Chapter 8

121 19 0
                                    

BoBoiBoy © Animonsta

This FanFiction collaboration between Mei_Rin_18 with SinairuNayu

.

Warning : AU!Mafia, Dunia paralel, Semi-Formal, Typo, OOC, no EYD, Pembunuhan (mungkin), Kekerasan (mungkin), PoV berganti tanpa peringatan, etc.

.

DON'T LIKE?

DON'T READ THIS FANFICTION!

.

"Hmm...."

Sejak sepuluh menit yang lalu, Taufan terus memelototi kertas ditangannya dengan alis yang nyaris bertemu. Pria muda yang masih single di umur 28 tahun itu seakan ingin mencabik-cabik kertas di tangannya.

"Eng... Bos? Jadi, bagai... mana?"

Sang asisten yang sejak tadi menunggu sambil berdiri pun memberanikan diri untuk bertanya. Tentu dia lelah menunggu padahal kertas yang dipegang Taufan hanya berisi mengenai skandal dikalangan para artis.

"...."

Rasa frustasi mulai menggerogoti sang asisten yang tak kunjung mendapat jawaban.

"Bos---"

BRAK!

"Ini gak bisa dibiarkan lebih lama. Aku harus tanya lagi pada bocah itu."

Asisten Taufan yang terlonjak dibuat kebingungan saat tengah menenangkan diri.

"Maaf, Bos. Jadi, bagaimana dengan---"

"Kamu ngapain di sini?"

'Sabar. Orang sabar di sayang Tuhan, Fang.'

"Saya menunggu persetujuan Anda mengenai peluncuran berita yang ada di kertas itu, Bos."

Taufan menatap kertas yang dia pegang.

"Oh, memang apa isi beritanya?"

CTAK CTAK

"Bukankah sejak tadi Anda membacanya, Bos?"

"Ha? Gak. Sejak kapan aku baca? Kenapa pula aku memegang kertas ini?"

Kekesalan asisten bernama Fang itu sudah di ujung ubun-ubun. Dia sudah begitu sabar saat sang atasan datang terlambat lima menit dari biasanya apalagi dengan sikap aneh atasannya ini.

"Baca. Saja. Sendiri. Bos."

"Kau berani memerintahku?"

Taufan menatap lamat pada Fang yang langsung menjedukkan kepalanya pada dinding terdekat.

"... Fang, apa kau mulai gila? Ah, sudahlah. Aku gak punya waktu memikirkanmu."

Mengabaikan sang asisten, Taufan membaca kertas yang dimaksud.

"Halah, berita beginian lagi. Ini sumbernya terpercaya gak? Skandal beginian itu harus terbukti. Kita ini harus mengutamakan kebenaran daripada tumor yang beredar!"

"... Rumor, Bos."

"Oh, ya. Rumor maksudku. Ah elah... lidah kepleset dikit---"

Ocehan Taufan dihentikan oleh suara ponselnya. Nama sang Ibu tertera dilayar panggilan masuk.

Switch ParallelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang