Anna bukan? Apa Jimin dan Anna ada disini?" Dahye berucap seolah dia bertanya apa benar orang yang mereka cari ada disini.
Clara menggigit kecil bibir bawahnya, ragu. Tapi jika seperti ini Clara juga tidak bisa berbuat apapun untuk menutupi hal sendu seperti ini kendati keduanya adalah keluarga Ryu Jimin.
Membuka lebar pintu itu, memperlihatkan bagaimana keadaan di rumah ini. Tangisan bayi bahkan semerbak harum bunga yang tercium. "Silahkan masuk, aku akan antarkan kalian. Tapi anda jangan terkejut." Clara ragu tapi seharusnya keluarga Jimin harus tahu ini.
Mengantarkan keduanya di satu bilik dimana Jimin tengah terdiam mematung melihat sebuah peti. Ini membuat Dahye khawatir dengan putranya. Di dekatnya Jimin dan melihat apa yang sebenarnya di dalam peti itu. "Tuhan.." Dahye benar-benar hampir saja jatuh jika Clara tidak mendekapnya.
"Anna, putriku" Dahye terkejut melihat ini, bagaimana bisa menantu yang dia anggap anak sendiri kini terbujur kaku di dalam peti sempit ini.
Yoongi yang ada di belakangnya saja hanya terdiam menunduk, setidaknya dia memberikan satu penghormatan terakhir untuk istri Jimin. "Aku turut berduka Jimin" ucapnya lirih. "Kau yang sabar" lanjutnya.
Namun sepertinya Jimin tidak suka, pria itu melihat ke arah Yoongi seolah dia tidak terima jika atas ucapannya.
"Aku tidak berduka, Anna sedang tidur, dan ibu jangan menangis dia nanti bangun" Jimin mengelak, merasa jika Anna masih dalam keadaan tertidur akibat koma.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Is (not) a Fairy Tales✅
FanfictionPlease take vote and comment! 𝑱𝒊𝒎𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒐𝒏𝒈𝒆𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝑨𝒍𝒊𝒄𝒆. 𝑱𝒊𝒎𝒊𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝑨𝒍𝒊𝒄𝒆 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒊, 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒊𝒉𝒊𝒓, 𝒌𝒖𝒓𝒄𝒂𝒄𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎�...