OHANA.
Hujan dengan intensitas sedang yang sejak semalam masih mengguyur sungguh mendukung suasana sore ini. Sore yang dingin di hari Rabu membuat siapa saja ingin bermalas-malasan. Begitu pula yang dirasakan dengan Rose, ibu dari si kembar. Keinginan untuk terlelap di ranjang yang empuk atau sekadar berendam dengan air hangat setelah seharian lelah bekerja benar-benar menguasainya. Namun, selama ada si kembar sudah dipastikan tidak ada lagi istilah ketenangan.Rose menyentuh kepalanya yang terasa pening dan menghela napas lelah. Setelah seharian sibuk bekerja di puskesmas, saat ini Ia harus berhadapan dengan kekacauan akibat ulah si kembar. Tidak ada Jeffry yang biasa membantu karena pria itu memang belum pulang dari bekerja.
Berbeda dengan sang ibu, si kembar tampak asik bermain dengan dunianya. Jeje berlari mengitari ruang keluarga dengan tangan kanan yang menggenggam krayon hijau untuk menciptakan sebuah mahakarya di dinding rumah. Sementara Nana sedang berteriak heboh menyoraki kembarannya. Bahkan suaranya sampai mengalahkan suara hujan di luar sana.
Ingin memarahi mereka, tetapi sepertinya si kembar sudah terlalu kebal dengan segala bentuk omelan dari Rose. Pusing. Benar-benar pusing.
"Bunda liat!" seru Jeje menunjuk gambarannya yang baru saja Ia selesaikan. Sebuah gambar karakter Superwings favorit Jeje yang khas tangan anak-anak terpampang nyata di dinding sebelah tv. Cukup bagus sih untuk anak seusia Jeje. Namun, lebih bagus lagi jika gambar itu digambar di buku gambar bukan di dinding rumah.
"Wow, bagus banget!! Jeje pinter," ucap Nana sambil mengacungkan kedua jempolnya ke udara.
"Iya bagus." Rose tersenyum masam. "Lain kali gambarnya di kertas atau di buku gambar ya. Kalau gambar di tembok jadinya kotor, susah dibersihin," lanjutnya.
"Iya Bunda tapi gak janji," jawab Jeje yang diikuti tawa khasnya. Bahkan matanya pun ikut tertawa bersamanya.
Okay, sepertinya Rose harus banyak-banyak bersabar.
***
"Bunda laper."
Nana mendekati Rose yang terduduk di sofa ruang keluarga lalu mengalungkan kedua lengannya di leher Rose, berniat untuk merajuk.
"Laper? Mau makan apa? Nanti Bunda masakin."
"Enggak mau makan nasi tapi. Mau nya makan camilan."
Rose mengangkat alisnya, heran mendengar jawaban Nana. Tapi Rose sudah hafal kalau si kembar sudah bersikap seperti ini pasti permintaannya bukan permintaan biasa.
"Kalau makan camilan bukan makan namanya tapi ngemil."
"Ih, sama aja tau. Boleh ya Bunda? Nana mau makan camilan."