Chapter 12 (FLASHBACK)

659 85 7
                                    

"Bagaimana menurutmu jika aku tinggal bersamamu?"

Kataku perlahan, dia membeku di tempatnya menatapku, aku menggigit bibirku menunggu jawabannya

"Sayang, itu adalah ide yang bagus, tapi bukankah ini terlalu dini?"
Dia berkata sambil berjalan kembali ke arahku,

Aku pikir dia akan senang, berlari ke arah ku, mengangkat ku ke udara karena dia sudah menunggu ku untuk mengatakannya, tetapi aku tidak mengerti. Aku melihat ke bawah dan menelan ludah, memegangi gerbang dengan erat dan memberinya senyum paksa, dia menyadarinya ketika dia mengerutkan kening dan merapikan rambutku

"Tidak apa-apa jika kau tidak mau"

"Kau kesal dengan jawabanku?"
Dia dengan lembut memelukku dan bertanya, aku mengangguk di dadanya

"Bukan aku tidak menyukainya Jen, percayalah aku senang kau memikirkannya"

"Lalu kenapa? Kau jadi tidak perlu mengantarku ke sini dan menjemputku setiap hari"

Dia menarik diri dari pelukan untuk melihatku, dia tersenyum dan menangkup pipiku

"Percayalah aku ingin bersamamu, setiap pagi aku bangun, dan sebelum aku tidur, aku ingin sarapan, makan siang, dan makan malam bersamamu. Ya Tuhan, aku punya banyak hal untuk dicoba denganmu sayang"

Dia menatapku seolah aku satu-satunya gadis di dunia

".... dan aku tidak ingin itu terjadi di Apartemen ku"

"Maksudmu apa ?"

"Aku ingin melakukannya di tempat di mana setiap kali kita berada di sana, kita memikirkan segalanya tentang itu"

Mataku terbelalak kaget dan gugup tentang apa yang sebenarnya dia maksud, apakah yang dia maksud .......

"Aku ingin membelikan rumah untukmu, untuk kita, untuk keluarga masa depan kita, jika kau mau"

Dia dengan malu-malu mengatakan bagian terakhir dan memalingkan muka, aku merasa air mataku jatuh hanya dengan mendengar ini, Lisa menginginkan masa depan bersamaku, sebuah keluarga, bagaimana aku bisa begitu beruntung memilikinya?

"Hei, hei, kenapa kau menangis?"

Aku tertawa dan menghapus air mataku lalu meninju lengannya

"Itu karena kau, idiot!! Tentu saja aku menginginkan itu"

"Kaulah yang kuinginkan Jennie, selalu ingat itu"
Dia berbisik di telingaku ketika aku memeluknya

"Aku sangat mencintaimu Lisa, tolong jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi, berjanjilah padaku"

Dia memelukku lebih erat dan membenamkan wajahnya di leherku

"Dan aku juga sangat mencintaimu, aku berjanji sayang"

Aku menghela napas dan melebur ke dalam pelukannya, tiba tiba aku menggigil karna angin dingin, dia terkekeh dan mendorongku perlahan

"Kurasa aku harus pergi sebelum kita berdua sakit"

"Menginaplah untuk malam ini"

"Sampai jumpa besok sore sayang"

Aku cemberut, dia mencium keningku ,lalu aku menarik lehernya dan memberinya ciuman

"Kirimi aku pesan oke? Aku mencintaimu. Hati-hati"

"Masuklah, udaranya sangat dingin"

●●●
(Kantor)

Aku berbalik ketika aku mendengar ketukan di pintu, itu adalah Seulgi, aku tersenyum padanya dan dia masuk ke dalam.

"Aku akan pergi ke kafe di luar, apa kau ingin sesuatu?"

A Bullet for LieutenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang