OHANA.
Ramainya bandara siang hari itu tidak menghilangkan raut mendung dari wajah Si Kembar, Jeje dan Nana. Weekend yang biasanya mereka habiskan dengan family time terpaksa harus ditunda sampai minggu depan karena Si Kepala Keluarga, Jeffrey, harus melakukan perjalanan bisnis ke Singapura selama seminggu."Nangisnya udahan dong, Na. Malu itu diliatin banyak orang," ucap Rose sambil menatap jengah sang anak. Ia mulai lelah menghadapi drama sang anak yang sudah berlangsung sejak semalam.
Nana yang masih sesenggukan dalam gendongan Jeffrey hanya membalas dengan gelengan dan semakin mengeratkan pelukannya pada Jeffery. Anak itu juga masih menangis sampai membuat kemeja Jeffrey basah. Rose hanya bisa menghela nafas lelah. Memang, sejak turun dari mobil Nana sama sekali tidak mau lepas dari Jeffrey dan meminta untuk terus digendong.
"Gak mau, Nana sedih Bunda. Seminggu kedepan Nana gak bisa main sama Ayah."
"Lebay banget kamu, Na. Kan masih bisa telfon atau video call sama Ayah nanti."
"BEDA!"
"Ssttt! Iyaa, beda. Tapi jawabnya jangan sambil teriak gitu, Nak."
Jeffrey hanya terkekeh geli menghadapi tingkah sang anak. Wajar saja sih, Nana bersikap begitu. Hal itu dikarenakan mereka hampir tidak pernah berpisah dengan Jeffrey dalam waktu yang cukup lama.
Lain lagi dengan Jeje. Anak itu memang tampak lebih tegar dari kembarannya. Bahkan sejak Jeffrey pamit kepada si kembar, Jeje sama sekali tidak menangis dan hanya 'iya-iya' saja saat Jeffrey mengatakan dirinya akan pergi selama seminggu.
Namun, lihatlah tingkah Jeje saat ini. Ia memang belum menangis tapi sudah akan menangis. Iya, sejak tadi Jeje berusaha mati-matian untuk tidak menangis padahal matanya sudah berkaca-kaca. Tangan-tangan kecilnya pun terus memeluk kaki Jeffrey, seakan menahan sang ayah untuk tidak pergi.
"Jeje, kaki Ayah jangan dipegangin terus, dong. Dari tadi Ayah susah jalan lho, ini," protes Jeffrey. Bagaimana tidak, Jeje sudah menggelendoti kakinya sejak dari parkiran mobil sampai pintu keberangkatan bandara, sampai membuat Jeffrey kesulitan berjalan.
"Jeje pegangin kaki Ayah biar gak pergi," ucap Jeje lirih.
Lagi-lagi Rose hanya menghela nafas lelah dengan tingkah anaknya.
"Udah, Je. Ayah cuma pergi seminggu buat kerja. Cari uang biar Jeje sama Nana bisa beli mainan."
"Seminggu itu lama, Bunda," jawab Jeje dengan suara bergetar.
Tak ingin berlama-lama menghadapi drama si kembar, Rose segera mengkode Jeffrey untuk segera mengakhirinya sebelum bertambah runyam.
"Udah, anak kembar Ayah gak usah sedih lagi. Ayah perginya cuma seminggu, enggak lama."