22 - Permintaan Maaf

63 12 4
                                    

Sebelumnya mohon maaf baru apdet setelah sekian lama. Hehe.
Masih ada yang baca gak ya?

Baca nya pelan-pelan ya, harus menjiwai karna saya nulisnya juga menjiwai 🤣🤣

Happy Reading ❤️



****

Aeera baru saja hendak memasuki rumahnya tetapi langkahnya berhenti saat melihat Aryo yang tengah duduk di ruang tamu, Aeera menatap sang abang yang hanya diam merenung dengan kemeja yang tidak terlalu rapi.

Aeera menghela nafas berat, hatinya masih saja terasa nyeri jika mengingat ucapan yang Aryo lontarkan kemarin malam, ia hanya ..... tidak menyangka jika pemuda yang Aeera sebut abang bisa sekasar itu.

Aeera menunduk saat Aryo menatap Aeera, mungkin ia sadar sedari tadi sedang diperhatikan. Aeera berjalan pelan ingin cepat-cepat menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Aeera tersentak dan langkahnya terhenti, ia mematung, Aeera baru saja mendengar Aryo memanggil namanya, ia sedikit terganggu dengan panggilan itu. Bukan terganggu karna Aryo memanggilnya, tapi karna abangnya itu memanggilnya dengan nada yang tersirat kesedihan, sangat lirih meskipun terdengar jelas ditelinga Aeera.

Aeera masih diam hingga Aryo berada dihadapan Aeera.

"Maaf, Ra." Lirih Aryo menunduk untuk menatap Aeera yang juga tengah menunduk menatap lantai.

Aryo sungguh menyesal, kecemasannya membuat ia tak waras hingga tak sadar mengucapkan kata-kata yang sungguh tak pantas kepada gadis yang sangat ia sayangi yang ia anggap sebagai adik.

Aeera menatap lantai dengan gelisah, ia sungguh tak suka keadaan yang seperti ini.

"Wajar kalo Ara marah sama abang. Tapi abang mohon maaf, Ra. Udah ya marah nya?" Ucap Aryo memelas dihadapan Aeera.

Aeera termenung mengangkat pandangan untuk menatap Aryo. "Ara?" Gumamnya.

Sejak kapan Aryo memanggilnya begitu?

Aryo mengangguk. "Abang panggilnya Ara aja ya? Boleh?"

Aeera hanya mengangguk untuk membalas pertanyaan Aryo. Aeera juga suka dengan panggilan itu, terdengar manis ditelinganya.

"Gimana? Ara mau maafin abang?" Tanya Aryo masih dengan nada yang rendah dan lembut.

Aeera terdiam beberapa saat, ia mengangguk sebagai respon. Lagipula, Aeera sungguh tak suka keadaan yang seperti ini. Sungguh sangat canggung.

Aryo memegang bahu Aeera dengan sangat lembut. "Lupain semua kata-kata abang yang udah buat Ara sakit ya? Abang bener-bener gak bisa ngontrol emosi abang, abang nyesel, Ra."

"Maaf ya? Anggap aja itu setan yang lagi lewat," sambung Aryo yang membuat Aeera menatapnya dengan raut wajah geli.

"Gimana?" Tanya Aryo saat Aeera hanya diam.

Aeera mengangguk sekali. "Iya."

"Iya apa?"

"Aeera udah maafin abang kok," Aeera berucap pelan sambil tersenyum tipis. "Lagipula .... semua yang abang ucapin kemarin bener. Aeera cuma numpang disini."

Titik Temu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang