OHANA.
Hari masih pagi tapi Rose sudah dibuat kelimpungan. Gimana enggak? Baru bangun tidur tapi Jeffry sudah mengeluh pusing dan bandan pegel linu. Belum lagi suhu badannya yang menghangat."Mendingan gak usah ngantor dulu deh, Jeff. Badan kamu anget gini. Istirahat di rumah aja."
"Gak bisa, babe. Hari ini aku ada meeting sama client mau bahas desain yang udah aku buat."
Rose menghela napas lelah. Dari tadi Ia berusaha membujuk Jeffry untuk tidak berangkat kerja tapi tidak berhasil. Bukan bermaksud apa-apa, Rose hanya khawatir karena jarang-jarang Jeffry deman seperti ini.
Sebenarnya wajar saja Jeffry demam karena memang beberapa hari belakangan ini Ia sering lembur sampai pagi untuk menyelesaikan desain-desain rumah pesanan client. Rose juga sudah mengingatkan Jeffry untuk selalu menjaga kesehatan tapi sepertinya tak terlalu dipedulikan oleh pria itu. Maklum, kalau Jeffry sudah asik dengan sesuatu pasti yang ada di sekitarnya akan terlupakan.
"Meetingnya gak bisa diundur, Jeff?"
"Enggak bisa."
"Meetingnya penting banget, ya?"
"Iya."
"Penting mana sama kesehatan kamu?"
"Jelas penting kesehatan aku. Tapi meeting kali ini bener-bener gak bisa dibatalin karena udah pernah diundur sebelumnya. Janji nanti aku gak bakal aneh-aneh."
"Yaudah, boleh kerja."
Pada akhirnya Rose memilih mengalah karena dari tadi Jeffry sudah memasang wajah memohon membuat Rose jadi tidak tega. Rose juga merasa kasian pada suaminya itu karena Ia tahu perjuangan Jeffry membuat desain ini.
"Yes, makasih sayang kamu emang paling pengertian."
"Hilih. Ada syaratnya tapi," ucap Rose. Ia tidak akan dengan mudah melepaskan Jeffry begitu saja. "Habis meeting langsung pulang. Kamu minta cuti setengah hari sama atasan kamu. Titik. Gak ada penawaran lagi," lanjutnya.
"Okey, deal."
***
"Jeje, Nana, kalian mainnya berdua aja, ya. Bunda mau ngurusin Ayah dulu. Tahu kan harus apa?" tanya Rose kepada si kembar.
Sepulang sekolah tadi, Rose langsung memandikan si kembar. Saat ini si kembar pun sudah wangi dan siap untuk bermain lagi.
"Gak boleh berisik soalnya Ayah lagi sakit," jawab si kembar dengan kompak.
"Pinternya anak Bunda," ucap Rose.
Rose pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya dengan Jeffry. Hal pertama yang Rose lihat saat membuka pintu kamar adalah Jeffry yang sedang tertidur di balik selimut. Rose pun mendekat ke ranjang yang ditiduri Jeffry.