IX. Pengumuman Mendadak

10 8 3
                                    

Hii, welcome to my short story.

Aku buat ini karena nuangin pemikiran aja jadi sorry banget kalo kadang suka aneh jalan cerita di setiap chapternya karena aku penulis baru, jadi maklumin yaa.

Enjoy!!

----

Kagiatan hari ini sudah selesai, para panitia acara membatu para petugas untuk membersihkan semua hal yang ada disini, termasuk beberapa sampah yang berserakan.

Maghira dan ketiga temannya duduk di salah satu tribun yang ada disana, mereka beristirahat sejenak untuk menenangkan pikiran setelah pertandingan tadi, apalagi Maghira.

"Lo gak beneran marah sama Thea kan?". Tanya Zaksa.

Ia menanyakan hal yang sudah tau jawabannya ini untuk sekedar memastikan, bahwa Maghira tidak benar-benar marah bahkan benci kepada Athena.

Remaja laki-laki yang di tanyai itu menaikkan kedua bahunya acuh lalu pergi meninggalkan Zaksa, Marcus dan Bagas begitu saja.

Zaksa merasa aneh karena ini pertama kalinya melihat Maghira yang tidak menjawab sesuatu tentang Athena, biasanya ia akan pura-pura marah dengan gadis itu agar bisa menjahilinya lagi, tetapi kali ini ia tidak menjawab pertanyaan itu.

Marcus penepuk pundak Zaksa dua kali, "Jadi urusan dia". Zaksa menganggukkan kepalanya.

---

Hari ini adalah hari senin, hari dimana sebagaian siswa mencari alasan untuk tidak sekolah hari ini, bukan hanya karena di adakannya upacara bendera, tetapi karena beberapa pelajaran yang sulit berada di hari ini.

Setelah seluruh kegiatan upacara sudah di laksanakan, seluruh siswa dan siswi kelas sepuluh dan dua belas di persilahkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing.

Siswa kelas sebelas masih berada disana karena tidak ada komando untuk membubarkan barisan, entah sampai kapan.

"Tes... Tes...".

Suara dengungan yang begitu nyaring terdengar di seluruh telinga semua orang yang ada di lapangan itu, seluruh pandangan tertuju pada podium kecil yang berada di tengah-tengah lapangan.

Disana sudah ada Bu Yanti, selaku kepala sekolah SMA Yugahara, "Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak".

"Waalaikumsalam, pagi bu". Seluruh siswa menjawab salam dari wanita cantik yang menjabat sebagai kepala sekolah itu.

"Pada kesempatan kali ini saya akan mengumumkan sesuatu".

"Itu sebabnya saya mengumpulkan seluruh siswa dan siswi kelas sebelas di lapangan".

Mendengar ada kata 'mengumumkan sesuatu' membuat seluruh murid yang menjadi anak nomor dua di sekolah ini menghembuskan nafasnya kasar, lagi-lagi mereka di tahan untuk tetap di lapangan karena ada pengumuman yang kadang tidak penting.

"Kelas sebelas akan pergi berkemah untuk tiga hari dua malam di puncak". Ujar Bu Yanti.

Kata-kata itu membuat sebagian besar murid SMA Yugahara angkatan kelas sebelas itu bersorak riang, akhirnya setelah sekian lama mereka menantikan hal ini, terwujud juga.

Mereka sudah di janjikan oleh seluruh guru termasuk kepala sekolah untuk pergi berkemah, tetapi para guru tidak memberi tahu kapan akan dilaksanakannya kemah ini.

Memang sebagian besar bersorak riang karena mereka akan pergi berkemah selama tiga hari di puncak, tetapi sorak riang itu tidak keluar dari mulut Athena, Rinna dan Milla, mereka hanya menatap datar para murid yang bersorak kegirangan.

"Acara gak penting". Gumam Rinna.

Ia tidak terlalu suka berkemah, apalagi sampai pergi ke puncak, ogah sekali jika harus tidur di tenda dengan ukuran yang kecil dan tidur bersama dengan teman-temannya tanpa matras.

Ia tak masalah dengan tidur bersama teman-temannya di dalam tenda yang kecil, yang jadi masalah adalah jika mereka tidur tidak menggunakan matras.

Athena hanya melirik Rinna sebentar, lalu memusatkan pandangannya lagi kepada kepala sekolahnya itu, ia juga setuju dengan gumam an Rinna, acara seperti ini kadang tidak terlalu berpengaruh pada anak-anak di usia mereka, bahkan bisa menyebabkan sesuatu yang tidak berada di ekspetasi mereka.

Bukannya ia tidak suka berkemah, hanya saja banyak pengalaman buruk yang ia dengar tentang kemah, apalagi harus memasuki hutan dan lain-lain.

Mereka bukan anak manja, hanya saja mereka tidak biasa melakukan sesuatu yang tidak berpengaruh pada diri nya sendiri.

"Jumat kita akan pergi berkemah, dan pulang hari minggu". Lanjur Bu Yanti.

Sedangkan Milla, ia hanya bisa menatap malas kepala sekolah yang berdiri di atas podium kecil itu, ia juga sedikit setuju dengan Rinna, acara seperti ini kadang tidak berguna, tetapi banyak yang mengatakan jika melakukan kemah di pegunungan afau yang lain membuat rasa solidaritas kita naik, Milla sih percaya gak percaya.

Remaja laki-laki yang berdiri tepat di sebelah Athena hanya menatap datar kepala sekolah yang juga tante dari sahabat nya itu, Zaksa sama sekali tidak tertarik dengan acara seperti ini, apalagi jika mereka pergi ke tempat yang datarannya lumayan tinggi dan membuat sinyal di atas sana tidak terlalu bagus, membuat dirinya sangat sulit untuk mengabari pujaan hatinya.

Bagas dan Marcus ikut bersorak kegirangan, walaupun mereka berdua tidak melakukan apapun di sekolah ini selain belajar, mereka juga bosan berada di tempat ini setiap hari, apalagi bertemu dengan Zaksa dan muka datarnya.

"Beberapa kegiatan akan di beri tahu oleh anggota OSIS yang menjabat".

"Sekian dari saya, Wasalamualaikum". Bu Yanti menuruni podium itu secara perlahan dan berjalan menuju ruangannya.

Setelah menjawab salam, seluruh barisan di bubarkan dan di persilahkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing, "The, ayok!". Ajak Rinna saat melihat Athena yang masih diam berdiri di sampingnya.

"Duluan". Jawab Athena yang langsung di angguki oleh Rinna.

Bagus dan ke empat temannya berjalan menuju kelas, dan saat ingin melewati Athena, Bagus memberhentikan langkahnya, sedangkan ke empat temannya berjalan begitu saja.

"Sinting, sejak kapan kita di kasih tugas buat bikin kegiatan kemah?". Gumam Athena bertanya-tanya.

Ia tidak tau bahwa perkemahan kelas sebelas akan dilaksanakan dalam beberapa hari lagi, dan baru saja Bu Yanti mengatakan bahwa seluruh kegiatan kemah sudah di rancang oleh anggota OSIS.

"Emang kita pernah rapat bahas kemah?". Tanya Bagus pada Athena.

Ia juga tidak tau bahwa anggota OSIS di tugas kan untuk membuat kegiatan dalam acara perkemahan ini.

Athena menggelengkan kepalanya, jujur saja jika ia selaku sekertaris OSIS di suruh untuk menuliskan seluruh kegiatan yang akan di selenggarakan pada acara kemah dalam kurung waktu kurang dari seminggu untuk membuatnya ia tidak sanggup.

Acara pensi saja ia kerjakan dalam waktu dua minggu lebih, apalagi ini.

----

TBC
VOTE!!!

Pelan pelan ya HEHE

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang