Chapter 13

104 23 0
                                    

BoBoiBoy © Animonsta

This FanFiction collaboration between Mei_Rin_18 with SinairuNayu

.

Warning : AU!Mafia, Dunia paralel, Semi-Formal, Typo, OOC, No EYD, Pembunuhan, Kekerasan (mungkin), PoV berganti tanpa peringatan, etc.

.

DON'T LIKE?

DON'T READ THIS FANFICTION!

.

Banyak hal yang bisa terjadi di dunia ini. Hal yang mustahil akan menjadi tidak mustahil jika Tuhan berkehendak. Salah satunya hal yang terjadi pada Air.

Pemuda yang dalam beberapa bulan akan genap 25 tahun itu harus menerima kenyataan kalau dirinya tidak berada di dunianya. Itu bermula dari tugas yang diberikan oleh sang kakak tercinta sekaligus Bosnya di kantor. Tugas itu berakhir dengan dirinya yang harus menghadapi situasi berbeda dalam 24 tahun lebih hidupnya.

Situasi menegangkan yang mengganggu jiwa tenangnya. Berpacu dengan adrenalin yang berbeda dari biasanya, sampai berakhir terkapar di tempat tidur seperti saat ini.

"Nah, sekarang, tinggal kita berdua~ kukukuku~"

Kalimat itu cukup membuat Air merinding hingga meneguk ludah paksa. Firasat buruk menghantuinya. Pemuda di depannya ini, Solar, memang persis dengan Solar yang dia kenal. Tapi, auranya berbeda.

"Me-memang... ada apa?"

Suaranya yang serak khas orang sakit sangatlah wajar. Yang tak membuatnya habis pikir adalah Solar yang malah tertawa.

"Ke--kena... pa?"

"Hmp-- pfftt-- hahahah! Gak-- hahahahah! Gak papa. Aku... aku-- ahahahahah!"

'Ah, Solar di sini juga sama gilanya ternyata.'

Air menghela nafas. Dia membiarkan saja Solar tertawa sembari berusaha untuk tidur.

'Abaikan saja, Air. Abaikan dia. Ayo tidur biar cepat sembuh dan lihat keadaan kak Taufan.'

Baru beberapa saat matanya terpejam, mata itu sudah terbuka lagi dengan tatapan terkejut.

"Apa sih, Solar? Kenapa memegangku begini?"

Air berusaha menarik tangannya yang digenggam Solar. Bulu kuduknya meremang. Alarm tanda bahaya terus berbunyi dalam pikirannya. Namun sayang, tenaganya tak cukup untuk menjauh.

"Hei, hei~ jangan tegang gitu deh~ aku hanya mau memastikan satu hal darimu. Gimana? Jangan memandangku seperti akan memakanmu hidup-hidup deh. Aku masih waras kok."

Genggaman Solar pada tangan Air terlepas, saat pemuda dengan kacamata visor itu merasa tak ada penolakan dari ucapannya.

"Memastikan apa?"

Senyuman miring mengembang diwajah angkuh itu.

"Kau bukan Air yang kukenal, kan?"

Deg!

Kalau Halilintar yang mengatakannya, Air bisa paham karena pria muda itu memperhatikannya terus. Sementara Solar? Ini pertemuan pertama mereka di sini meski dia memang ingin menemui ilmuwan satu ini.

"... Memangnya kenapa?"

Solar berusaha menahan tawanya. Meski bukan jawaban yang dia terima, tapi pertanyaan Air seakan mengatakan kalau tebakannya benar.

Switch ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang