Business Trip (II)

1.1K 141 88
                                    

Baby Steps!

A JaeYu Fic

.

'Berusaha tetap sibuk supaya tidak memikirkanmu.
Aku bodoh karena mengira aku bisa.'

.

.

.

.

Jung Jeno menguap lebar sampai-sampai sudut matanya berair. Rambut tebalnya mencuat ke sana dan ke sini. Ah, pulas sekali tidurnya tadi malam.

Sewaktu bangun, Renjun sudah tidak ada di sebelahnya. Tapi terdengar gemericik air dari kamar mandi.

Mata Jeno lantas mengerjap-erjap. Cepat juga Renjun, pikirnya. Baru jam segini sudah mandi.

Padahal... ah, Jeno seperti tidak tahu saja! Renjun sengaja bangun dan mandi lebih dulu kan supaya Jeno tidak sempat melihat wajah bantalnya. Malu dong kalau pangerannya sampai lihat dia yang tidak rapi dan cakep!

Mengumpulkan nyawanya, Jung Jeno kemudian melangkah pelan-pelan melintasi kamar. Dia membuka pintu, mengernyit silau waktu sinar lampu ruang tengah membanjiri retinanya.

"Ah," seru Jeno, mendapati lelaki berambut bob pendek sedang merapikan segala macam alat gambar dan gawai canggih di atas sofa.

Bocah itu melangkah lebih cepat. Sebelah tangannya diulurkan selagi tangan yang lain menggosok mata, "Kak Yuta~"

Ia mendongak cepat. Melihat Jeno datang, Yuta pun merentangkan tangan lebar-lebar.

"Jenooo~" senyumnya terulas lemah, "sini sini, peluk dulu sayang..."

Jelas saja Jeno kabulkan dengan senang hati. Anak itu pasrah ketika Yuta memeluknya erat seolah tidak sudi melepas.

Yuta mendesah lega, "Huwaa Jenooo~ Baterai Kakak kayak diisi ulang kalau meluk kamu~"

Tangan kecil Jeno mengusap-usap kepala kakak kesayangannya sementara ia menganalisis sekitar. Ada laptop, buku, alat-alat gambar. Seingat Jeno, itu perlengkapan yang biasa Yuta pakai kalau mengerjakan ilustrasi.

"Kerjaan Kakak baru siap?" Jeno menyingkap poni Yuta hingga memperlihatkan kantong matanya yang gelap. "Kakak belum tidur, ya?"

Yuta cuma mengangguk kecil tanpa suara. Matanya memejam.

Ah, Kak Yuta tersayangnya sedang kelelahan.

Jeno menguap lebar sambil manggut-manggut. Dirinya mengikuti si empu rumah duduk berselonjor di sofa empuk itu.

"Karena Kak Yuta udah kerja keras, Kakak boleh peluk Jeno sampai baterainya penuh lagi."

"Nanti kalau ketiduran gimana..." rengek yang lebih tua.

"Tidur aja, Kak," jawabnya dan kembali menguap. Mata Jeno layu lagi.

Bagaimana, ya... Pelukan Yuta nyaman sekali sih...

Udara begitu dingin namun pelukan Yuta sehangat api unggun. Sungguh sempurna untuk kembali terlelap. Jadinya, Jeno menyerah. Ia izinkan matanya kembali terkatup dengan sempurna.

Sepuluh menit lagi saja tidak apa, kan?

"Jeno jangan tidur, Jeno sekolah..." gumam Yuta tidak jelas, terjebak di antara keadaan sadar dan tidak.

Kelopak mata sang bocah lantas melesat terbuka. Digelengkannya kepala kencang-kencang supaya beban berat di matanya menghilang. Benar―dia tidak boleh tidur lagi!

Baby Steps! [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang