Courage

1.4K 199 38
                                    

Baby Steps!

A JaeYu Fic

.

[❕Ini cuma fiksi, jangan kebawa ke reality ya~ ]

Enjoy the ride!

.

.

.

.


Bukannya tidak bersyukur sudah terlahir sebagai pemuda yang sehat dan berkecukupan lagi berprestasi, tapi kadang Yuta berharap dia bukan sekadar manusia biasa. Momen-momen tertentu membuatnya berandai-andai bila saja dia seorang keturunan penyihir atau pemeran utama anime shounen.

Iya. Yuta kepingin punya kekuatan super.

Tujuannya? Supaya bisa menyingkirkan mantannya ke dimensi lain dan berhenti jadi kutu pengganggu.

Belum juga seminggu Yuta mengagumi betapa tenang hidup akhir-akhir ini, sekarang sudah dibikin migrain lagi. Sosok tinggi dan gagah yang Yuta harap tidak ia kenali dengan begitu baik sudah nongol lagi di depan kelasnya.

Yuta berdecak. Apa bahkan hukum tidak mempan buat menakut-nakuti Park Dowon?

Sambil berlagak cuek, akhirnya Yuta memutuskan buat meneruskan langkah menuju pintu kelas. Ia harap Dowon tidak melihatnya bergidik barusan walau cuma sedetik. Sumpah, tatapan buas pria berkulit sawo matang itu membuat gerah.

"Kau sadar hukum masih melilit lehermu sampai empat bulan ke depan, kan?" Yuta tidak menutupi rasa jijik dalam suaranya. "Beraninya muncul lagi di depanku! Beneran minta dilaporin ke polisi, hah?!"

Park Dowon tersenyum, "Na Yuta-ku yang manis mana mungkin melakukan itu. Kamu itu terlalu baik hati. Kamu gak akan tega lihat aku diringkus polisi, ya kan? Soalnya diam-diam kamu masih mencintaiku."

Dengan terperangah ia mencermati raut wajah sang mantan. Park Dowon adalah pemuda dengan visual yang tak diragukan lagi, tapi saat ini wajah itu hanya membuat Yuta ingin muntah. Ekspresinya begitu ganjil. Bahkan tokoh psikopat di film-film layar lebar tidak akan membuat ekspresi semenjijikkan itu.

Jika saja Yuta bukan pria bermental baja, tentu ia sudah menangis ketakutan bahkan terjun dari lantai lima tempat mereka berada. Rasa frustrasi bisa membuatmu melakukan itu, apalagi bila sudah berlarut-larut.

Maka untuk melampiaskan emosi yang memuncak, Yuta menerjang Dowon. Ia raup kerah kemeja lelaki bersurai perak dalam sebelah tinju, kemudian ia dorong tubuh yang lebih besar tersebut hingga rapat ke dinding.

Netra Yuta berkilat-kilat murka. "Dengar, sialan," geramnya, "aku menunda laporan cuma karena malas berurusan denganmu, tapi kalau kau masih ngotot juga, itu namanya kau sengaja cari ribut. Telepon-telepon itu? Pesan-pesan dan e-mail sintingmu? Aku memang gak laporin semuanya, tapi itu bisa jadi bukti yang langsung mengirimmu ke penjara. Kau paham?"

"Udah lama nggak sedekat ini denganmu," demikian Dowon malah berbisik sebelum meniup telinganya dan terkekeh. Satu kedipan berikutnya, ia mengerang kesakitan setelah Yuta membenturkannya ke dinding dengan cukup keras.

"Ya? Itu kata-kata terakhirmu, hm?"

Yuta menghempaskan pria itu ke samping dengan kesal hingga Dowon terhuyung-huyung mencari pijakan.

"Aku gak bercanda. Sekali lagi kulihat kau di sekitarku, detik itu juga kupastikan kau jadi tahanan."

Park Dowon menggeleng. Ia menyeringai. "Ah, Yuta... Kamu lebih galak dari yang aku ingat. Jadi ini pengaruh Ten padamu, huh." Ia menyisir rambutnya ke belakang dan tergelak. "Kamu memang penuh kejutan dan sangat menggairahkan―kekasihku, milikku..."

Baby Steps! [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang