OHANA.
Rose gak habis pikir sama ide Jeffry yang tiba-tiba aja ngajak dia sama anak-anak camping ke puncak di weekend minggu ini. Pokoknya mendadak banget. Rose yang baru aja pulang kerja di Jumat sore ini aja kaget pas denger Jeffry ngomong rencananya dengan sumringah."Ini kamu serius?" Rose bertanya untuk yang kesekian kalinya sambil menyiapkan baju mereka untuk camping besok.
"Iya, sayang."
"Tumben-tumbenan."
Jujur, Rose masih kaget walaupun sebenernya Ia seneng banget Jeffry mengajak mereka camping ke puncak. Biasanya kalau weekend, mereka sekeluarga lebih sering menghabiskan waktu ke tempat yang dekat-dekat aja. Jadi, momen seperti ini tuh memang jarang banget terjadi di keluarga kecil mereka. Alasannya udah jelas karena kesibukan Jeffry dan Rose.
Jeffry itu jarang banget ada waktu luang di weekend karena pasti Jeffry selalu ada kerjaan, entah itu mengecek proyek, ngerjain deadline design, atau pun meeting sama koleganya. Jeffry baru benar-benar off dari kerjaan kalau si kembar libur sekolah, itu pun hanya dua kali dalam setahun. Rose sendiri yang berprofesi sebagai dokter memang harus selalu siap sedia kalau tiba-tiba ada kasus gawat dan harus Ia tangani meskipun itu di hari libur.
"Mumpung ada waktu. Kalau direncanain dari jauh-jauh hari malah biasanya cuma wacana," jawab Jeffry yang sedang membantu Rose untuk memasukkan baju mereka ke tas yang akan dibawa camping besok, "besok sebelum jam 6 pagi semua udah harus siap, ya. Jam 6 pagi kita berangkat," lanjutnya.
"Jeff, ini tempat camping, tenda, sama makanannya kamu udah beneran nyiapin, kan? Soalnya sekarang udah jam 8 malem, gak sempet kalau mau belanja makanan sama keperluan lainnya ke super market," ucap Rose, mengingat stok makanan di rumah mereka yang terbatas. Ia belum sempat berbelanja bulan ini.
Jeffry yang lagi beres-beres baju seketika menghentikan kegiatan. Ia tampak berpikir sebentar, sebelum mengecek sesuatu di ponselnya.
"Tempat sama tenda udah aman, sih. Kalo makanan...," Jeffry terdiam sesaat, "Emm, di rumah lengkap, kan, Yang?"
Gak tau kenapa sehabis mendengar ucapan Jeffry, rasanya darah Rose sudah mendidih sampai ke ujung ubun-ubun.
"Tuh kan, udah aku tebak pasti ada yang kelewat," sahut Rose kesal, "makanya kalau punya rencana tuh jangan mendadak. Kalau gini kan aku juga yang repot, hih."
"Iya-iya, maaf, Sayang. Aku pikir kamu udah belanja bulanan."
"Mana ada, dari kemarin aku belum sempet ke super market. Gak tau lah, pokoknya kamu nyebelin."
"Duh, jangan ngambek, Yang. Habis ini kita belanja, yuk. Aku anterin keburu super marketnya tutup."
Ya, akhirnya malam itu, mau tak mau Jeffry dan Rose pergi berbelanja ke super market bersama dengan si kembar yang gak mungkin ditinggal berdua aja di rumah malam-malam.