OHANA.
Sudah sebulan ini Jeffry dan Rose dibuat pusing dengan kelakuan si kembar. Sebenarnya memang sudah biasa si kembar berbuat onar, bertengkar, dan lain sebagainya, tetapi yang kali ini lebih ekstra. Super duper ekstra sampai membuat Jeffry dan Rose angkat tangan."Jeff, kamu ngerasa gak sih kalau Jeje sama Nana sekarang lebih susah dibilangin?" tanya Rose. Saat ini pasangan suami istri itu tengah bersantai selepas menidurkan si kembar.
Jeffry mengangguk setuju. Mengingat seminggu belakangan ini saat Ia menemani si kembar bermain, sungguh benar-benar menguras tenaga fisik dan batin.
"Mereka jadi lebih gak ke kontrol. Kalau mau sesuatu tapi gak diturutin pasti langsung nangis sambil ngerengek-rengek. Padahal sebelumnya mereka gak gitu," timpal Jeffry.
"Atau karena kita kerja jadi gak perhatiin mereka? Atau jangan-jangan ini gara-gara aku mulai kerja lagi?!"
"Rose, jangan pikirin sesuatu yang negatif dulu, okey? Kita cari solusinya bareng-bareng." Jeffry pun merangkul Rose sambil mengusap bahunya. Sudah paham sekali Jeffry dengan sifat sang istri yang seringkali over thingking terhadap suatu hal.
"Kayanya kita perlu ngecat ruangan ini lagi, deh," sahut Jeffry.
"Iya, aku setuju. Kamar si kembar juga perlu dicat. Yang di sana lebih gak karuan lagi bentuknya."
Memang dinding ruang keluarga yang saat ini mereka tempati bentuknya sudah tidak karuan, penuh dengan coretan yang saling tumpuk, dan warna yang saling tabrak. Hanya dinding bagian atas saja yang terlihat bersih karena si kembar masih tak sampai untuk menggambar di sana.
Awalnya memang hanya satu dua coretan, Jeffry dan Rose pun masih bisa maklum. Namun, lama-kelamaan coretan itu terus bertambah. Tiba-tiba bertambah jadi 4 lalu bertambah lagi 5, besok lagi bertambah 7, dan besoknya lagi terus bertambah sampai tidak bisa dihitung saking banyaknya. Dinding kamar si kembar pun nasibnya juga sama dengan dinding ruang keluarga, malah lebih parah, menurut Rose.
"Rumah kita udah persis kaya tembok tk nya si kembar."
"Iya, versi low budget makanya digambar ngawur."
***
"Jeff ini serius kita bakal ngelakuin rencana yang kemarin?"
"Iya, kita udah diskusi, kan? Kamu juga udah setuju tinggal eksekusi."
"Okey, kamu sama Nana. Biar Jeje sama aku."
"Sip."
***