The Father

1.5K 186 63
                                    

Baby Steps!

A JaeYu Fic

.

Enjoy the ride!

.

.

.

.

Suh Youngho mengerjapkan mata berulang kali melihat manajer pemasaran yang tergesa-gesa membereskan tas kerja. Heran, padahal arloji Youngho baru menunjukkan pukul lima tepat. Jam kantor baru saja berakhir, tetapi kolega dekatnya ini bertingkah seperti tidak sudi berada di gedung itu lebih lama lagi.

"Mau pulang, Jae?"

Jaehyun mengangguk. Matanya mengerling Youngho sebentar―sebentar sekali.

"Jangan bilang kau gak ikut minum-minum lagi," tebak Youngho tepat sasaran.

Nada menuduh yang dilancarkan teman terdekatnya mengundang helaan napas dari Jaehyun. "Jeno udah masuk SD, sekarang pulangnya jam 5. Aku mesti buru-buru."

Youngho mengikuti Jaehyun yang melangkah meninggalkan kantor. Kaki-kaki jenjang mereka mudah saja jatuh dalam tempo seirama yang terlalu cepat untuk disusul orang lain.

"Waktu Jeno masih TK pun kau jarang ikut acara kebersamaan," keluh Youngho. "Sebetulnya aku khawatir melihatmu. Apa kau bahkan sempat istirahat?"

Jaehyun cuma tertawa kaku. "Yah, siapa lagi yang mau kerjakan semua itu kalau bukan aku."

Bahu Youngho terangkat sedikit. "Entahlah. Asisten rumah tangga, mungkin."

"Nggak bisa," Jaehyun memencet tombol di sebelah lift. Kepalanya menggeleng guna menegaskan. "Jeno nggak bisa sama sembarang orang. Aku udah coba tapi dia malah mengurung diri kamar."

Youngho terbungkam. Bola matanya bergulir buat meneliti roman wajah sahabatnya.

Bahkan tidak perlu menjadi Youngho untuk tahu bahwa Jaehyun sudah banyak berubah: pipi semakin tirus, postur yang tak lagi bersemangat, serta netra yang kini menyorot hampa ditemani bayangan hitam menggelantung di bawah mata.

"Atau," mulainya ragu-ragu, "cobalah berkencan."

Serta-merta Jaehyun melemparkan tatapan tajam menuntut penjelasan.

"Mungkin Jeno bakal bisa akrab dengan orang yang dipilih ayahnya karena cinta," sejenak Youngho bergidik pelan mendengar pilihan katanya sendiri. "Yah―kau nggak bisa begini terus, Jae. Jeno juga. Kalian harus mulai berdiri lagi. Aku nggak bilang harus sekarang tapi yah... jangan tutup kemungkinannya."

Kalimat-kalimat dari Suh Youngho berseliweran dalam kepala Jaehyun sepanjang malam. Jaehyun masih tak bisa berhenti memikirkan itu, bahkan di tengah perbincangan ringan dengan Jessica esok harinya. Langsung saja sang anak tertua menyadari gangguan fokus pada adiknya dan dengan lembut membujuknya berbagi.

"Dek," Jessica menggeleng sedih setelah menyimak keluh-kesah Jaehyun, "kalau harus jujur, menurut Kakak kamu belum siap."

Jessica mendesah panjang sebelum meletakkan telapak tangannya nan hangat di atas lengan Jaehyun. "Jangan buru-buru. Pertama-tama kamu harus tata hatimu dulu. Kalau berat menatanya sendiri, Kakak punya rekomendasi psikiater dan psikolog yang bisa bantu kamu."

Ia meremas jemari adiknya kemudian tersenyum, "Nanti kalau kamu udah siap, Kakak pasti dukung kamu. Kakak siap jagain Jeno selagi kamu cari calon ibu baru buat dia. Tapi sebelum itu, kamu harus bangkit dulu, Jae. Bukan kebalikannya. Karena―gimana mungkin kamu bisa memulai sesuatu yang sehat dengan seseorang, ketika kamu bahkan gak tahu caranya percaya ke orang lain?"

Baby Steps! [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang