Chapter 1

578 47 1
                                    

Dunia paralel, lubang cacing, ruang waktu, dan masih banyak hal lain yang saat ini tengah diteliti para ilmuwan. Banyak dari masyarakat yang mempercayai teori-teori yang dikemukakan para peneliti mengenai semua itu. Namun, banyak juga yang menganggap semua itu hanyalah bagian dari sebuah kisah fiksi ilmiah. Sesuatu yang hanya ada dalam angan, imajinasi manusia belaka. Tidak lebih. Aku pun demikian. Aku tak mempercayai semua hal itu nyata. Bagiku semua hal seperti dunia paralel hanya sebuah isapan jempol belaka. Tapi ku rasa... semua pandanganku masih bisa berubah.

Piip... Piip... Piip...

"Ngh...."

Tanganku terulur guna mematikan alarm yang terus berbunyi lebih awal dari biasanya. Dengan sedikit enggan, aku keluar dari selimut yang begitu menggoda untuk memaksa tetap di tempat tidur. Sayangnya, aku ada pekerjaan dan juga janji dengan seorang teman.

"Astaga... udaranya dingin sekali...."

Sejenak ku intip cuaca di luar sembari menyingkap tirai jendela. Awan hitam sudah menggelayut. Tentu saja ini bukan hal bagus mengingat aku harus beraktivitas di luar ruangan hari ini.

Menggeleng pelan, aku langsung saja masuk kamar mandi. Tentu tubuhku tidak mungkin bersih dengan sendirinya, bukan? Selesai mandi, aku segera bersiap.

"Tas, sudah. Peralatan, sudah. Pakaian rapi, sudah. Ponsel, sudah. Dompet, juga sudah. Hm... semua sudah. Ah iya."

Tatapanku bergulir pada cermin yang ada. Sedikit ku rapikan rambut. Senyum mengembang saat ku lihat pantulan di cermin.

"Yup. Aku sudah tampan hari ini---"

Tok. Tok. Tok.

"Air? Kalau sudah selesai, langsung turun dan sarapan."

"Baik, Bu!"

Ah iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Air, Airlangga Syahputra. Sebentar lagi usiaku akan genap 25 tahun. Aku bekerja sebagai jurnalistik di perusahaan yang didirikan kakak ku sendiri. Bukannya tak ingin mencari pekerjaan lain dan berusaha mandiri, tetapi aku hanya tak mau kakakku kesulitan saja. Lagipula, aku memang menyukai dunia jurnalistik.

"Air, ayo sarapan!"

"Iya...."

Tatapan ku kembali mengedar pada ruang makan yang sepi. Hanya ada ibuku saja.

"Bu, kak Taufan sudah berangkat?"

"Sudah. Baru sepuluh menit yang lalu Taufan pergi."

Aku hanya mengangguk saja. Sangat jarang kakak ku itu berangkat sangat pagi.

'Mungkin ada hal bagus yang ditemukannya.'

Ku kesampingkan dulu masalah kakakku tercinta itu. Saat ini aku ingin fokus menikmati masakan ibu. Siapa tahu ini masakan ibu yang terakhir kali ku nikmati.

.

BoBoiBoy © Animonsta

This FanFiction collaboration between Mei_Rin_18 with SinairuNayu

.

Warning : AU!Mafia, Dunia paralel, Semi-Formal, Typo, OOC, Pembunuhan (mungkin), Kekerasan (mungkin), PoV berganti tanpa peringatan, etc.

Switch ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang