XIX. Baik

8 3 0
                                    

Hii, welcome to my short story.

Aku buat ini karena nuangin pemikiran aja jadi sorry banget kalo kadang suka aneh jalan cerita di setiap chapternya karena aku penulis baru, jadi maklumin yaa.

Enjoy!!

----

Sudah beberapa hari berlalu tetapi Maghira belum juga mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Athena, jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, ia sudah siap dengan seragam lengkap di tubuhnya, ya gak lengkap juga sih.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, ia memutuskan untuk langsung berangkat ke sekolah karena takut telat dan akan berakhir di hukum lagi.

"Jangan bikin masalah lagi! Mama kasian liat tante kaya gitu", peringatan yang di keluarkan oleh mamanya itu sedikit membuat niat baik Maghira muncul untuk tidak berbuat masalah lagi di sekolah.

Ia segera mengambil motornya yang berada di garasi, "Ghira berangkat dulu ma!". 

Tina menganggukkan kepalanya, sebenarnya ia juga tidak yakin dengan anaknya yang tidak akan membuat masalah lagi di sekolah, ia selalu memperingatkan Maghira untuk tidak berbuat masalah di sekolah tetapi yang  namanya anak muda apalagi pada masa SMA tidak bisa di kendalikan.

Remaja laki-laki dengan jaket kulit hitam yang melekat di tubuhnya itu mengendarai motor dengan kecepatan sedang, ia tidak terburu-buru juga ke sekolah jadi tidak harus menggunakan kecepatan tinggi untuk mencapainya.

Lampu rambu lalu lintas yang berubah menjadi warna merah membuat dirinya harus memberhentikan kendaraannya, tak lama setelah itu ada mobil hitam dengan kaca yang lumayan gelap berhenti tepat di sebelahnya, ia hanya menoleh sedikit ke arah mobil tersebut.

Ia menunggu sekitar lima menit untuk lampu rambu lalu lintas itu berubah menjadi warna kuning lalu hijau, tetapi saat lampu tersebut berubah menjadi warna hijau bukannya jalan, orang yang mengendarai mobil di sebelahnya malah keluar dan berlari ke arah kiri.

-----

Kini dua orang gadis cantik sedang mendengarkan lagu yang mereka sukai sembari menunggu lampu yang memberhentikan mereka ini berubah menjadi hijau, tetapi saat lampu itu berubah menjadi kuning lalu hijau, ia melihat ada seseorang yang ingin menyebrang jalan dari arah sebelah kiri.

Dengan cepat ia menjulurkan tangannya kebelakang seperti meminta sesuatu kepada temannya, setelah temannya memberi apa yang ia minta, ia langsung keluar dari mobil nya dan berlari ke arah sesorang yang ingin menyebrang itu.

Gadis tersebut membantu wanita paruh baya yang sudah terlalu tua untuk berjualan menyeberangi jalan, walaupun sebenarnya ia bingung juga cara menahan kendaraan yang ingin berjalan saat lampu hijau seperti ini.

"Ayo bu!". 

"Gak usah neng, saya bisa sendiri".

"Gak apa-apa, ayo bu!"

Saat ia sedang membuka tangannya untuk memberi tanda kepada para pengendara untuk berhenti sebentar agar ia bisa menyeberangi wanita paruh baya ini, ia melihat ada tiga motor dan satu mobil  yang sangat ia kenali sedang berhenti di depan kendaraan yang ada di sana untuk menahan agar tidak melajukan kendaraannya.

Ia langsung tersenyum manis, Bagas, Marcus dan Zaksa tersenyum di balik helmnya, sedangkan Bagus yang menaiki mobil menganggukan kepalanya. Melihat itu ia sangat berterima kasih kepada teman-temannya ini, jika tidak ada mereka yang menahan para kendaraan yang ada di belakangnya itu, mungkin sekarang ia dan ibu-ibu di sebelahnya ini sudah bingung dengan banyaknya kendaraan yang lewat.

Karena tidak mau membuat pengendara lainnya menunggu, dengan secepat kilat ia berusaha untuk menyeberangi wanita paruh baya di sebelahnya ini, setelah menyberangi nya ia langsung memasukan beberapa lembar uang berwarna merah ke dalam saku baju ibu tersebut dan berlari menuju mobilnya.

Maghira yang tidak melepaskan pandangannya dari Athena yang melakukan itu semuanya hanya bisa menatap takjub gadis itu, ia melihat ekspresi wanita paruh baya yang gadis itu berikan uang tersebut berteriak terima kasih membuat hatinya menghangat, mungkin bagi Athena uang segitu tidak ada apa-apanya, tetapi bagi orang seperti wanita paruh baya yang kekurangan ekonomi seperti itu sangat bermanfaat.

Suara kelakson yang terdengar keras di telinga Maghira membuat ia tersadar dari lamunan hangatnya tentang gadis yang membawa mobil di sebelahnya ini, saat melihat ke samping mobil hitam tersebut sudah tidak ada di sana, dengan cepat ia langsung melajukan kendaraannya ke sekolah sebelum banyak kendaraan yang mengelaksoni nya.

Selama perjalanan banyak hal yang ia pikirkan, apakah ia segitu jahatnya kepada Athena? ia sudah menjahili gadis itu berkali-kali dan yang paling parah adalah petunjuk arah itu, gadis itu sangat baik kepada orang lain, apalagi kepada Lula, Athena sangat menjaga sahabat dari lahirnya itu.

Saat kemarin mereka tersesat dan Lula yang kembali dengan keadaan seperti itu, membuat Athena lebih banyak melamun dan tidak mementingkan dirinya sendiri, ia juga tidak peduli dengan telapak tangannya yang terdapat banyak luka gores. Gadis itu terlalu peduli pada orang lain hingga tidak peduli dengan dirinya sendiri.

----
TBC
VOTE!!!

Sejujurnya chapter ini dikir banget tapi biar update aja xixi

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang