Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku Jeje. Kamu siapa namanya?"
"Renjun."
"Injun?"
"Bukan Injun tapi Ren-jun."
"Oh, Injun."
"RENJUN!"
"Ih, Jangan marah sama Jeje. Nama kamu susah sih, Jeje kan gak bisa ngomongnya. Jeje panggilnya Injun aja, ya?"
"Yaudah deh gak papa."
"Kalau gitu mulai sekarang kita temenan, okey?" Jeje mengulurkan tangan kecilnya untuk dijabat.
"Okey," jawab Injun sambil menyambut uluran tangan Jeje.
Mulai sekarang mereka berteman.
***
Saat ini TK si kembar sedang istirahat. Mereka bisa bermain sepuasnya dengan berbagai permainan di playground. Namun, Nana hanya bisa menatap sendu sang kembaran yang sedang bermain seluncuran dengan teman barunya itu. Ia merasa sedih.
Di hari pertama masuk TK, Jeje berkenalan dengan salah satu teman baru. Injun namanya. Sejak saat itu mereka menjadi akrab dan selalu bermain bersama.
Sebenarnya Nana juga diajak main, tapi Nana masih belum terbiasa dengan keberadaan Injun di antara mereka berdua. Biasanya kan dia hanya bermain berdua dengan Jeje. Di playgroup dulu mereka juga selalu begitu. Jadi, menurut Nana keberadaan Injun saat ini membuat Ia sedikit tersisihkan.
"Nana ayo main yang lain. Main puter-puter yang itu yuk," ajak Jeje kepada Nana setelah Ia menyelesaikan permainan seluncurannya.
"Yuk," jawab Nana. Ia senang karena akhirnya Jeje mengajaknya bermain. Karena sedari tadi Ia hanya menonton Jeje dan Injun bermain seluncuran dari bawah.
"Tunggu Injun dulu, Nana. Dia belum turun, nanti kita sama-sama main puter-puternya, ya." Jeje menahan tangan Nana yang hendak mengajaknya ke permainan yang dimaksud.
Mengetahui reaksi Jeje yang seperti itu, Nana menjadi sedih lagi. Ia mengira Jeje hanya mengajaknya bermain berdua, kenapa harus mengajak Injun juga sih?
"Jeje, jadi main puter-puter kan?" Injun menghampiri si kembar sesudah Ia selesai bermain seluncuran.
"Jadi, let's go!" Jeje berucap semangat. Namun, reaksinya berbanding terbalik dengan Nana.
"Nana kok diem aja kenapa?" tanya Injun yang menyadari Nana hanya bergeming. "Nana lagi sakit, ya?" lanjutnya.
"Eh, sakit? Coba sini Jeje liat." Jeje menempelkan tangannya di kening sang kembaran. Mengecek kalau-kalau apa yang dikatakan Injun benar.