XVIII. "Lo gak apa-apa?".

9 4 0
                                    

Hii, welcome to my short story.

Aku buat ini karena nuangin pemikiran aja jadi sorry banget kalo kadang suka aneh jalan cerita di setiap chapternya karena aku penulis baru, jadi maklumin yaa.

Enjoy!!

---

Pintu itu langsung terbuka saat Athena dan Bagus menggunakan tenaga mereka lebih besar dari sebelumnya, di saat yang bersamaan juga ada Rio dan beberapa orang lainnya berada di depan pintu tersebut.

Rio dan Kevin langsung mencoba mengeluarkan semua adik kelasnya yang ada di dalam sana, "Astaga, kalian gak apa-apa?". Tanyanya.

"Lula, Lula, Lula!". Ujar Athena langsung menarik sahabat kecilnya secara perlahan, sedangkan gadis cantik itu langsung di bopong oleh beberapa orang di sana untuk di bawa ke tempat kemah lagi.

Rinna mencoba untuk menghilangkan pikiran buruk yang ada di kepalanya, sekarang yang harus di pikirkan adalah Lula, kondisi gadis itu sedang tidak stabil.

Mereka langsung berjalan cepat menuju perkemahan kembali, agar Lula bisa cepat di tangani, Athena sedikit meringis saat ada setitik air hujan yang jatuh dari pohon di atasnya mengenai tangannya.

Ia melihat sekilas ke arah tangannya, dan dengan cepat mengusapkannya ke baju yang ia kenakan.

Bagus yang berada tepat di sebelahnya tak sengaja mendengar ringisan Athena, saat gadis itu mengecek telapak tangannya, ia melihat ada beberapa goresan yang lumayan besar terpampang jelas disana, tetapi dengan cepat nya gadis itu mengusap luka tersebut.

Setelah perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya mereka pun sampai di area perkemahan kembali, dan Lula langsung di bawa ke tenda kesehatan untuk segera di tangani.

Zaksa yang sedang duduk di depan tenda pun langsung berdiri menghampiri temannya yang baru saja di temukan oleh kaka kelasnya itu, ia juga sedikit melirik ke arah Lula yang di bopong oleh beberapa orang disana.

"Duduk dulu, Gus!". Perintah Zaksa yang pasti tidak akan di bantah oleh Bagus.

Remaja laki-laki itu duduk di kursi yang ada di dekatnya di ikuti oleh Zaksa dan saudara kembarnya, Maghira dan Marcus mendekati mereka, "Sorry".

Ucapan maaf yang terucapkan oleh Maghira membuat Bagus mengerutkan dahinya bingung, "Buat?".

"Gue yang udah tuker petunjuk arahnya".

Bagus menghembuskan nafasnya kasar, ia sudah tau pasti ada yang mengubah petunjuk arah itu, dan orang nya adalah temannya sendiri, ia yakin bahwa tujuan Maghira mengubah itu karena ingin menjahili Athena.

"Gak apa-apa, yang penting gak ada yang luka". Jawab Bagus sambil tersenyum.

Maghira yang berdiri di depannya juga ikut tersenyum, ia mengira bahwa temannya itu akan marah atau benci kepadanya, tapi ternyata tidak.

Tak lama tiga gadis cantik keluar dari dalam tenda kesehatan, "Gue sama Milla ke tenda dulu ya". Ujar Rinna kepada Athena.

Gadis berambut hitam kecoklatan itu menganggukkan kepalanya, lalu berjalan menuju api unggun yang berada di tengah-tengah.

Maghira langsung mengikuti Athena dari belakang, "The, lo gak apa-apa?".

Athena menoleh ke arah sumber suara, ada Maghira yang tumben-tumbenan menanyakan kabarnya, "Gak apa-apa". Jawabnya dengan sedikit tersenyum.

Ia langsung duduk di dekat api unggung itu untuk menghangatkan badannya, ia meniup pelan telapak tangannya untuk menghilangkan kotoran kecil, tetapi karena Athena terlalu lama meniupnya, laki-laki yang duduk di sebelahnya itu melihat apa yang terjadi pada telapak tangannya.

"Lo gak apa-apa?". Tanya Maghira sekali lagi.

"Gak apa-apa, Ghi". Jawab Athena sabar.

"Tapi tangan lo luka".

"Gak apa-apa". Ujaranya sambil melihat telapak tangannya sekali lagi, ia melihat begitu banyaknya goresan di tangannya.

"Tapi tangan lo luka, The!".

"Gue gak apa-apa, Ghi. Yang kenapa-kenapa tuh Lula, bukan gue!". Jawabnya dengan nada yang lumayan tinggi.

Maghira sedikit terkejut dengan nada bicara gadis di depannya ini, sekesal-kesal nya, ia tidak pernah mendengar nada itu keluar dari mulut gadis tersebut, tetapi hanya masalah luka seperti ini Athena bisa berbicara dengan nada tinggi seperti itu.

Marcus pergi menghampiri mereka berdua dengan kotak P3K yang berada di tangannya, "Bagus bilang tangan lo luka". Ujarnya sambil memberikan kotak tersebut.

Athena menoleh dan langsung mengambil kotak P3K itu, "Makasih". Marcus menganggukkan kepalanya dan langsung pergi menjauh dari mereka, ia tidak mau mengganggu.

Mendengar ringisan yang keluar dari mulut Athena saat ingin mengobati luka di tangannya membuat Maghira langsung mengambil alih kotak tersebut dan mengobati tangan Athena.

Ia juga merasa bersalah ketika melihat goresan yang lumayan besar itu terukir di telapak tangan halus gadis cantik di depannya ini, ini juga salahnya karena mengubah petunjuk arah, dan ini juga salahnya karena Lula yang di tangani begitu serius oleh panitia.

Ia ingin mengatakan yang sejujurnya tentang petunjuk arah yang berubah itu, tetapi ia merasa bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

Tanpa mereka sadari kini keduanya sedang berada di posisi yang sangat rawan, dengan tangan Athena yang mengadah agar memudahkan Maghira untuk mengobatinya, tetapi jarak bibir Athena dengan pipi laki-laki itu sangatlah dekat.

Bahkan hidung mancung Athena hampir mengenai rahang tegas tersebut. Maghira tidak sengaja menekan luka yang ada di telapak tangan gadis itu, membuat Athena langsung meringis kesakitan, karena ringisan itu, Maghira reflek menoleh ke arah Athena.

Saat Athena sedang menahan rasa perih itu, ia memutuskan untuk memejamkan matanya, tetapi ada yang terasa aneh pada wajahnya, ia merasa ada hembusan nafas yang sangat dekat, ia memutuskan untuk membuka matanya secara perlahan.

Ia langsung membulatkan matanya, ternyata hidungnya dan Maghira sekarang sedang bersentuhan, mata keduanya kini bertemu, Athena melihat manik mata Maghira yang begitu tegas, sedangkan Maghira, ia sedang menahan sesuatu agar tidak terdengar oleh gadis di depannya ini.

Karena tidak ingin berlama-lama dalam posisi seperti ini, Maghira segera memiringkan kepalanya.

Cup.

Ciuman di pipi kanan Athena membuat beberapa orang yang melihat mereka terkejut, apalagi Athena yang semakin membulatkan matanya besar.

Maghira langsung menutup kotak P3K itu dan mengembalikannya kepada petugas kesehatan.

Gadis yang baru saja di beri kecupan oleh laki-laki selain ayahnya itu pun masih membeku dalam duduknya, ia masih tidak menyangka bahwa Maghira melakukan hal seperti itu barusan, ia memang belum mengenal Maghira, tetapi ia juga tidak mengira bahwa laki-laki itu akan berperilaku seperti ini.

Jantung gue! Batinnya, ia meletakkan telapak tangannya di dada, ia merasa detak jantungnya tidak beraturan sekarang, dan semua ini karena Maghira.

----

TBC
VOTE!!!

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang